Bahaya Menonton TV Untuk Anak & Cara Atasi

Inilah bahaya tv untuk anak & bagaimana cara mengatasinya. Selamatkan Anak Ayah Bunda Dari Asuhan Televisi. Berbagai studi membuktikan bahwa media keterangan audio-visual sungguh besar pengaruhnya pada pemirsa dibandingkan dgn aneka macam media informasi yang lain, mirip media baca atau media dengar.

Saluran-jalan masuk televisi sudah merusak angkasa kita, & angkasa Dunia Islam dengan-cara lazim. Program yg disuguhkan pada umumnya bermaksud untuk menodai & mengkebiri prinsip-prinsip & amal Islami kita.

Betapa indah perumpamaan berikut ini; “Seorang ayah yg menghadiahkan pada anaknya Dunia Chating, bergotong-royong ia sedang menyerahkan karakter anaknya dibentuk oleh Dunia Chating”. Tatkala seorang ayah memasukkan alat ini ke dlm rumahnya, bermakna ia sudah menunjukkan “Guru Privat” yg siap mendidik & membimbing serta membentuk kepribadian anaknya sesuai harapan media tersebut.

Lambat tetapi niscaya, media ini mengajarkan pada anaknya etika, moral, pola hidup yg jauh dr tuntunan Islam. Pelan tapi pasti, media ini mendiktekan pada anaknya, bagaimana pola hidup tokoh-tokoh yg tak menjadikan agama sebagai pemikiran hidupnya. Pelan tetapi pasti, media ini mendiktekan pada anaknya, menanamka benih-benih keraguan akan kebesaran Allah ‘Azza wa Jalla.

Akibatnya, anak tersebut akan menatap dunia ini, bukan atas dasar Islam, namun atas dasar cinta yg liar tak bersandikan dinul Islam. Kemudian anaknya akan tumbuh akil balig cukup akal dlm keadaan sudah hancur lebur prinsip-prinsip akhlaknya, tak ada padanya iffah (memelihara kesucian diri) & bermacam-macam tindak amoral yang lain.

bahaya tayangan tv untuk anak bahaya tv bagi anak bahaya tv untuk anak bahaya tv pada anak bahaya menonton tv bagi anak bahaya menonton tv pada anak bahaya menonton tv untuk anak bahaya menonton tv untuk anak2 bahaya acara tv bagi anak bahaya nonton tv untuk anak bahaya tv bagi anak anak

Katakan Tidak Pada Televisi

Televisi & media yang lain, sekarang telah menjadi kepingan hidup insan. Di desa maupun lebih-lebih di kota. Televisi telah menciptakan perubahan yg signifikan mengenai tugas keluarga, bahkan sebagian dr mereka –hadaahumullah- sengaja menenangkan tangisan anaknya dgn menaruh mereka di depan televisi.

Mereka tak sadar bahwa dgn hal itu mereka tangah “membunuh” aksara anak-anaknya. Sebab, program-acara televisi yg tersedia untuk anak belum cukup refresentatif bila ditinjau dr prinsip-prinsip dinul Islam yg kita yakini. Dan hal itu memiliki dampak amat besar dlm mengganti sikap anak, baik agama, etika maupun sosial.

Orang bau tanah yg meletakkan kaidah-kaidah asasi untuk metode & perilku di rumah sejak dini tak mendapat duduk perkara wacana anak. Namun, tatkala sang anak mulai menganjak usa remaja, yg apabila kendali lepas dr orang bau tanah, maka anak akan menampilkan bahwa ia sudah berdikari, ia merasa berhak mengetahui apa yg diinginkannya & melakukan apa yg dikehendakinya. Pada titik inilah, terlihat kebingungan pada raut paras sang ayah. Anaknya telah berkembang sesuai harapan “media” bukan sesuai prospeknya. Baca Juga Hindarkan Anak Dari Tayangan TV Tidak Mendidik

REKOMENDASI : 6 Cara Membentuk Kebiasaan Anak Agar NO TV NO CRY

Adalah suatu kekeliruan bila kita berasumsi bahwa perang media adalah perang akhlak saja. Bahkan, ini yakni perang terhadap dogma & nilai, yg sudah dikelola strateginya & dipelajari dgn seksama. Penjajahan sudah keluar dr jalan-jalan kota, tetapi ia akan kembali lewat jalur media dengan-cara eksklusif.

Kembalinya penjajah kali ini, bukan ke pasar-pasar, tetapi kembali untuk tinggal bersama-sama dgn kita di dlm rumah kita. Bahkan di dlm kamar kita. Ia kembali untuk menghancurkan agama, tutur kata & budbahasa generasi anak-anak kita. Dulu kedatangan penjajah ini, kita benci, namun sekarang kedatangannya kita beli, dgn hasil kerja keras kita sendiri. Kedatangannya kita jadikan sebagi bingkisan & hadiah buat belum dewasa kita & orang yg kita cintai.

  STOP Gadget untuk Anak – Dampak IT Bagi Anak

Ayah Bunda…!!!

Tulisan ini tak berencana untuk menafikan faktor nyata yg dikandung oleh teknologi, bukan pula untuk mengajak anda menyaksikan masa depan bawah umur kita dgn kaca mata pesimistis. Namun ini ialah arahan ihwal kewajiban berhati-hati dlm mendapatkan & merespons hal-hal baru yg belum pernah diketahui pada masa sebelum kita.