Pertanyaan
buatlah perumpamaan dgn tujuan meyakinkan orang untuk menanam pohon!
Jawaban
Di bawah ini merupakan pola membuat ungkapan untuk meyakinkan orang lain menurut akhlak, emosi, & akal.
-
Etika: mempertahankan lingkungan merupakan tindakan yg baik. Salah satunya dgn menanam pohon karena pohon merupakan paru-paru dunia. Dengan menanam pohon memiliki arti kita telah menyelamatkan banyak makhluk. Mulai dr tanaman, binatang, & pula manusia.
-
Emosi: alangkah buruknya manusia yg hidup di bumi tetapi menghancurkan bumi tersebut. Apa yg akan terjadi jika tak ada lagi pohon di sekitar kita lantaran kita menebangnya? Tentunya udara akan panas, pencemaran udara di mana-mana, & suhu bumi akan meningkat. Dengan menanam satu atau dua pohon sebetulnya kita telah turut serta mempertahankan keasrian bumi ini.
-
Logika: coba pertimbangkan, tatkala jutaan pohon ditebang, maka bumi yg hijau akan gersang? Padang pasir yg kita kenal berdasarkan para hebat dahulunya yakni hutan. Namun karena pepohonan habis, maka jadilah padang pasir yg tandus & panas. Kita tak ingin hidup di tengah-tengah padang pasir. Oleh karena itu mulailah menanam pohon di sekitar kita.
Pembahasan
Untuk mengungkapkan sesuatu, kita mampu mengungkapkan dengan-cara logis emotif maupun etis. Hal tersebut digunakan agar orang yakin dgn apa yg kita ungkapkan.
Ungkapan emotif atau emosi merupakan ragam kata yg dapat menjadikan & menghidupkan emosi tertentu dr individu maupun golongan. Ada beberapa ragam kata emotif yg terdapat dlm bahasa Indonesia. Ungkapan-perumpamaan emotif akan menciptakan emosi tersendiri bagi orang yg mendengarnya.
Contoh kalimat emotif ialah sebagai.
-
Berjuanglah hingga titik darah penghabisan!
-
Aku tak akan mengalah walaupun berdarah berdarah!
Ketika membaca dua kalimat di atas, pastinya ada emosi tersendiri yg kita rasakan. Kalimat tersebut menciptakan kita bersemangat.
Ada pula ungkapan dengan-cara logika. Ungkapan dengan-cara logika yaitu semoga dapat meyakinkan orang dgn menerangkan sesuatu dengan-cara logis.
Contoh istilah logika ialah selaku berikut.
Bermain memang lebih mengasyikkan dibandingkan mencar ilmu. Namun bahwasanya, bermain adalah cara untuk cara sengsara dengan-cara perlahan-lahan. Remaja yg menghabiskan waktunya untuk bermain, dia tak akan memiliki ilmu wawasan. Sedangkan di masa akil balig cukup akal, dia akan memerlukan pekerjaan. Sudah barang tentu, apabila ia tak memiliki kemampuan, tak akan ada orang yg akan mempekerjakannya. Tentunya dia dapat bekerja pada bidang yg hanya memerlukan tenaga. Misalnya pekerja agresif dgn upah yg sungguh kecil.
Itulah pola perumpamaan untuk meyakinkan seseorang melalui akal. Ungkapan tersebut akan mengajak orang lain untuk berpikir. Sehingga ia mampu mengerjakan sesuatu yg lebih berfaedah bagi dirinya & meninggalkan sesuatu yg tak berguna.