Bukan Cuma Pencemaran Tetapi Juga Kepunahan

Oleh: Ika Devi Kanya Sari (@T03-Ika)

Mind Mapping Kimia Lingkungan dan Studi Mengenai Pencemaran Lingkungan

Sudah pernah dengarkah kalian perumpamaan kimia lingkungan? Apa ya relevansinya dengan pencemaran lingkungan? Bagaimana bisa menjadi penyebab kepunahan kekayaan alam di Indonesia? Penasaran?! Yuk kita bahas…

Istilah “Kimia Lingkungan” mungkin agak ajaib ya terdengar dikalangan orang awam. Namun bila kita pisahkan kedua kata ini, maka kita akan kenal apa itu kimia dan apa itu lingkungan. Mendengar kata “Kimia” di kehidupan kita sehari-hari pastilah berhubungan dekat, alasannya berkembang kita sendiri terdiri atas bahan kimia. Dan dibenak kita pun akan terlintas pikiran perihal bagian-unsur, zat-zat, dan reaksi-reaksi kimia.

Sedangkan dikala kita mendengar kata “lingkungan” akan terlintas benak kita, lingkungan ialah daerah di mana kita tinggal, berupa ekosistem yang terbentuk dari kompenen-unsur penyusunnya, baik benda hidup/biotik (flora dan hewan) maupun benda mati/abiotik (kerikil, air, dan udara). Dulu kedua kata ini, kita sering dapatkan dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Maka dari itu Kimia lingkungan dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah yang membicarakan fenomena kimia dan biokimia yang terjadi di alam. Bidang ilmu ini dapat didefinisikan selaku studi kepada sumber, reaksi, transpor, efek, dan nasib zat kimia di lingkungan udara, tanah, dan air; serta efek aktivitas manusia terhadapnya. Kimia lingkungan ialah ilmu antardisiplin yang memasukkan ilmu kimia atmosfer, akuatik, dan tanah, dan juga sangat bergantung dengan kimia analitik, ilmu lingkungan, dan bidang-bidang ilmu yang lain. (Wikipedia.org)

Kimia Lingkungan dengan Pencemaran Lingkungan

Kimia lingkungan berperan penting dalam mempelajari, meneliti, memonitoring, dan memperoleh solusi dalam penanggulangan pencemaran terhadap lingkungan yang kian usang bertambah banyak ini. Menurut Rieuwerts (2017), pencemaran lingkungan ialah salah satu problem umat insan yang paling mendesak dan akan tetap demikian di kurun mendatang. Aktivitas antropogenik menggangu siklus alam dan menciptakan polutan yang mengubah atmosfes, terakumulasi dalam rantai masakan dan mencemari tanah, sungai, dan lautan dunia. Kesehatan insan dan ekosistem terus dirusak oleh logam beracun, polutan organik yang persisten, radionuklida, dan bahan berbahaya lainnya. (Hidayat, 2021)

  Peran Energi Hijau Bagi Kebidupan “Yuk Kita Budibayakan Energi”

          Berbagai jenis pencemaran lingkungan banyak terjadi, mulai dari pencemaran udara, air, tanah, bunyi, radioaktif (aktivitas nuklir), termal (peningkatan suhu berlebihan balasan aktivitas pembakaran), bahkan hingga pencemaran cahaya (pemakaian energi untuk pencahayaan papan iklan yang digunakan non-stop). Yang karenanya menjadikan begitu banyak permasalah lingkungan. Dari mutu lingkungan yang menurun, terjadinya pemanasan global, penipisan lapisan ozon, kesuburan tanah berkurang sampai memiliki pengaruh tamat pada kesehatan insan yang dipertaruhkan. Karena itulah penerapan ilmu kimia lingkungan sungguh dibutuhkan, utamanya untuk para analisis kesehatan lingkungan. Agar penerapan Kimia Hijau dapat dilaksanankan dengan baik dan dapat meminimalisir dampak yang terjadi, baik untuk lingkungan maupun insan.

Kepunahan Kekayaan Alam di Indonesia

          Sedikit saya akan bahas tentang imbas dari ulah manusia yang menyebabkan pencemaran lingkungan sekaligus menghancurkan kekayaan alam yang ada di Indonesia. Indonesia ialah salah satu negara yang memiliki hutan hujan tropis terbesar ke-3 di dunia setelah Brazil dan Republik Democratik Kongo, serta menjadi salah satu negara dengan keragaman hayati (Biodversity) ke-2 di dunia sehabis Hutan Amazon,   Brazil.  

Hal ini menimbulkan Indonesia mempunyai sebanyak 25.000 jenis flora atau lebih dari 10% jenis tumbuhan yang ada di seluruh dunia. Sedangkan untuk faunanya sendiri terdiri atas hewan menyusui (Mammalia) lebih dari 500 jenis, ikan (Pisces) lebih dari 4000 jenis, burung (Aves) lebis dari 1600 jenis, reptilia dan amphibia lebih dari 1000 jenis, dan serangga (Insecta) lebih dari 200.000 jenis. Namun sungguh disayangkan bahaya kepunahan spesies-spesies tersebut masih sangat tinggi. (Forest Watch Indonesia and Global Forest Watch, 2001)

 

Forest Watch Indonesia (FWI) dan Global Fotest Watch (GFW) dalam laporannya tahun 2001 menyatakan, saat ini Indonesia kehilangan sekitar 2 juta hektar hutan setiap tahunnya. Itu artinya habitat tumbuhan dan fauna yang ada di Indonesia semakin terancam krisis dan kepunahan banyak spesies tidak akan terelakkan lagi. Lebih dari 20 juta hektar hutan sudah ditebang habis sejak tahun 1985, tetapi sebagian besar dari lahan ini belum pernah dimasak menjadi alternatif penggunaan lahan yang produktif.

  Tidak Harus Besar Langkah Kecilpun Bisa Menanggulangi Pencemaran Udara Dan Air

Kasus ekspansi lahan perkebunan sawit, terjadinya kebakaran hutan, serta pengalihan lahan hutan untuk permukiman menjadi pemicu terjadinya deforestasi (proses penghilangan hutan alam dengan cara penebangan untuk diambil kayunya atau mengubah lahan hutan menjadi lahan non-hutan). Pembakaran hutan yang disengaja sering dilakukan oleh para pemilik perkebunan skala besar untuk pembukaan lahan perkebunan mereka, sebab dinilai lebih gampang dan murah. Padahal kawasan hutan tersebut ditinggal oleh makhluk hidup yang yang lain dan tanpa disadari akan banyak flora dan fauna mati akhir kehilangan kawasan tinggalnya. Belum lagi kasus perburuan liar dan pembalakan ilegal yang sungguh memgancam keseimbangan alam. Sumbangan gas CO2 hasil dari pembakaran tersebut pun menyebabkan pencemaran udara yang akan menyebakan terjadinya pemanasan global dan degredasi mutu lingkungan.

Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di Indonesia, pemeritah Indonesia ketika ini sudah memiliki 19 cagar biosfer seluas 29.9 juta ha yang menjadi bab dari World Network of Biosphere Reserves. Cagar Biosfer yaitu situs yang ditunjuk oleh banyak sekali negara lewat kerjasama program Man and The Biospher (MAB-UNESCO) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, menurut atas upaya penduduk lokal dan ilmu wawasan yang tangguh. Indonesia patut berbangga sebab cagar biosfer yang dimiliki Indonesia menjadi salah satu yang terluas di dunia.

Sebagai warga negara Indonesia dan masyarakat dunia yang memiliki keperdulian lebih, sudah selayaknya kita menjaga dan melestarikan kekayaan alam di Indonesia beserta habitatnya, bukannya malah mengeksplotasi dan merusaknya. Alam Indonesia ini tergolong salah satu yang sangat kuat untuk kehidupan dunia, bahkan menerima julukan sebagai paru paru dunia. Cobalah kalian fikirkan apa saja yang akan terjadi bila masalah-perkara tadi terus berlanjut, kita sendirilah yang mau susah kedepannya. Hutan alamilah salah satu sumber kehidupan untuk umat manusia.

Mari kita peduli dan mulailah menjadi manusia yang bijak. Jagalah yang sudah dilimpahkan terhadap kita, janganlah merusaknya.


Daftar Pustaka

Forest Watch Indonesia and Global Forest Watch. 2001. Keadaan Hutan Indonesia.” Bogor, Indonesia: Forest Watch Indonesia dan Washington DC: Global Forest Watch.  Dalam https://wri-indonesia.org/sites/default/files/keadaan_hutan.pdf.  (Diakses pada 31 Oktober 2021)

Hidayat, Atep Afia. 2021. Kimia Lingkungan dan Studi Mengenai Pencemaran Lingkungan. Dalam Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana.

Wikipedia. Terakhir diubah pada 3 September 2021. “Kimia lingkungan”. Dikutip dari Wikipedia. org: https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_lingkungan#cite_note-:0-1. (Diakses pada 31 Oktober 2021)

Sumber Referensi Website Internet:

https://www.globalforestwatch.org/. Global Forest Watch (GFW) yaitu platform online yang menawarkan data dan alat untuk mengawasi hutan. Dengan mempergunakan teknologi mutakhir, GFW memungkinkan siapa saja untuk mengakses info hampir seketika ihwal kawasan dan bagaimana hutan berganti di seluruh dunia.

https://www.mongabay.co.id/. Mongabay.co.id ialah sebuah proyek dari Mongabay.com, situs web tentang ilmu lingkungan yang populer dan info konservasi yang dimulai pada tahun 1999 oleh Rhett A. Butler. Mongabay.co.id diluncurkan dan beroperasi semenjak April 2012 untuk meningkatkan minat terhadap alam dan kesadaran masyarakat terhadap problem lingkungan di Indonesia. Mongabay.co.id mempunyai konsentrasi khusus pada hutan, tetapi juga menawarkan gosip, analisis, dan informasi lain yang berafiliasi dengan lingkungan.

http://lipi.go.id. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.