Cara Implementasi Pembelajaran PAUD K13 Metode Saintifik

Cara Implementasi Pembelajaran PAUD K13 Metode Saintifik. Pendekatan saintifik menerapkan proses:

Mengamati (Observing); memperhatikan bermakna memakai semua indera (pandangan, indera pendengaran, penghiduan, peraba, & pengecap) untuk mengetahui sebuah benda yg diamatinya. Semakin banyak indera yg digunakan dlm proses memperhatikan maka bertambah banyak isu yg diterima & diproses dlm otak anak.

Proses memperhatikan sungguh-sungguh dikerjakan oleh anak tak alasannya diberi tahu guru. Apabila anak belum terbiasa dgn proses ini, guru mampu mendukungnya dgn kata-kata: “kau boleh memegang, mencium, menyimak , menikmatinya… nah apa yg ananda rasakan?

Cara Implementasi Pembelajaran PAUD K13 Metode Saintifik

1. Menanya (Questioning);
Menanyakan sebagai salah salah satu proses mencari tahu atau mengkonfirmasi atau mencocokkan dr wawasan yg telah dimiliki anak dgn pengetahuan baru yg sedang dipelajarinya. Pada dasarnya anak seorang peneliti yg tangguh, ia senantiasa ingin tahu ihwal sesuatu yg ditangkap inderanya. Karenanya ia sering bertanya, yg sering kali pertanyaannya sungguh diluar praduga orang remaja. Tetapi itu proses saintis yg berasal dr pikiran kritisnya.

Perlu guru lakukan untuk mendukung kesanggupan menanya yakni sebagai berikut:
Pada dasarnya anak senang bertanya. Saat anak tak punya pemikiran untuk bertanya, guru boleh memancingnya, contohnya: Waktu kita petik tadi bunganya masih segar, kenapa kini menjadi layu ya?

Apabila anak bertanya dgn pertanyaan demikian, sebaiknya tak usah eksklusif dijawab, namun pancing semoga ia mencari jawabannya, midsalnya: “oya ya.. Mengapa demikian ya..menurut ananda kenapa?

Bila ada buku yg sesuai, ajaklah anak untuk mencari jawabannya di buku, untuk mengenalkan buku selaku sumber ilmu sejak usia dini, misalnya: mari kita lihat di buku ini..

  Contoh Pembelajaran Saintifik PAUD Perkembangan Kognitif

2. Mengumpulkan (Colecting):
Mengumpulkan  data sebuah proses yg sungguh disukai anak. dlm proses ini anak melakukan coba – gagal – coba lagi “trial and error”. Anak senang mengulang-ulang acara yg sama tetapi dgn cara bermain yg berlawanan. Pembelajaran yg membolehkan anak melaksanakan banyak hal sungguh mendukung kemampuan berpikir inovatif. Sedangkan pembelajaran yg banyak memakai lembaran kerja justru membelenggu kemampuan kreatif anak.

Bentuk sumbangan guru untuk membangun kemampuan anak di tahap ini yaitu:

  • Saat anak bermain ia memerlukan waktu untuk menerapkan gagasannya, hasilnya guru memberi waktu untuknya menyelesaikan gagasan lewat materi & alat yg digunakannya.
  • Bila anak tak memiliki ide bermain, guru mampu memberi teladan awal, selanjutnya anak mampu melakukan sendiri
  • Bila anak sudah final, guru dapat memperluas gagasan dgn cara memberi pertanyaan terbuka contohnya:  Wah .. Sudah banyak daun bunga yg telah ditempel, dimana daerah melekat daun yg kecil-kecil?

Cara Implementasi Pembelajaran PAUD K13 Metode Saintifik

3. Mengasosiasi (Associating): 
Proses perkumpulan merupakan proses lebih lanjut dimana anak mulai menghubungkan wawasan yg telah dimilikinya dgn pengetahuan gres yg didapatkannya atau yg ada disekitarnya. Contohnya anak mencar ilmu perihal bentuk sisi tiga lewat penggalan kertas yg disiapkan guru. Guru mengajak anak untuk menemukan benda-benda yg ada di sekeliling yg berupa sisi tiga. Disini guru sudah mengasosiasikan atau menghubungkan pengetahuan baru wacana segi tiga dgn benda-benda di lingkungan sekitar.

Proses perkumpulan penting bagi anak untuk membangun pemahaman baru tentang dunia di sekelilingnya. Piaget menyatakan bahwa anak membentuk schemata gres tanpa membuang yg sudah ada tetapi memperbaiki & menguatkan yg sebelumnya. Proses perkumpulan dapat terlihat saat anak bisa:

  • Menyebutkan persamaan: itu sama dgn ……
  • Menyebutkan perbedaan: jikalau ini …. Tapi itu ….
  • Mengelompokkan: yg ini temannya ini
  • Membandingkan: daun ku lebih besar dr daun kamu
  • dst

tentu saja kemampuan di atas sangat tergantung pada kesanggupan yg dimiliki anak & usia anak.

Dukungan guru untuk menimbulkan kesanggupan asosiasi dapat dilaksanakan dgn memancing pernyataan, seperti berikut:
 ini daun pinggirnya bergerigi mirip apa ya..?
Apabila anak menghubungkan dgn sesuatu , maka guru mesti menguatkan & mengajukan pertanyaan yg lebih luas lagi, contohnya: Bu guru daunnya warna coklat seperti warna pintu itu. Guru bisa menguatkan: oya.. benar, terus apa lagi ya yg berwarna coklat.. ?

Anak yg lebih muda usia kesanggupan asosiasinya kerap kali muncul namun seperti tak nyambung, contohnya: “Aku diberi coklat oleh ayah (kata Lina)”. “nanti gue pulang dijemput ayah (kata Asri)”. “Aku suka main bola sama ayah..” (kata Firman). Anak memahami makna ayah, namun menghubungkannya dgn pengalamannya dgn ayah meskipun dlm kalimat yg saling terpisah.

4. Mengkomunikasikan (Communicating):
Proses mengkomunikasikan ialah proses penguatan  wawasan terhadap wawasan baru yg di peroleh anak. Mengkomunikasikan Kalimat yg sering dilontarkan anak, misalnya: “Bu guru gue tahu, jikalau …….” Tetapi mengkomunikasikan tak cuma disampaikan lewat ucapan, dapat pula disampaikan melalui hasil karya. Biasanya anak menyampaikannya dgn cara memberikan karyanya. “Bu guru lihat…saya sudah membuat….”

Itu kalimat yg sering disampaikan anak. Dukungan guru yg tepat akan menguatkan pengertian anak kepada konsep atau pengetahuannya, proses berpikir kritis & kreatifnya terus tumbuh. Sebaliknya bila guru mengabaikan usulan anak atau menyalahkannya maka harapan untuk mencari tahu & menjajal hal gres menjadi hilang.

Dukungan Dukungan guru ketika anak mengkomunikasikan karyanya yaitu perhatian yg ikhlas.
“Bu guru lihat…saya telah membuat….” teladan celoteh anak. respon guru: oya.. Bisa ananda ceritakan pada ibu guru..?
Untuk penguatan, guru mampu menyatakan: Kamu sukses menyelesaikan tugasmu dgn baik, apakah mau membuat lagi atau  menjajal kegiatan main yg lain..?