Cara Menghadapi Himpitan Ekonomi, & Kesulitan Uang
Seseorang mampu bertahan dalam tekanan, himpitan ekonomi bahkan rasa sakit dan kesusahan terus menerus baik dikantor atau pekerjaannya demi sejumlah uang dan kehidupan sesaat yang ia pertahankan.
Begitupun orang beriman, ia akan bertahan dalam tekanan, kepahitan dan penderitaan serta beban yang ditanggungnya sampai batas terakhir yakni kematian demi kehidupan akhirat yang beliau yakini..
Ada diantara manusia mampu bertahan, melakukan pekerjaan setiap hari. Siang dan malam, bukan tanpa lelah namun untuk perbaiki mutu kehidupan dunianya.
Juga ada diantaranya manusia yang terus semangat belajar, berzakat, berdakwah dan bekerja keras tanpa letih untuk bederma. Menghapus dosanya dan memperbaiki mutu amal dan relasi dengan Tuhannya.
Waktu demi waktu pun berlalu, sangat keduanya sedang berdiri diantara reruntuhan hari-hari. Kesempatan hidup terus berkurang, dan dunia ini pasti berakhir sementara darul baka kekal selamanya.
Renungkanlah, untuk apa engkau berdiri disudut itu?
Dimanakah dan akan kemanakah engkau berlangsung dan bertahan?
Apa yang engkau perjuangkan selama ini. Benarkah untuk Allah atau sekedar memuskan hawa nafsu?
Jika benar, engkau sudah menentukan akhirat selaku tujuan tamat. Maka, sudahkah engkau istiqomah. Apa yang sudah engkau korbankan dari apa yang engkau miliki?
Sungguh cinta akan memintamu untuk berkorban. Dan belum hingga pada definisi cinta belum ada satu hal pun yang engkau tukar, dari kesenangan dunia yang nyata ini untuk negeri darul baka yang rahasia.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1440 H
Bersama keluarga tercinta, ataupun ingatan yang membersamainya. Baarokallahufiikum
Nuruddin Al Indunissy
Kediri 11 Agustus 2019
 |
| Cara Menghadapi Himpitan Ekonomi, & Kesulitan Uang By: Nuruddin Al Indunissy |
Ikhlas itu harus dipelajari, difahami, diamalkan, lalu dijaga. Semuanya seperti pendakian, semakin meninggi kian berat dan menyesakkan. Banyak angin yang akan menerjang dan menerbangkannya..