Menyontek ialah citra lazim yang mau didapatkan pada saat ujian, sebagian pelajar atau mahasiswa melaksanakan langkah-langkah ini untuk memperoleh nilai yang elok ketika ujian. Padahal tindakan mencontek adalah suatu hal yang serupa sekali tidak diperkenankan, alasannya adalah kebiasaan menyontek mampu membuat wawasan yang dipelajari selama di kursi sekolah atau kursi kuliah akan menjadi sia-sia.
Perilaku mencontek ini lazimnya dijalankan oleh orang-orang yang tidak memiliki iktikad diri atas kesanggupan ilmu yang ada, disamping itu kurangnya persiapan dalam berguru, serta faktor lingkungan sekitarnya yang mendukung untuk melaksanakan langkah-langkah menjiplak. Berbagai macam cara yang dijalankan para pelajar atau mahasiswa dikala menjiplak, ada yang melalui kertas yang berukura kecil, ada yang lewat hp, ada yang saling tukar menukar soal cobaan atau lembar balasan dengan sahabat sebelahnya, atau saling menunjukkan instruksi tanggapan satu sama lain.
Kebudayaan mencontek pada saat cobaan, bukan hanya mampu merusak diri langsung tetapi juga dapat merusak generasi bangsa yang tidak baik ke depannya. Disini saya akan memperlihatkan beberapa kiat supaya mengawali untuk mengambil jalan yang benar dalam mencar ilmu utamanya dikala ujian tiba. Nilai yang diperoleh secara mencontek akan berlawanan rasa kepuasannya daripada nilai yang diperoleh sebab hasil perjuangan belajar sendiri.
Hayuk…. kita lihat kiat cara membiasakan diri semoga tidak menjiplak lagi ketika ujian :
1. Merasakan kedatangan Allah disetiap acara yang dijalankan
Kita semua mengakui bahwa Allah itu Maha menyaksikan dan Maha Mengetahui apa-apa saja yang kita lakukan dalam keseharian. Walaupun kita bersembunyi di daerah rahasia dimana orang-orang tidak tahu, namun Allah mengetahuinya. Beitupula saat mencontoh dikala ujian, mungkin pengawas atau sahabat tidak ada yang mengetahui, tetapi Allah tidaklah bisa kita bohongi karena Ia selalu melihat perbuatan kita. Jadi ingatkan diri bahwa dikala ujian kita itu sedang di awasi oleh Allah, tidak maukan dapat nilai anggun tapi tidak digemari oleh Allah.
2. Miliki sifat amanah dan jujur dalam diri
Saat kita melaksanakan kecurangan dalam ujian, berarti kita tidak mempunyai sifat amanah dan jujur dalam melakukan suatu hal. Sifat yang tidak amanah dan tidak jujur ini bukan hanya tidak disenangi oleh insan, tapi juga oleh Allah. Jangan biarkan diri kita mempunyai sifat yang tidak baik tersebut, apalagi kalau dilakukan sejak masih kecil maka akan menjadi suatu kebiasaan buruk hingga ajal kalau tidak dirubah. Tidak maukan dibenci oleh manusia dan Allah karena memiliki sifat yang tidak amanah dan tidak jujur.
3. Timbulkan rasa percaya diri dalam diri
Jika kita menyerah sebelum berperang sebab ketidak percayaan diri, maka akan menyebabkan kita menjadi orang yang tidak sukses nantinya. Mari timbulkan dalam diri bahwa kita bisa untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh para penguji seberat apapun tanpa harus mencontek. Saat kita merasa percaya dengan kemampuan yang kita miliki, percayalah bahwa Allah akan membantu kita dalam menyelesaikan kesulitan itu.
4. Memberi sanksi dikala mencontoh
Saat kita telah berkomitmen untuk merubah diri untuk tidak mencontek lagi, maka ketika melakukan sebuah kesalahan dengan menyontek kembali maka berikanlah sanksi bagi diri sendiri. Banyak hal yang dapat dikerjakan saat memperlihatkan sanksi pada diri sendiri, seperti dilarang jajan selama beberapa hari, dihentikan main game, mesti mampu menghafal surah dalam al-quran, atau hukuman yang lain yang bisa menciptakan diri tidak melakukan nyontek lagi. Menjadi pengawas bagi diri sendiri dan memperlihatkan hukuman kalau melakukan kesalahan dalam diri sendiri ialah perilaku baik.
5. Cari tahu wacana perjalanan orang-orang sukses
Mencari tahu biografi orang-orang sukses juga mampu menciptakan kita untuk tidak menjiplak lagi, karena akan muncul rasa malu dalam diri bahwa untuk menjadi sukses sesungguhnya bukanlah dengan cara mencontek melainkan dengan cara berguru dengan maksimal dan betul-betul . Banyak para ilmuan sukses sesudah mengalami kegagalan yang beberapa kali atas temuannya, namun dengan ketidak putus asaannya mereka melakukannya dan pada kesudahannya temuan itu berhasil dipakai oleh orang banyak. Begitupula untuk sukses dalam menjangkau nilai elok, tidak harus eksklusif mampu nilai terbaik tapi secara bertahap-tahap dan belajar dari kesalahan yang ada sehingga risikonya mendapatkan nilai yang membuat puas dengan usaha sendiri tanpa mesti menyontek.
6. Berteman dengan orang yang arif dan jujur.
Salah satu cara untuk mengatasi kebiasaan menyontek yaitu berada dilingkungan teman-sobat yang membenci menyontek, serta jujur dan cendekia. Saat kita berada dilingkungan yang baik, pasti kita juga akan terbiasa melaksanakan hal-hal dengan cara yang bagus pula. Apabila berteman dengan orang-orang yang bakir, pasti akan memotivasi kita untuk ulet mencar ilmu sehingga mampu ketularan pintar juga. Dan berteman dengan orang yang jujur juga akan membiasakan kita untuk jadi pribadi yang jujur dalam melaksanakan apapun itu nantinya, tergolong bertindak jujur ketika ujian.
Demikianlah kiat yang dapat aku berikan buat para pembaca, agar berfaedah dan mampu dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Saat kita membiasakan diri untuk tidak menyontek sedari mungkin, maka kesuksesan yang kita impikan niscaya akan terasa lebih erat dan lebih lezat rasanya sesudah sukses. Keberhasilan yang dilakukan denga cara yang baik bukan cuma menciptakan orang-orang sekitar besar hati, tapi juga Allah merasa bangga mempunyai hambanya yang jujur.