Cara Menghadapi Dikala Kita Tertimpa Petaka Besar

Kata Pak Ustad =D Cara Menghadapi Ketika Kita Tertimpa Musibah Besar

Hal pertama yang perlu dilaksanakan dikala tertimpa musibah / Jawaban Benar = disalahkan =D yaitu menganggukan kepala, menetapkan hati dan meyakini sepenuh hati bahwa itu yakni atas izin Allah sebab kesalahan dan dosa yang kita kerjakan.

Selanjutnya, posisikan diri kita untuk ridho yang dengannya Allah akan ridho kepada kita. Urusan simpulan. Karena sisanya Allah akan urus.
Sisa usia kita Allah akan urus, sebagaimana Allah urusi kita kemarin dan hari-hari sebelumnya.
Musibah akan terasa berat dan menyesakkan dada dan teramat bikin capek jikalau kita mencari penyebab petaka itu pada orang lain. Tidak mau mengakui kesalahan dihadapan Allah, bahkan murka dan menentang-Nya.

Begitulah orang alim menanggapi ujian..
Accepting, mendapatkan, nerimo.. ridho. Dan percaya, ini awal kebaikan. Ia sungguh faham dan yakin kepada kesepakatan-Nya.
Proses penerimaan ini tidak bisa dilaksanakan begitu saja, awalnya insan murka. Itu tingkatan permulaan. Atau tabiat paling dasar atau dangkal. Selanjutnya, setelah ilmu-Nya datang maka belajar mendapatkan dan ridho.
Dari Annas bin Malik Rasulullahu Alaiyhi wa Sallam bersabda: “…Barangsiapa yang ridho dengan ujian Allah, maka dia yang hendak meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.”

Ia ridho dengan cobaan. Bukan kegemaran diuji, tetapi merupakan opsi. Ia jadikan cobaan dan lezat yang menimpanya sama saja, adalah sama-sama bab dari takdir dan ketetapan Allah, walaupun bencana alam tersebut membuat hatinya murung, inilah istimewanya seorang yang beriman.

Tingkatan berikutnya ialah syukur.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :
“Cobaan yang makin berat akan selalu menimpa seorang mukmin yang shaleh untuk meninggikan derajatnya dan supaya ia semakin menerima ganjaran yang besar.”
Semakin cerdas tentu kian tinggi level yang beliau ambil.
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Jika Allah mengharapkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah mengharapkan kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang dia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari akhir zaman kelak.” (HR. Tirmidzi no. 2396).
Baarokallahufiikum.

  Puisi Wahabi Rumah Nabi Dihancurkan, & Meseum Utsaimin Dipersembahkan