Benarkah Rasulullah Pernah Lupa Jumlah Rakaat Shalat? Apa Hikmahnya?

Benarkah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah lupa jumlah rakaat shalat? Pertanyaan itu termasuk menggelitik bagi sebagian orang yg tak mendalami hadits & fiqih.

Sebagian orang beranggapan tak mungkin Rasulullah lupa jumlah rakaat shalat alasannya menurut mereka, lupa jumlah rakaat merupakan tanda tak khusyu’ dlm shalat. Namun, ternyata Rasulullah sungguh-sungguh pernah lupa jumlah rakaat shalat.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – صَلَّى الظُّهْرَ خَمْسًا فَقِيلَ لَهُ أَزِيدَ فِى الصَّلاَةِ فَقَالَ وَمَا ذَاكَ . قَالَ صَلَّيْتَ خَمْسًا . فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ بَعْدَ مَا سَلَّمَ

Pada sebuah tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan shalat dzuhur lima rakaat. Beliau kemudian ditanya, “Apakah jumlah rakaat ini memang ditambah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Mengapa demikian?” Sahabat yg tadinya menjadi makmum mengatakan, “Anda sudah melaksanakan shalat Dzuhur lima rakaat.” Lantas dia pun sujud sebanyak dua kali sesudah tamat salam itu. (HR. Bukhari)

Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Hadits serupa pula diriwayatkan oleh Imam Muslim. Hadits-hadits tersebut banyak dicantumkan dlm kitab fiqih bagian shalat tatkala membicarakan sujud sahwi.

Kaprikornus, Rasulullah memang pernah lupa jumlah raka’at shalat. Setelah diingatkan oleh para sahabat, beliau kemudian melaksanakan sujud sahwi.

Lalu, apa pesan tersirat Rasulullah lupa jumlah rakaat shalat ini?

Pertama, hal ini memperlihatkan bahwa Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu manusia biasa mirip halnya umatnya. Bedanya, beliau dipilih oleh Allah & diberi wahyu.

  Level Derajat Insan Teragantung Iman Nya

Sebagai insan biasa, Rasulullah pernah salah & pula pernah lupa. Namun, Allah tak membiarkan kalau Rasulullah salah kecuali akan diingatkanNya. Misalnya dikala beliau bermuka masam tatkala Abdullah bin Ummi Maktum tiba sementara Rasulullah sedang berusaha mendekati pembesar Quraisy biar mendapatkan dakwah. Rasulullah kemudian diingatkan Allah semoga tak berparas masam dgn diturunkannya surat ‘Abasa.

Selain eksklusif diingatkan Allah, kalau Rasulullah lupa, dia pula meminta diingatkan para sahabatnya, sekaligus menegaskan bahwa ia ialah insan lazimbukan malaikat.

إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ فَإِذَا نَسِيتُ فَذَكِّرُونِى

“Saya yakni manusia biasa. Saya pula mampu lupa sebagaimana kalian mampu lupa. Oleh alasannya adalah itu, kalau saya lupa, ingatkanlah” (HR. Muslim)

Sifat manusia lazimyg dimiliki Rasulullah ini bergotong-royong ialah kelebihan. Agar tak ada alasan bagi manusia menyatakan tak sanggup mengikuti dia. Berbeda jika contohnya Rasulullah yaitu malaikat, bukan manusia biasa, niscaya orang-orang mempunyai argumentasi tak sanggup mengikuti beliau.

Kedua, dgn adanya peristiwa ini (Rasulullah lupa jumlah rakaat), maka kaum muslimin menemukan isyarat tentang sujud sahwi. Dan memang bisa jadi, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengakibatkan Rasulullah dikala itu lupa jumlah rakaat shalat supaya umatnya mendapatkan teladan apa yg harus dilakukan tatkala lupa jumlah rakaat shalat. Yakni, sujud sahwi.

Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]