Al-Ismaili meriwayatkan dr Umar, ia berkata, “Sepeninggal Rasulullah, banyak orang yg murtad. Mereka berkata: ‘Kami tetap melakukan sholat, tetapi tak lagi mengeluarkan uang zakat.’ Karena itu kami mengunjungi Abu Bakar & mengatakan kepadanya: ‘Persatukanlah orang-orang itu & bersikaplah penuh kasih sayang pada mereka alasannya mereka itu bagaikan orang-orang yg buas.’
Abu Bakar berkata, ‘Aku mengharapkan bantuanmu, namun yg kutemukan ternyata pengkhianatanmu. Apakah kamu-sekalian yg begitu bergairah pada masa jahiliyah menjelma pengecut dlm Islam, wahai Umar? Lalu dgn apa gue harus persatukan mereka? Dengan syair & sihir yg dibentuk-buat? Tidak! Tidak! Rasulullah telah berpulang & wahyu sudah putus. Demi Allah, akan kuperangi mereka selama gue masih mampu menggenggam pedang kendati mereka menolak memberikan sekadar seutas tali mirip yg pernah diberikan pada Rasulullah.’
Ternyata kudapati bahwa ia jauh lebih berani, bertekad berpengaruh & sungguh bergairah dlm suatu masalah yg mungkin dianggap remeh & tak bernilai oleh orang-orang yg memegang kekuasaan.”
Abul Qasham al-Baghawi, Abu Bakar asy-Syafi’i dlm kitabnya, al-Fawa’id & Ibnu Syakir meriwayatkan dr Aisyah, ia berkata, “Setelah Rasulullah wafat, kemunafikan tumbuh di mana-mana, orang-orang murtad dr Islam, sedangkan kalangan Anshar berdiam diri. Andaikata hal yg menimpa ayahku menimpa gunung-gunung, pastilah hancur lebur gunung-gunung itu. Tidak terjadi perbedaan pertimbangan , kecuali ayahku tiba untuk menyelesaikannya. Orang-orang mengajukan pertanyaan, ‘Hendak dibawa ke mana Nabi dikebumikan? Kami tak memperoleh seorang pun yg mengetahui hal ini.’ Abu Bakar kemudian berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: ‘Apabila seorang nabi wafat, ia dikebumikan di kawasan kewafatannya.’ Orang-orang pula berpendapat ihwal warisannya & tak seorang pun mengetahui perkara ini. Lagi-lagi Abu Bakar berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: ‘Sesungguhnya, kami para nabi tak mewariskan harta & apa yg kami tinggalkan menjadi sedekah.’
Sebagian ulama berkata bahwa inilah perselisihan pendapat yg pertama di antara para sobat. Sebagian dr mereka berkata, “Kami akan mengkebumikannya di Mekah kota kelahirannya.” Lainnya berkata, “Hendaknya beliau dimakamkan di masjidnya.” Lainnya berkata, “Sebaiknya ia dikuburkan di Baqi’.” Ada pula yg berkata, “Sebaiknya dia disemayamkan di Baitul Maqdis daerah para nabi disemayamkan.” Demikianlah yg terjadi hingga Abu Bakar mengumumkan apa yg didengarnya dr Rasulullah.
Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Bakar. Golongan Muhajirin & Anshar semuanya merujuk kepadanya. [Paramuda/Wargamasyarakat]