Observatorium Bosscha Peneropongan bintang tertua di Indonesia Peralatannya Sengaja didatangkan dari Jerman oleh Karel Albert Rudolf Bosscha (Tuan Bosscha) |
Sejak pertemuan ilmiah Fourth Pacific Science Congress yang berlangsung di Bandung pada bulan Mei-Juni 1929, kemudian banyak ilmuwan dari mancanegara yang berkunjung ke kota ini.
Beberapa tahun sebelum Kongres Ilmuwan Pasific dilangsungkan di Bandung pernah juga diselenggarakan Natuur Wetenschappelijk Congres II pada tahun 1924. Kemudian juga kongres Teh Dunia yang terjadi pada tahun 1924.
Di Bandung pada isu terkini sebelum perang,ada beberapa forum, sentra pengusutan ilmiah dan obyek ilmu pengetahuan yang lain mirip: Balai Penyelidikan Teh dan Kina (‘S Lands Kina en Thee Proefstation) di Pangalengan, Labolaturium PTT, Bandoengsch Botanisch Park (Jubileumpark), Bosscha-Sterrenwacht-Peneropongan Bintang yang terkemuka di pecahan bumi bab selatan. Institut Pasteur dengan labolaturium pemberantasan penyakit cacar paling besar di Asia waktu itu.
Kemudian di Bandung terdapat pula Museum Geologi dan Situs Purba di Dago atas (Pakar) yang sering dikunjungi geologiwan maupun para sejarawan.
Namun sayang sekali Situs Purbakala di Dago yang begitu menarik perhatian para sarjana terkemuka seperti : Prof. van Bemmelen dan Dr. Koenigswald, kini ini mengalami pengrusakan total.
Pada tahun 1950, Dr. W.Rothpletz, seorang sarjana geologi berkebangsaan Swiss, sudah mendirikan tugu prasasti pada Historical Site Pakar Dago Atas, erat pilar Kadaster KQ 380. Sebagai perayaan,agar orang lalu tidak merusak atau mendirikan bangunan pada lokasi bersejarah, sisa-sisa kebudayaan Jaman Sangkuriang.
Patut disesalkan,kealpaan dan kurangnya pengetahuan akan arti nilai historis dari situs bersejarah,kini di kawasan itu sudah didirikan suatu gedung Sekolah Dasar.Inpres. mau dikatakan apa..?
“Nah, jadi pada pada periode kemudian jaya-jayanya Kota Bandung Parijs van Java pernah jadi tempat tujuan rekreasi bagi para pelancong Intelektual,di samping fungsi kota ini sebagai Kota Konperensi.
Bagi pelancong yang cari hiburan rekreasi di Kota Bandung tempo dahulu, mereka tidak bakal menerima kesusahan cari obyek kesenangan. Mau yang agak mewah ?
Sejak awal tahun 1930’an di Bandung orang telah bisa main golf dan nonton pertarungan cricket yang asal-muasalnya dari Britania. Semua bentuk hiburan tersedia.
Demikianlah macam-macam obyek tujuan rekreasi dari para turis dalam maupun mancanegara yang membanjiri Kota Bandung pada kala Voor de Oorlor. Sumber : Wajah Bandung Tempo Doeloe oleh Haryoto Kunto PT.Granesia-1984