BEUMEUPHOM “AGAM BATAT” KON UREUNG BANGAI
Dalam suatu konferensi “Agam Batat” pernah berkata, “Bek neu ukoe cara seumike lon ngoen ule gata” yang artinya jangan mengukur cara berfikirnya dengan cara berfikir anda yang belum mampu menjangkaunya.
Yang perlu diingat adalah, “Agam Batat” bukanlah orang yang kurang pandai, lulusan Oregon State University Amerika Serikat itu sudah sukses dua kali menduduki bangku Gubernur Aceh. Memang ini bukan sebab usahanya sendiri, tapi alasannya adalah kepercayaan rakyat yang cukup tinggi terhadap dirinya untuk menjinjing pergeseran yang besar di Aceh.
Sebagai pendiri PNA “Agam Batat” mengerti dan paham sekali kemana arah partai ini dibawa, kebijakannya merombak struktur organisasi dalam suatu waktu wajar Ia lakukan sebagai bentuk upaya penyegaran dan regenerasi. Tidak mungkin Ia akan merusak sesuatu yang telah dibesarkan secara sukar payah.
Polemik yang muncul paska pergantian Ketua Harian dan Sekjen PNA tidak perlu dibesar-besarkan. Apalagi hingga memprovokasi kader-kader oleh oknum-oknum untuk mencopot Ketua Umum. Tanpa sadar kita sedang menikmati sajian aneka macam bentuk propaganda untuk melewatkan siapa sosok yang sudah membesarkan organisasi PNA dari semenjak lahir.
Apabila polemik ini terus terjadi sampailah pada sebuah kesimpulan orang-orang menilai bahwa selama ini benar “Agam Batat” dikelilingi bukan oleh orang yg betul-betul setia kepadanya, namun mereka hanya memanfaat ketokohannya untuk kepentingan masing-masing. Disaat “Agam Batat” berupaya melewati dilema hukumnya sendiri, dimana kawan-kawan dan teman-sahabatnya yang katanya setia kepadanya?
Beumeuphom “AGAM BATAT” Kon Ureung Bangai |
Perlu diingat musuh politik akan terus mempergunakan situasi ini. Kepada orang-orang yang selama ini sudah dibesarkan oleh PNA agar semua tersadar, terbangun dari tidur dan bertanya terhadap diri kita masing-masing, pantaskah kita menghina orang bau tanah yang sudah melahirkan dan membesarkan kita?.
Cara seumike bek meubalek-balek, bek ta peu udep apui lam seukeum pade.