Belajar Ketulusan Dari Seekor Ayam


Ayam mungkin bukanlah binatang yang abnormal bagi kita. Kita sering mendengar, melihat, atau bahkan kita memeliharanya. Apalagi saat ayam telah kita jadikan selaku hidangan makan kita, begitu lezat rasanya…
Lantas apa yang harus dipersoalkan dari hewan yang satu ini? Mungkin kita akan seddikit mendapatkan pelajaran dari hewan yang satu ini.
Ayam… mungkin sering menciptakan kita jengkel dengan kotarannya yg seringkali tercecer dimana-mana. Di rumah kita, di jalanan daerah kita melalui, atau ditempat-tempat yang asyik untuk kita jadikan kawasan berteduh, atau lain sebagainya. Maklum, alasannya ayam tidak pernah diajari ihwal budpekerti ataupun estetika. Tapi lagi-lagi bukan itu yang hendak kita ambil pelajarannya.
Lihatlah induk ayam, ia senantiasa mendahulukan anak-anaknya saat ada masakan yang bisa beliau makan. Dan lihatlah pula ketika hujan turun, ia rela tubuhnya bash kuyup oleh hujan untuk melindungi anak-anaknya dalam dekapan sayapnya biar terlindung dari air hujan dan tetap mencicipi kehangatan. Ada lagi, dikala ada seseorang yang berusaha mendekati anak-anaknya, niscaya sang induk akan menyerang orang itu, alasannya adalah mungkin dalam benaknya orang itu mampu saja mencelakai anak-anaknya. Begitu juga dengan kedua orang tua kita. Disadari atau tidak, mereka terkadang mendahulukan kepentingan-kepentingan kita, dan me-nomer-sekiankan kepentinga langsung mereka. Mereka berusaha melindungi kita dengan apapun yang mereka bisa. Lantas apa yang telah kita perbuat untuk mereka?? Sudahkah kita mampu memperlihatkan timbal balik kepada mereka?? Saya kira belum, dan saya percaya tidak akan pernah bisa. Karena kasih sayang keduanya tak akan pernah tergantikan oleh apapun.
Mungkin saat ini kita belum menyadarinya, tapi sebuah saat nanti kita niscaya akan memahaminya, betapa besar pengorbanan mereka untuk memperjuangkan kita…