Bahan 4A (Book 1)

Pertama,
      ضَمِيْرٌ termasuk dalam golongan isim (lihat Materi 1). Dan semua isim, bisa dun dan din. Tapi, sementara ini kita akan berguru bentuk marfu dari dhomir (dun).
     Dhomir dibagi menjadi 3.
a. Orang pertama (المُتَكَلِّمُ). Yaitu “I” (أَنَا) dan “we” (نَحْنُ)
b. Orang kedua (المُخَاطَبُ). Yaitu “You” (أنْتَ, أنْتُمَا, أنْتُمْ + أنْتِ, أنْتُمَا, أنْتُنَّ)
c. Orang ketiga (الغَائِبُ). Yaitu “He”, “she”, “they” (هُوَ, هُمَا, هُمْ+ هِيَ ,هُمَا, هُنَّ)
     Bahasa Arab, dalam hal jumlah, memiliki 3 bentuk
a. Tunggal/singular/المُفَرْدُ
b. Dual/المُثَنَّى
c. ‎Plural/الجَمْعُ
     Cara menghafalkan dhomir dibaca dari kanan ke kiri
هُوَ, هُمَا, هُمْ, هِيَ, هُمَا, هُنَّ, أنْتَ, أنْتُمَا, أنْتُمْ, أنْتِ, أنْتُمَا, أنْتُنَّ, أَنَا, نَحْنُ

yang artinya:
هُوَ = ia (laki 1 orang)
هُمَا = dia (laki 2 orang)
هُمْ = dia (laki >2 orang)
————————-
هِىَ = beliau (pr 1 orang)
هُمَا = dia (pr 2 orang)
هُنَّ = dia (pr >2 orang)
————————-
أنْتَ = kau (lk 1 orang)
أنْتُمَا = kau (lk 2 orang)
أنْتُمْ = kamu (lk >2 orang)
————————-
أنْتِ = kamu (pr 1 orang)
أنْتُمَا = kamu (pr 2 orang)
أنْتُنَّ = kamu (pr >2 orang)
————————-
أَنَا = saya (lk/pr)
نَحْنُ = kami (pr/lk)
     Dhomir-dhomir di atas harus senantiasa kita ingat dan urutannya juga harus diingat. Karena kita akan senantiasa menggunakannya, apalagi ketika kita membicarakan fiil (kata kerja). Tipsnya, dihafalkan perkelompok yang saya pisah dengan garis merah.
     Nama dhomir di atas adalah ضَمِيْرٌ مُنْفَصِلٌ . Dan mereka semua yaitu marfu’ dan ma’rifah.
     أَنَا مُدَرِّسٌ . Mana khabarnya? مُدَرِّسٌ . Mubtadanya mana? أَنَا . Kenapa? Karena ia ialah dhomir munfasil dan dhomir munfasil selalu marfu dan ma’rifah (persyaratan mubtada).


Kedua,
     Pada bahan-materi sebelumnya kita HANYA mencar ilmu marfu, marfu dan marfu. Sekarang, kita akan mencar ilmu majrur. Manshubnya entar-entar saja. Agar anda tidak gundah dan menikmati materi-bahan yang disampaikan.
     Salah satu penyebab isim menjadi majrur ialah sebab didahului حَرْفُ جَرٍّ. Contoh dari حَرْفُ جَرٍّ ialah فِيْ (di/in) dan عَلَى (di atas/on). Contoh: البَيْتُ kalau diawali في, maka menjadi فِي البَيْتِ . Begitu juga dengan المَكْتَبُ kalau diawali oleh عَلَى, maka menjadi عَلَى المَكتَبِ.
      Ingatlah, isim yang diawali harf jar, maka isim sesudahnya mesti majrur (isim majrur)


Ketiga,
   شِبْهُ الجُمْلَةِ
= phrase. Dalam bahasa arab diketahui ada 2 syibhu jumlah. Tapi, saya akan menyebutkan 1 saja dahulu. Insyaallah yang satunya lagi akan kita diskusikan di materi lain.
     Syibhu jumlah yang pertama adalah جَارٌ وَمَجْرُورٌ yang yang dibuat dari “ حَرْفُ جَرٍّ + اسْمٌ مَجْرُوْرٌ”. Apa itu? Ya yang kita diskusikan di nomor 2.hehe.
     Dalam jumlah ismiyah, syibhu jumlah akan SELALU menjadi khabar (tidak pernah menjadi mubtada) dimanapun ia berada. Sehingga, jika Anda memperoleh kalimat الكِتَابُ عَلَى المَكتَبِ. Maka mubtadanya yaitu الكِتَابُ. Sedangkan khabarnya adalah عَلَى المَكتَبِ. Mengapa? Karena mereka yakni jar majrur (jm). Jar majrur adalah syibhu jumlah (sj). Dan syibhu jumlah yakni khabar (k).
     Sampai di sini faham? Jikalau belum paham, santai. Kita akan mengulangi materi-materi kita sehingga insyaallah kita akan menjadi makin paham.
     Dan kita sepakati cara menjawab soal latihannya, misalkan الكِتَابُ عَلَى المَكتَبِ yakni
Mb-jm/sj/k, tujuannya الكِتَابُ mubtada, عَلَى المَكتَبِ jarmajrur, (jarmajrur ialah) syibhu jumlah, (syibhu jumlah selaku ) khabar. Tapi jika lebih lengkap lagi, jawabnya seperti ini: Mb-jm/sj/k(hj-im). Maksudnya, ….dst khabar berisikan 2 unsur ialah عَلَى sebagai harf jar (hj) dan المَكتَبِ sebagai isim majrur (im)


Keempat,
     Mari kita perhatikan teladan berikut ini.
أَيْنَ مُحَمَّدٌ؟ هُوَ فِيْ الغُرْفَةِ
Di mana Muhammad? Dia di kamar(room).
     Mengapa kok الغُرْفَةِ (berharokat kasroh) bukan الغُرْفَةُ? Benar!! Karena sebelumnya ada في yakni harf jar. Irobnya: mb-jm/sj/k(hj-im). Perhatian, sekali lagi, kalimat tanya belum kita irobkan. Makara irob td untuk kalimat info.
     Maksud dari irob di atas adalah:
mb = هُوَ. Kenapa? Karena dia dhomir munfasil. Dan dhomir munfasil itu marfu dan ma’rifah.
فِيْ = harf jar
الغُرْفَةِ= isim majrur.
فِيْ الغُرْفَةِ adalah jar majrur. Jar majrur ialah syibhu jumlah. Dan syibhu jumlah ialah khabar.

وَأَيْنَ يَاسِرٌ؟ هُوَ فِيْ الحَمّامِ
Dan di mana Yasir? Dia di kamar mandi
mb-jm/sj/k(hj-im)

وَأَيْنَ آمِنَةُ؟ هِيَ فِيْ المَطْبَخِ
Dan di mana Aminah? Dia di dapur
Kenapa kok jawabnya هِيَ? Karena Aminah ialah wanita/muannats. Sehingga dhomirnya yaitu muannats adalah هِيَ.
mb-jm/sj/k(hj-im)

أَيْنَ الكتابُ؟ هُوَ عَلَى المكتبِ
Di mana buku itu? Dia di atas meja
mb-jm/sj/k(hj-im)
*buku adalah mudzakkar/laki-laki, maka memakai هو.

وَأَيْنَ الساعةُ؟ هِيَ عَلَى السرير
Dan di mana jam tangan? Dia di atas ranjang
mb-jm/sj/k(hj-im)
kenapa هي? Karena الساعةُ yakni muannats, tandanya yaitu ada ta’ marbuthoh ”ة”. Insyaallah akan dijelaskan lebih lanjut.


Kelima,
    الشَّمْسُ وَالقَمَرُ فِيْ السَّمَاءِ. Bagaimana irobnya? Mana mubtadanya? الشَّمْسُ. Khabarnya? فِيْ السَّمَاءِ. Kenapa bukan وَالقَمَرُ? Suatu kalimat akan lengkap jikalau terdiri dari mubtada dan khabar. Nah, kl misalkan وَالقَمَرُ ialah khabar, masak kalimatnya “matahari dan bulan”? gila rasanya sebab memang kalimat tersebut tidak lengkap. Jadi, benarlah kl فِيْ السَّمَاءِ adalah khabar. Kl kita pake mubtada khabarnya saja maka kalimatnya menjadi “matahari di langit”. Nah, jika itu kan terang.
    Lalu وَالقَمَرُ itu apa? وَ kita tahu bahwa beliau adalah harf athfin yaitu harf yang digunakan untuk menghubungkan kata. Sedangkan القَمَرُ adalah ma’thuf (‘bantalan syamsi) yakni dihubungkan ke matahari (mubtada). Kaprikornus irobnya yakni: Mb-a-ma’tuf-jm/sj/k(hj-im).
     Dan kenapa القَمَرُ marfu? Karena الشَّمْسُ ialah marfu (sesuatu yang dihubungkan mesti sama).


Keenam,
Coba perhaikan gambar di bawah ini..
 sementara ini kita akan belajar bentuk marfu  dari dhomir  Materi 4a (Book 1)
     Tahu perbedaannya? Perhatikan, nama laki2, semuanya berakhiran dhommah tanwin. Sedangkan nama perempuan berakhiran dhommah (tanpa tanwin). Kenapa?
• Wanita diciptakan bagus namun lemah sehingga hanya mengangkat satu dammah
• Laki-laki diciptakan kuat sehingga bisa mengangkat dua dammah.
• Tapi sayangnya alasan di atas cuma bercanda (anggap kiat untuk menghafal)
• Alasan sesungguhnya, nama wanita tidak bisa berubah penuh mirip nama pria :
• Laki-laki = dun dan din => disebut triptote (berubah full)
• Perempuan = dun dan dan => disebut diptote (berganti sebagian)
     Nama wanita bentuk majrurnya sama dengan bentuk manshub. Contoh saja ya.. agar lebih jelas:
Marfu – manshub – majrur
مُحَمَّدٍمُحَمَّدًامُحَمَّدٌ
أَمِنَةَاَمِنَةُ – (tetap) أَمِنَةَ
     Di permulaan, kita belajar bahwa isim mampu dun dan din. Ketika Anda sudah enjoy dengan hal ini, maka kita tambahi aturan lainnya yakni dun dan dan. Jadi anda tidak perlu resah. Karena sistem kita ini yaitu secara perlahan-lahan. Satu masuk dan faham, gres lainnya masuk. Jika bersamaan diterangkan di awal, niscaya anda akan resah.
     Semua orang akan memakai pakaian yang berlawanan jika situasinya berbeda. Di sini, kita mencar ilmu bahwa ada orang yang tidak bisa menggunakan pakaian yang berlainan. Siapakah ia? Yaitu orang miskin. Orang miskin tak punya baju yang banyak, sehingga mau tak inginmereka memakai pakaian yang sama untuk suasana yang berlawanan. Isim dalam bahasa arab juga ada yang mengalami mirip itu. Salah satunya ialah yang hendak kita diskusikan. Mereka kita sebut diptote yakni cuma mempunyai 2 perubahan. Apa itu? dun dan dan.
     Sekali lagi, triptote = dun dan din. Diptote = dun dan dan. Jadi, pada diptot bentuk majrurnya yaitu sama dengan bentuk mansub.
     Umumnya, nama wanita memakai ta’ marbuthoh. Contoh : فَاطِمَةُ, عَائِشَةُ. Tapi ada beberapa yang tidak memakai ta’ marbuthoh. Contoh: مَرْيَمُ , زَيْنَبُ . Ada juga yg berakhiran alif maksurah. Contoh : سَلمَى , لَيْلَى . Semuanya nanti akan dipelajari secara detil, insyaallah.