Imam Malik nama lengkapnya yaitu Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin al-Haris bin Ghaiman bin Jutsail bin Amr bin al-Haris Dzi Ashbah, dia dilahirkan di kota Madinah al Munawwaroh pada tahun 93 Hijriyah (93-179 H/712-795 M). Imam Malik menerima Hadist dari 900 orang (guru), 300 dari golongan Tabi’in dan 600 dari Tabi’ut tabi’in.
Imam Malik belajar di Madinah dan menulis kitab Al-Muwatta, yang disusun selama 40 tahun, dan telah ditunjukan terhadap 70 mahir Fiqih di kota Madinah. Kitab Al-Muwatha’ berisi 100.000 hadits, yang diriwayatkan oleh lebih dari seribu orang dan yang paling masyhur adalah riwayat dari Yahya bin Yahyah al-Laitsi al-Andalusi al-Mashmudi.
Imam Malik bin Anas diketahui luas akan kecerdasannya. Suatu waktu ia pernah dibacakan 31 buah Hadist Rasulullah Saw dan dia mampu mengulanginya dengan baik dan benar tanpa mesti menuliskannya terlebih dahulu.
Imam Malik diketahui sangat jarang keluar dari kota Madinah. Ia memilih menyibukan diri dengan mengajar dan berdakwah di kota kawasan Rasulullah SAW wafat tersebut. Beliau sesekali keluar dari kota Madinah untuk melakukan ritual ibadah haji di kota Mekkah.
Guru-Guru Imam Malik
Nafi’ bin Abi Nu’aim, Nafi’ al Muqbiri, Na’imul Majmar, Az-Zuhri, Amir bin Abdullah bin Az-Zubair, Ibnul Munkadir, Abdullah bin Dinar, dan lain-lain.
Murid-Murid Imam Malik
Ibnul Mubarak, Al Qaththan, Ibnu Mahdi, Ibnu Wahb, Ibnu Qasim, Al Qa’nabi, Abdullah bin Yusuf, Sa’id bin Manshur, Yahya bin Yahya al-Andalusi, Yahya bin Bakir, Qutaibah Abu Mush’ab, Al-Auza’i, Sufyan ats-Tsauri, Sufyan bin Uyainah, Imam Syafi’i, Abu Hudzafah as Sahmi, Az Zubairi, dan lain-lain.
Kitab-kitab Karya Imam Malik
1. Al-Muwattha berisi Hadist-hadist serta usulan para teman dan ulama-ulama Tabi’in yang membicarakan ihwal ilmu dan hukum-aturan agama Islam. Kitab ini ditulis atas ajuan Khalifah Al-Mansur.
2. Al-Ushul As-Saghir
3. Risalah fil ‘Aqdiyah
4. Risalah fil Qadar Imam Malik menyusun mazhabnya atas empat dasar referensi: Kitab Suci, Sunnah Rasul, Ijma’, dan Qias.
|
Kitab Al Muwatta, Karya Imam Malik |
Pada masanya, Imam Malik paling berpengaruh di seluruh Hijaz, diketahui dengan sebutan “Sayyid Fuqaha Al-Hijaz” (pemimpin hebat fiqih di seluruh tempat Hijaz). Ia mempunyai banyak sahabat (murid), di antaranya yang terkenal adalah Muhammad bin Idris bin Syafii, Al-Laisy bin Sa’ad, Abu Ishaq Al-Farazi. Pengikut mazhab Imam Malik yang terbanyak terdapat di Tunisia, Tripoli, Magribi, dan Mesir.
Kematian
Menjelang wafat, Imam Malik ditanya kenapa ia tak pergi lagi ke Masjid Nabawi selama tujuh tahun, ia menjawab, “Seandainya bukan alasannya final dari kehidupan aku di dunia, dan awal kehidupan di darul baka, saya tidak akan mengumumkan hal ini terhadap kalian.
Yang menghalangiku untuk melaksanakan semua itu ialah penyakit sering buang air kecil, alasannya alasannya adalah ini saya tak sanggup untuk mengunjungi Masjid Rasulullah. Dan, aku tak suka menyebutkan penyakitku, karena khawatir aku akan senantiasa mengadu kepada Allah.”
Imam Malik mulai jatuh sakit pada hari Minggu hingga 22 hari, kemudian wafat pada hari Minggu, tanggal 14 Rabi’ul Awwal 179 Hijriyah pada usia 87 tahun. Masyarakat Madinah melaksanakan wasiat yang ia sampaikan, yaitu dikafani dengan kain putih, dan disalati diatas keranda.
Imam shalat jenazahnya yakni Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim al-Hasyimi yang ialah gubernur Madinah. Gubernur Madinah tiba melayat dengan jalan kaki, bahkan tergolong salah satu yang ikut serta dalam mengangkat jenazah sampai ke makamnya. Dia dimakamkan di Pemakaman Baqi’, seluruh murid-murid beliau turut mengebumikan beliau.
Informasi tentang kematitan beliau tersebar di seantero negeri Islam, mereka sangat sangat bersedih dan merasa sangat kehilangan, seraya mendoakan beliau supaya senantiasa dilimpahi rahmat dan pahala yang belipat ganda berkat ilmu dan amal yang beliau persembahkan untuk Islam.
Demikian bahasan perihal biografi Imam Malik bin Anas andal fiqih pendiri Mazhab Maliki. agar berfaedah.