Lokasi: Jalan Candi 5D, Karangwidoro, Dau, Kota Malang, Jawa Timur 65146
Maps: Klik Disini
HTM: Rp.10.000 per Orang
Buka Tutup: 24 Jam
Telepon: –
Candi di Malang—
Malang mempunyai sisi sejarah & budaya yg tak berlawanan jauh dgn wilayah di Pulau Jawa kebanyakan,.
Salah satunya adalah dgn adanya suatu candi sebagai bukti peninggalan semenjak zaman dahulu mulai dr masa kerajaan Hindu hingga Mataram Kuno telah ada.
Salah satu candi yg mampu dirasakan di Malang ini yaitu Candi Badut dimana objek tersebut memiliki corak atau guelturasi yg sangat erat dgn candi-candi lain di Jatim serta wilayah Jawa lainnya.
Hal ini mampu terlihat dgn banyaknya artikel tentang proses penelitian serta penggalian dr candi Badut tersebut.
Daftar isi
Mengenal Lokasi—
Kawasan wisata budaya & sejarah Candi Badut ini letak lokasinya berada di area tengah pemukiman serta perumahan penduduk.
Jika ingin menikmati sisi lain candi Badut, hadirin mesti masuk ke gang kecil. Meski sempit, dijamin tak ada yg akan menerka jika di jalan ini mempunyai peninggalan sejarah yg memiliki nilai historis tinggi.
Candi Badut sendiri diketahui sebagai peninggalan agama Hindu & merupakan candi tertua di kota Apel Malang.
Candi yg mempunyai ciri mirip Candi Wurung di Magelang ini dengan-cara administratif berada di daerah Karang Besuki, Karang Widoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Dibangun Oleh?—
Candi ini berdiri di atas lahan dgn luas mencapai 2808 m2 & dikelilingi oleh gunung Kawi di belahan Selatan, gunung Arjuna di barat, Gunung Tengger di utara & Gunung Semeru di timur.
Menurut cerita serta penjelasan, candi Badut Tidar ini kabarnya dikelilingi dgn pagar tinggi. Dan kini, situs sejarah bercorak khas Hindu tersebuthanya tersisa pondasi semata.
Banyak dongeng baik dr situs resmi pemerintah Malang hingga Wikipedia yg mengulas mengenai daerah rekreasi sejarah tersebut.
Bangunan ygg dibangun oleh raja ini yang dibuat dr kerikil andhesit dgn sketsa sketsa dr para hebat arkeolog berupa 4 persegi & mempunyai ukuran sekitar 17,27 m x 14,04 m sementara tinggi mencapai 8 m.
Candi ini tertua yg menghadap ke arah Barat ini berdasarkan jurnal rangkuman dibangun pada tahun 760 M.
Candi ini pada permulaan penemuannya berada di dlm tanah & terletak di jalan Candi 5D yg dahulu dipenuhi dgn pohon besar & merupakan area persawahan.
Ketika itu EW Mauren Brechter mendapatkan legenda bersejarah tersebut. Jika dilihat dr foto serta gambar kala ditemukan pertama kali, kondisi situs ini sangat mengenaskan.
Menurut kisah, pada bekas relief peninggalannya, sudah dijalankan pemugaran sebelumnya yaitu di tahun 1925 hingga 1926 & lalu dikerjakan di tahun 1990-1991.
Melihat dr bentuk bangunan & fungsinya, terdapat beberapa peninggalan seperti prasasti, arca durga, agastya & lingga yoni. Hal ini makin menerangkan bahwa corak Hindu menjadi dasar dr Candi Badut tersebut.
Sementara struktur & arsitektur dr bangunan ini terdiri dr kaki, tubuh & atap. Di serpihan depan ada undakan menuju ke arah bilik.
Sebelumnya pula ada Selasa Pradaksi napatha, yakni tempat untuk mengelilingi area bangunan dgn jalur dr arah kiri menuju ke kanan.
Di potongan tubuh tampak lebih tambun dgn pintu masuk berhiaskan kalamakara, seni dr Jawa Tengah. Sedangkan di dlm bilik sudah ada lingga & yoni.
Sejarah Asal Usul—
Melihat dr ilmu wawasan serta arsitekturnya, bangunan ini merupakan gaya peralihan budaya ygg berasal dr Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Hal ini pula menjadi salah satu bukti perihal terjadinya proses perpindahan sentra dr kerajaan di Jawa Tengah menuju ke timur.
Bukan cuma itu saja, Candi ini pula erat keterkaitannya dgn berita perpindahan kerajaan Holing menuju ke arah timur pada tahun 740 Masehi.
Dan iartikan pula bahwa raja dr dinasti Sanjaya bergerak ke timur disebabkan Dinasti Sailendra yg terus mendesak.
Daerah yg dituju oleh dinasi Sanjaya ini pastinya kawasan Malang. Tidak heran bila banyak candi yg lalu dibangun di sini mirip Candi Jago, Kidal hingga Candi Badut.
Tempat ini pula merupakan salah satu peninggalan dr masa pemerintahan Kanjuruhan yg tatkala itu berada di kawasan Dinoyo di sisi barat bahari Malang).
Pendiri dr bangunan ini bisa terlihat dgn adanya prasasti Dinoyo di 760 Masehi atau tahun 682 Saka.
Prasasti ini sendiri menggunakan batu dgn tulisan karakter Kawi, serta bahasa Sansekerta. Di sini disebutkan nama pendiri & pula profil tentang peninggalan bersejarah tersebut.
Ketika itu sang raja yakni Dewa Simha mempunyai putra berjulukan Limwa. Limwa ini mempunyai seorang puteri Uttejana yg lalu menikah dgn Jananeya.
Limwa ini jadinya mengambil alih sang ayah & memiliki gelar yakni Gajayana. Di masa pemerintahannya, dibangunlah bangunan bersejarah tersebut pada tanggal 1 Kresnapaksa bulan Margasirsa tahun 682 Saka atau tanggal 28 Nopember 760 Masehi.
Arca di sini kemudian ditasbihkan para pendeta dr kerajaan Kanjuruhan yg paham dgn kitab Weda dimana dibarengi oleh para petapa sthapaka & rakyat.
Dalam potensi tersebut sang raja pula memperlihatkan tanah, sapi sampai kerbau serta budak pria & wanita bertugas untuk mempertahankan ataupun menyanggupi segala kebutuhan para pendeta.
Keperluan itu seperti tempat pemujaan, penyucian diri sampai area tempat peristirahatan para hadirin. Di sini pula disebutkan adanya lingga keramat.
Di sini terdapat suatu lingga dgn lambang Prasasti Dinoyo dimana sudah iamankan atau disimpan di Museum Pusat Jakarta.
Proses penemukan pertama oleh E.W. Maurenbrechter pada tahun 1923 ini memang cuma terdiri dr kerikil runtuhan & pula tanah.
Area ini dahulu yaitu suatu kompleks dgn adanya pagar tembok tinggi. Dan area bangunan utama sendiri bukan berada di sentra halaman.
Di pintu masuk utama di kepingan barat telah ada hiasan Kalamakara. Bangunan ini terdiri dr kaki, badan & atap. Untuk area kaki terdapat perbingkaian bawah, badan kaki serta perbingkaian atas.
Di area Bingkai bawah terdapat area pelipi rata. Lalu ada pula susunan bata-bata rata & polos. Sementara di cuilan depan sudah ada tangga ke arah bilik serta keliling dgn pradakasinaptha.
Di area dlm sedikit lebih besar & tinggi. Terdapat gaya arsitektur khas Jawa Tengah di dlmnya. Sementara di area tangga sebelah selatan ini pula terdapat Kinara-Kinari.
Di area ketiga sisinya ini telah ada relung-relung dimana di area dlmnya ini sudah terdapat arca Durga di kepingan utara & guru atau Agastya di belahan selatan.
Sementara di belahan timur telah hilang atau hancur. Lalu di area sisi kiri – kanan dr pintu masuk ini pula ada relung-relung kecil dimana terdapat Mahakala & pula Nandiswara.
Dan telah ada hiasan teladan bunga di sekeliling relung tersebut. Sayangnya penggalan atap dr bangunan ini telah hancur sehingga tak terlihat keseluruhannya.
Proses rekonstruksi ini diangkut di dlm suatu rangkuman OV 1929 dimana terdapat gambar pecahan atap yg terdiri dr 2 tingkat dgn bentuk kerucut.
Hiasan yg ada di sini memiliki bentuk antefix. Sementara di cuilan depan ini telah ada bekas dr alas kecil dgn nama Candi perwara.
Akses Ke Karangwidoro—
Bagi para wisatawan yg hendak mendatangi Candi Badut ini mampu memakai kendaraan eksklusif & angkutan biasa . Harap memperhatikan isyarat dgn benar. Pasalnya jalan menuju ke candi ini cukup kecil & samar.
Bisa pula memakai aplikasi Google Map yg akan menyuguhkan peta atau sketsa menuju ke kawasan wisata sejarah ini.
Untuk mendatangi Candi Badut ini tak dikenakan harga tiket masuk. Para pelancong bisa bebas memasuki daerah sejarah ini dgn gratis.
Tentu saja menunjukkan pengalaman menawan & mendapatkan wawasan lebih dlm mengenal objek sejarah & budaya di Malang.