ÁtR ª!$# øÎ) çmy_t÷zr& tûïÏ%©!$# (#rãxÿ2 ÎT$rO Èû÷üoYøO$# øÎ) $yJèd Îû Í$tóø9$# ﴾ (التوبة: 40)
Biografi Singkat Bubuk Bakr Ash-Shiddiq
“Jikalau kau tidak menolongnya (Muhammad) maka sebenarnya Allah sudah menolongnya (yakni) ketika orang-orang kafir musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang dikala keduanya berada dalam gua” . (QS. Al-Taubah: 40).
Umar Ibnul Khattab berkata, “Seandainya keimanan Abu Bakr ditimbang dengan keimanan seluruh umat ini maka akan lebih berat keimanan Abu Bakr”. Dia yaitu orang yang jujur dari umat ini. Namanya yaitu Abdullah bin Abi Quhafah Utsman bin Amir bin Amru Al-Qurasy dan umat ini telah sepakat untuk memperlihatkan gelar padanya dengan kata ash-Shiddiq, alasannya dialah orang yang segera membenarkan Nabi Muhammad SAW dan Aisyah pernah berkata ihwal bapaknya, “Bapakku orang yang berkulit putih, langsing dan berpipi tipis, sedikit bungkuk dan bermata cekung”.
Banyak hadits Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam yang menerangkan wacana keistimewaan pribadi shahabat ini, ia adalah manusia terbaik di kelompok umat Islam setelah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Di antara hadits-hadits yang menerangkan perihal keutamaan shahabat Abu Bakr ash-shiddiq yaitu sebuah hadits di dalam kitab shahih Muslim dari riwayat Aisyah menjelang akan wafatnya Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam: “Pangillah Abu Bakr, bapak dan saudaramu, sehingga aku menulis sebuah pesan, sungguh aku cemas jika ada orang yang berangan-angan dan seseorang berkata: Aku yang lebih utama dan Allah dan orang-orang yang enggan beriman kecuali terhadap Abu Bakr”.
Para ulama berkata, “Di dalam hadits ini dijelaskan bahwa Ashiddiq ialah shahabat yang paling utama secara biasa , dan orang yang paling berhak mendapatkan tampuk khilafah dan orang yang paling utama mengimami kaum muslimin.
Dirwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahih keduanya disebutkan pada sebuah riwayat dari Abi Sa’id Al-Khudri RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling saya percayai untuk menjaga harta dan persahabatannya serta diriku yaitu Abu Bakr, seandainya saya boleh menentukan kekasih bagi diriku maka saya akan menentukan nya sebagai kekasihku, namun persaudaraan dalam Islam dan janganlah engkau meninggalkan di dalam mesjid pintu apapun kecuali pintu Abu Bakr”.
Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Abi Hurairah bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada seorangpun yang telah mengulurkan bantuannya terhadap kami kecuali kami telah membalasnya dengan balasan yang cukup kecuali untuk Abu Bakr, bergotong-royong dia memiliki jasa yang mau dibalas oleh Allah pada hari akhir zaman, dan tidak ada harta seorangpun yang menawarkan faedah bagiku melebihi manfaat harta Abu Bakr, seandainya aku boleh mengangkat seorang kekasih maka saya akan mengangkat Abu Bakr selaku kekasihku, dan ketahuilah bahwa shahabat kalian (Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam) ini yaitu kekasih Allah”.
Dan sehabis Abu Bakr RA masuk Islam beliau telah menginfaqkan empat puluh ribu untuk kepentingan shadaqah dan memerdekakan budak.
Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari Umar Ibnul Khattab berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menyuruh kita untuk bersedeqah, saat itu saya mempunyai harta maka saya berkata, “Pada hari inilah aku akan memenangkan Abu Bakr, supaya aku mengunggulinya pada pada hari ini”. Maka akupun mengambil setengah hartaku, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?. Aku menjawab: Sejumlah yang saya shedeqahkan”. Lalu Abu Bakr datang dengan menenteng seluruh hartanya dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abu Bakr, apa yang kamu lewati untuk keluargamu?. Dia menjawab: Aku meninggalkan Allah dan Rasul –Nya. Lalu Umar berkata: Demi Allah saya tidak bisa mengunggulinya dalam kebaikan untuk selamanya”.
Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Abi Sa’id RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang berada pada tingkatan tertinggi di nirwana, akan melihat orang yang ada di bawahnya sebagaimana kalian melihat bintang yang terbit di ufuk langit dan sungguh Abu Bakr bersama Umar termasuk penghuni keduanya dan alangkah nikmatnya mereka berdua”.
Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari hadits Anas bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda terhadap Abu Bakr dan Umar, “Dua orang ini yakni pemimpin para penghuni surga yang remaja baik generasi yang terdahulu atau yang akan tiba kecuali para Nabi dan Rasul”.
Beliau sudah memegang tampuk khilafah negara Islam setalah wafatnya Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan periode jabatannya adalah dua tahun tujuh bulan. Dan pada ketika bangsa Arab goncang oleh kemunafiqan, sementara orang-orang Anshor juga tidak mampu berbuat banyak untuk menolong beliau, Aisyah berkata: “Seandainya gunung yang kokoh tertimpa dengan apa yang menimpa Abu Bakr maka dia akan hancur lebur”. Dan Abu Bakr pernah berkata pada saat yang genting tersebut: Aku akan memerangi orang yang membedakan antara shalat dan zakat, karena zakat adalah hak harta, demi Allah seandainya mereka enggan mengeluarkan zakat hewan yang mereka tunaikan pada zaman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam maka saya niscaya memerangi mereka alasannya adalah keengganan mereka menunaikan zakat”.
Para ulama berkata, “Allah sudah menjaga agama ini dengan dua orang laki-laki ialah Abu Bakr pada dikala beliau memerangi orang-orang yang keluar dari Islam dan Ahmad bin Hambal pada saat terjadinya fitnah Jahmiyah.
Al-Qur’an dikumpulkan pada masanya, dan Ali bin Abi Thalib berkata; Orang yang paling banyak pahalanya dalam mengumpulkan Al-Qur’an yaitu Abu Bakr.
Aisyah RA berkata, “Permulaan sakitnya Abu Bakr ialah pada ketika beliau mandi pada hari senin pada hari ketujuh dari jumadil akhir, hari itu cuaca sungguh acuh taacuh, maka dia sakit selama lima belas hari yang mengakibatkan dirinya tidak keluar untuk shalat berjamaah, banyak para shahabat yang menjenguknya pada dikala beliau sakit, dan mereka pernah berkata: Bolehkah kami mengundang seorang tabib untuk menyaksikan apa yang engkau derita?. Abu Bakr menjawab; Dia sudah melihatku, para shahabat bertanya; Apa yang dia katakan?. Dia berkata: Sesungguhnya semua kehendak –Ku pasti terlaksana seperti apa yang Aku harapkan”. Aisyah berkata: Pada saat rasa sakit yang menimpa bapakku telah kritis aku menyenandungkan bait syair di bawah ini:
Sungguh kekayaan tidak menawarkan apapun bagi seseorang
Apabila nafas ajal sudah terdengar dan dada menyempit
Lalu beliau membuka parasnya dan berkata, “Bukan itu wahai anakku akan namun bacalah firman Allah: