Carilah Rezeki yang Halal, Jauhi yang Haram (Bagian 2)

Lanjutan dr Carilah Rezeki yg Halal, Jauhi yg Haram

Merupakan hal yg lumrah pula di tengah-tengah penduduk , kebiasaan suka menunda dlm memberikan hak orang lain.

Sebagian orang yg tak paham berpendapat, menangguhkan hak orang lain & mengkonsumsi harta orang lain, ialah hal yg akil & cerdas, padahal hal itu akan menghapus keberkahan & kebaikan harta yg dimilikinya.

Allah Ta’ala telah mengancam orang yg memberdayakan seorang buruh akan tetapi tak memberikan haknya, lewat mulut Nabi-Nya, yg mana Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

قَالَ اللهُ ثَلاَثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ، وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيْرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ

“Allah Ta’ala berfirman, ‘Ada tiga golongan orang yg kelak pada hari kiamat akan menjadi musuhku.

Seorang yg berjanji setia kepadaku lalu dia ingkar (berkhianat); seorang yg memasarkan orang yg merdeka (bukan budak) kemudian memakan uang harga penjualannya; seorang yg memperkerjakan seorang buruh, namun sehabis menyelesaikan pekerjaannya orang tersebut tak memberinya upah.” (HR. Al-Bukhari).

Banyak manusia yg suka menghemat hak orang lain, dgn tak memberikannya dengan-cara sarat pada mereka. Allah Ta’ala telah memperingatkan sifat jelek ini melalui firman-Nya,

وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ

Celakalah bagi orang-orang yg curang (dalam menakar & menimbang).” (QS. Al-Muthaffifin: 1).

Berhati-hatilah wahai saudaraku, jangan sampai kebakhilan menggiringmu ke neraka jahanam.

Ketahuilah, bahwa dunia tempat berinfak bukan kawasan hisab (semua amal diperhitungkan), sementara darul baka daerah hisab bukan tempat bederma.

Oleh alasannya itu, bersiap-siaplah & berhati-hatilah, jangan hingga Allah menimpakan adzab kepadamu tatkala ananda gegabah.

  Inilah 3 Cara Menghindari Kesedihan (Bagian 3)

Jauhilah segala jenis bentuk yg haram, biar ananda menjadi orang yg doanya mustajab (dikabulkan), sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pada Sa’ad,

يَا سَعْدُ أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ

“Wahai Sa’d, perbaikilah makananmu maka ananda akan menjadi orang yg doanya mustajab.”(HR. Ath-Thabrani).

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menceritakan kisah,

الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

“Ada seorang pria yg melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut & berdebu. dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa,

”Wahai Rabbku, wahai Rabbku” sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, & (perutnya) dikenyangkan dgn kuliner haram, maka bagaimana mungkin orang seperti ini dikabulkan doanya.” (HR. Muslim).

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Carilah Rezeki yg Halal, Jauhi yg Haram (Bagian 3)