Bagian utama karya ilmiah terdiri atas beberapa bagian. Jumlah bab tidak dibakukan, namun disesuaikan dengan ruang lingkup observasi penulis. Bagian utama umumnya terdiri atas: pendahuluan, tinjauan pustaka/kerangka dasar teoritik/kerangka fikir, kerangka rancangan, sistem penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan usulan, serta daftar pustaka. Rangkaian kata untuk menyampaikan gosip yang dihidangkan di dalam sebuah karya ilmiah hendaknya teliti, singkat, padat, terperinci, tajam, dan berhubungan serta konsisten.
Di dalam perkembangannya penulisan bagian utama tesis terdapat dua versi dasar perkiraan filosofis, yaitu: mainstream (ialah: positivist paradigm), dan non-mainstream. Oleh sebab itu, adanya perbedaan perkiraan ini akan berimplikasi terhadap penulisan bab utama tesis tersebut.
Secara garis besar perbedaan mainstream dan non-mainstream disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Urutan penulisan bagian utama tesis model mainstream dan non-mainstream.
Bab
|
Mainstream
|
Non-Mainstream
|
I
|
Pendahuluan
|
Pendahuluan
|
II
|
Tinjauan Pustaka/Kerangka dasar teoritik
|
Tinjauan Pustaka/Kerangka dasar teoritik
|
III
|
Kerangka desain observasi
|
Kerangka desain penelitian
|
IV
|
Metode Penelitian
|
Metode Penelitian
|
V
|
Hasil dan Pembahasan atau Bab-bab yang menampung Isi Pokok Bahasan
|
Hasil Penelitian: Kumpulan artikel-artikel jurnal hasil penelitian yang telah dan akan dipublikasi dalam jurnal nasional atau Internasional
|
VI
|
Kesimpulan dan Saran
|
Pembahasan Umum
|
n/n+1
|
–
|
Kesimpulan dan Saran
|
Daftar Pustaka
|
Daftar Pustaka
|
5.1. Mainstream
Pada dasarnya bentuk penulisan tesis yang menggunakan pendekatan mainstream memiliki aturan yang baku di dalam setiap babnya, baik jumlah bab maupun tata aturan isi pada masing-masing bab.
Bab 1. Pendahuluan
Bab pendahuluan ini memuat: latar belakang, perumusan persoalan, tujuan penelitian dan faedah penelitian.
a. Latar belakang observasi: menampung fakta-fakta berhubungan dengan masalah observasi sebagai titik tolak merumuskan dilema observasi, alasan-alasan (empiris, teknis) mengapa dilema yang dikemukakan dalam proposal observasi itu dipandang penting untuk diteliti.
b. Perumusan dilema: memuat proses penyederhanaan masalah yang rumit dan kompleks dirumuskan menjadi dilema yang dapat diteliti (researchable problems), atau merumuskan kaitan antara kesenjangan wawasan ilmiah atau teknologi yang hendak diteliti dengan kesenjangan pengetahuan ilmiah yang lebih luas. Di dalam menyampaikan perumusan dilema mesti berhubungan dengan judul dan perlakuan yang akan diteliti. Perumusan persoalan tidak senantiasa berbentukkalimat tanya.
c. Tujuan observasi: dalam tujuan penelitian harus menyebutkan secara spesifik tujuan yang ingin diraih dalam observasi. Dalam beberapa hal, semestinya tujuan observasi juga tersirat di dalam judul penelitian. Dengan akal seperti butir (b) di atas, bila perumusan duduk perkara dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, jumlah pertanyaan tidak selalu mesti sama dengan tujuan penelitian.
d. Manfaat observasi: menyatakan kaitan antara hasil observasi yang dirumuskan dalam tujuan penelitian dengan masalah kesenjangan yang lebih luas atau dunia positif yang rumit dan kompleks.
Bab 2. Tinjauan Pustaka atau Kerangka Dasar Teoritik
Posisi tinjauan pustaka diposisikan sehabis hidangan perumusan persoalan, tujuan dan kegunaan observasi, biar bahan-bahan kepustakaan yang disuguhkan dalam tinjauan pustaka secara terpadu dan terarah. Pada bagian ini dikemukakan hasil telaah atau kajian teori atau bagian-komponen teori (desain, proposisi, dsb.) atau hasil observasi sebelumnya yang berhubungan dengan persoalan dan tujuan penelitiannya secara sistematis dan analitik. Artinya, bagian ini tidaklah sekedar berisi kutipan atau pencantuman teori-teori, rancangan, proposisi dan paradigma, secara berjajar dan runtut yang diambil dari pelbagai sumber (cut and paste), namun merupakan hasil ramuan dari proses persandingan, perbandingan dan obrolan antar teori, konsep, proposisi, paradigma yang ada (mulai dari yang klasik sampai yang mutakhir) yang lalu peneliti mempesona benang merahnya.
Sumber pustaka berasal dari Jurnal Ilmiah, kutipan text book boleh asal relevan. Diktat kuliah, penuntun praktikum dan materi kuliah mampu digunakan selaku bahan kepustakaan, asalkan karya asli dari penulis yang bersangkutan.
Bab 3. Kerangka Konsep Penelitian
Sub-bagian ini dapat disuguhkan kalau diperlukan. “Konsep” intinya ialah pengertian atau pemahaman perihal sebuah fenomena yang ialah elemen dasar dari proses berfikir. Kerangka desain observasi meliputi: a) kerangka fikir, b) hipotesis, dan c) definisi operasional dan pengukuran peubah. Kerangka ini dapat ialah ringkasan tinjauan pustaka yang mendukung dan atau menolak teori di sekitar masalah observasi. Juga diuraikan kesenjangan di antara hasil penelitian terdahulu, sehingga perlu diteliti. Uraian kerangka desain atau kerangka pikir biasanya mengarah ke hipotesis dan mampu disusun berupa narasi atau diagram alur.
Hipotesis adalah pernyataan atau prasangka atau tanggapan sementara (menurut hasil penelitian atau pustaka sebelumnya) atas pertanyaan dalam problem observasi, yang mau diuji dengan data empirik lewat observasi ini.
Definisi operasional dan pengukuran peubah yakni penjelasan operasionalisasi semua peubah yang dimasukkan dalam hipotesis.
Bab 4. Metode Penelitian
Metode observasi dapat dibedakan menjadi observasi yang experimental dan non-experimental.
Metode Penelitian Bidang Hayati dan Teknik
Di dalam Bab Metode Penelitian ini lazimnya disuguhkan uraian yang rinci perihal:
a. Tempat dan waktu penelitian
Tempat observasi diuraikan secara terperinci perihal acara observasi di lapangan atau di laboratorium. Uraian lokasi observasi lapangan dapat meliputi kawasan administrasi (desa kecamatan, kabupaten maupun propinsi), institusi, Perguruan Tinggi atau kebun percobaan milik Balai Penelitian. Dapat pula disebutkan jenis tanah, iklim. Bila kegiatan observasi di laboratorium maka ditulis nama laboratorium dan institusinya.
Waktu observasi diuraikan perihal bulan, tahun, isu terkini (jika perlu) dilakukannya aktivitas observasi mulai dari antisipasi hingga final pelaksanaan observasi
b. Bahan dan Alat
Bahan penelitian diterangkan spesifikasi materi atau materi observasi yaitu termasuk asal sampel, cara antisipasi sampel, umur sampel (kalau ada), sifat fisik, dan bahan kimia yang digunakan (Merk dan Negara).
Alat yang digunakan juga diterangkan spesifikasinya secara lengkap, sehingga mampu dikenali validitas observasi berdasarkan alat ukurnya. Selain itu agar peneliti lain yang ingin menguji ulang penelitian itu tidak mengalami kesalahan.
c. Metode penelitian
Prosedur penelitian dihidangkan lengkap dan terinci wacana langkah-langkah yang sudah diambil pada pelaksanaan observasi serta digambarkan dalam bentuk diagram alur observasi.
d. Pengamatan peubah
Uraikan jenis-jenis peubah yang akan diamati/diukur selama observasi. Metode pengumpulan data yang memuat metode dan prosedur/cara menemukan data, baik secara kimiawi, fisik organoleptik atau uji biologis. Metode dan versi analisis data secara statistik dan/atau matematik.
e. Kesulitan-kesusahan yang timbul selama observasi dan cara mengatasinya perlu ditampilkan, supaya para peneliti yang mau terjun dalam bidang penelitian yang sejenis terhindar dari hal-hal yang dapat meminimalkan tingkat kecermatan observasi yang dijalankan.
Bagi mahasiswa yang menulis karya ilmiah tentang perancangan alat, seperti pembuatan program 1 atau versi, dalam bagian ini diuraikan tentang metode desain yang menampung uraian wacana bahan dan alat, perancangan alat dan pengujian alat.
Metode Penelitian Bidang Ilmu-Ilmu Sosial1
Sistematika dan substansi metode observasi bidang ilmu-ilmu sosial cukup bermacam-macam. Hal ini antara lain disebabkan adanya perbedaan pendekatan penelitian yang digunakan, ialah antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Untuk mampu mengakomodir kedua pendekatan observasi tersebut, sistematika metode penelitian yang biasa digunakan di bidang ilmu-ilmu sosial mencakup butir-butir sebagai berikut:
a. Pendekatan Penelitian
Disebutkan macam pendekatan yang digunakan dan mampu diseleksi salah satu dari tiga alternatif pendekatan, yakni:
1. Penelitian Kuantitatif
2. Penelitian Kualitatif
3. Kombinasi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif2
Metode survei banyak dipakai dalam observasi kuantitatif sedangkan untuk observasi kualitatif seringkali memakai studi kasus.
b. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian disebutkan secara terang dibarengi uraian:
1. Bagaimana cara menentukan daerah penelitian tersebut
2. Alasan mengapa daerah penelitian tersebut dipilih
Waktu penelitian disebutkan jangka waktu observasi (bulan …. sampai dengan bulan …., tahun ….), bilamana perlu dilengkapi agenda acara-kegiatan penelitian di lapangan.
c. Metode Pengambilan Sampel
Diuraikan sistem pengambilan sampel yang digunakan, apakah Probability Sampling atau Non Probability Sampling. Pada masing-masing tata cara tersebut perlu dispesifikasi teknik pengambilan sampel yang dipilih, misalnya:
- Untuk Probability Sampling: Simple Random Sampling (pengambilan sampel acak sederhana), Stratified Random Sampling (pengambilan sampel acak berlapis) dan sebagainya.
- Untuk Non Probability Sampling: Purposive Sampling (pengambilan sampel disengaja), Snowball Sampling (pengambilan sampel bola salju), dan sebagainya.
Metode (1) pada umumnya dipakai dalam penelitian kuantitatif, sedangkan sistem (2) lazimnya untuk penelitian kualitatif. Dalam tesis maupun disertasi perlu dijelaskan argumentasi mengapa teknik pengambilan sampel tersebut diseleksi dalam pelaksanaan observasi.
d. Metode Pengumpulan Data
Diuraikan secara rinci perihal jenis data, sumber data serta teknik pengumpulan data dan Instrumen yang digunakan. Untuk memperjelas uraian, dianjurkan macam peubah yang diamati disusun matriksnya dan dihidangkan di dalam tabel. Teknik pengumpulan data dalam observasi bidang ilmu-ilmu sosial lazimnya menggunakan: wawancara, observasi dan dokumentasi.
e. Fokus Penelitian
Fokus observasi penting disajikan dalam penelitian kualitatif. Substansinya memuat detail persoalan penelitian sehingga memperjelas dan memperlihatkan arah untuk mendiskripsikan jalinan fenomena sosial yang diteliti.
f. Definisi dan Pengukuran Peubah
Dalam penelitian kuantitatif, uraian tentang definisi dan pengukuran peubah mutlak dilakukan. Peubah-peubah yang diukur minimal yakni peubah-peubah yang tercantum dalam hipotesis yang hendak diuji berdasarkan data yang dikumpulkan dari daerah penelitian. Sedangkan dalam observasi kualitatif, peubah ini umumnya berupa “rancangan”, sehingga tidak penting dijalankan pengukuran. Sebagian ilmuwan sosial memberikan definisi atau indikator-indikator kepada konsep yang diteliti. Sebagian lainnya menatap tidak butuhdengan argumentasi bahwa substansi penelitian kualitatif ialah “Theoritical Building ” yaitu menciptakan: rancangan-desain, proposisi-proposisi maupun teori-teori baru.
g. Analisis Data
Pada prinsipnya, analisis data tergantung dari jenis penelitian yang dipilih dan tujuan penelitian yang sudah dirumuskan. Pada umumnya dapat dibedakan antara:
1. Analisis Kualitatif
2. Analisis Kuantitatif
Analisis deskriptif lazim digunakan dalam penelitian kualitatif namun juga banyak digunakan dalam penelitian kuantitatif. Analisis diskriptif mampu berupa diskripsi dalam bentuk tabel-tabel, diskripsi wacana fenomena sosial dan sebagainya. Analisis inferensial condong dipakai dalam penelitian kuantitatif dengan menyuguhkan versi-model analisis statistik untuk menguji hipotesis. Data yang dipakai dapat berbentukdata kuantitatif maupun data kualitatif (pada umumnya dikuantifikasi, misalnya dalam bentuk skala ordinal).
Metode Penelitian Bidang Hukum
a. Metode Penelitian
Uraian dalam metode penelitian bidang aturan dimulai dengan penjelasan perihal opsi paradigma observasi, penelitian aturan normatif atau observasi aturan empiris. Hal ini perlu ditegaskan terlebih dulu, sebab mempunyai implikasi pada pendekatan dan metode penelitian yang dipakai.
Untuk penelitian aturan normatif digunakan pendekatan yuridis-normatif atau yuridis-dogmatik, sedangkan untuk observasi aturan empiris dapat digunakan pendekatan yuridis-sosiologis1, yuridis-antropologis, yuridis-psikologis, yuridis-historis, atau yuridis-kriminologis2, dan dapat ditambahkan dengan pendekatan historis (historical approach), pendekatan perbandingan (comparative approach), pendekatan filsafat (philosophy approach), atau adonan dari pendekatan-pendekatan tersebut. Metode observasi dalam observasi hukum normatif menguraikan tentang bahan-materi aturan yang dipakai (bahan primer, bahan hukum sekunder, dan materi tersier), dimana diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya, kemudian bagaimana bahan-materi aturan tersebut diinterpretasi dan dianalisis. Sedangkan, dalam observasi hukum empiris diuraikan tentang lokasi penelitian dan argumentasi obyektif pemilihan lokasi, populasi dan teknik sampling yang dipakai, teknik pengumpulan data dengan penjelasan yang spesifik, contohnya jika menggunakan studi dokumen-dokumen apa saja yang dikumpulkan, dimana dan bagaimana cara memperolehnya; bila dengan teknik wawancara siapa yang diwawancarai, teknik wawancara apa yang digunakan (terstruktur, semi terstruktur, atau terbuka), wawancara secara perorangan atau kalangan yang berfokus (focus group interview), apa instrumen wawancaranya; jikalau melakukan pengamatan mesti diterangkan apa yang diobservasi, kapan dan dimana dilakukan, bagaimana caranya dan apa instrumen yang dipakai.
Setelah data primer maupun data sekunder terkumpul,[1] kemudian dijelaskan bagaimana data diorganisasikan, diinterpretasikan, dan dianalisis.
b. Paradigma Penelitian
Penjelasan ihwal opsi paradigma penelitian menjinjing konsekuensi pada sistem kajiannya. Misalnya: observasi aturan normatif maka memakai kajian normatif, untuk penelitian hukum empiris menggunakan kajian kualitatif atau kuantitatif, ini tergantung pada sifat data.
c. Pendekatan yang Digunakan dalam Penelitian
Conceptual approach (pendekatan konseptual), statute approach (pendekatan undang-undang), historical approach (pendekatan sejarah), comparative approach (pendekatan perbandingan) philosophical approach (pendekatan filsafat) dan sebagainya (dapat juga ialah adonan dari berberapa pendekatan tersebut).
d. Konsep-desain yang Digunakan
Dalam kerangka desain diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang mau digunakan selaku dasar penelitian hukum, subyek aturan, hak dan kewajiban, peristiwa aturan, gabungan hukum dan objek hukum.
e. Teknik dan Instrumen Pengumpulan/Pengumpulan Bahan Hukum.
- Penjelasan perihal lokasi observasi, populasi, teknik pengambilan sampel, jenis-jenis data dalam observasi, penjelasan pengumpulan-pengumpulan data, dan alat yang digunakan untuk mengambil atau mengumpulkan data dalam observasi (penelitian hukum empiris).
- Penjelasan lokasi observasi (jika diharapkan) materi-materi aturan dasar yang diperlukan (berupa materi hukum primer, materi hukum sekunder, mungkin diharapkan juga materi tersier), klarifikasi pengumpulan atau pengambilan materi dan alat yang digunakan (Penelitian hukum normatif).
- Perlu diungkapkan kesusahan-kesulitan atau kendala-kendala selama penelitian dan bagaimana cara pemecahannya.
- Model analisis data atau bahan aturan, diadaptasi dengan jenis atau tipe observasi.
Bab 5. Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian umum disatukan dalam satu bab ialah Hasil dan Pembahasan, namun ini bukan merupakan suatu kewajiban. Hasil penelitian tidak mesti diangkut dalam satu bab saja, namun dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan keperluan, dengan demikian bentuk penghidangan terdapat dua versi, yakni :
1. Hasil dan pembahasan yang diuraikankan dalam satu bagian yang tidak dipisah, tetapi hasil dan pembahasan sebagai sub bab serta masing-masing sub judul dibagi dalam beberapa sub judul (versi 1). Contoh mampu dilihat pada Lampiran 21. Di selesai pembahasan kadang-kadang disuguhkan sub bagian khusus yaitu pembahasan biasa .
2. Hasil dan pembahasan yang diuraikan dalam beberapa bagian (versi 2), contoh pada Lampiran 22. Pemberian nama untuk masing-masing bab diadaptasi dengan isi pokok bahasan.
Penyajian hasil penelitian atau pengamatan dapat berupa teks, tabel, gambar, grafik dan foto. Hasil observasi atau observasi mampu memuat data utama, data penunjang dan pemanis yang diperlukan untuk memperkuat hasil penelitian atau pengamatan , apabila diperlukan mampu menggunakan hasil uji statistik . Narasi di dalam hasil observasi atau pengamatan menampung ulasan makna apa yang terdapat di dalam tabel, gambar dan lain-lain. Hasil observasi atau observasi dalam bentuk tabel atau gambar atau grafik bukan untuk dibahas tetapi dibunyikan maknanya saja.
Pembahasan yaitu pinjaman makna dan alasan mengapa data yang diperoleh sedemikian rupa dan mesti dikemukakan uraian bahasan baik dari peneliti yang bersangkutan, yang dapat diperkuat, berlawanan atau sesuai dengan hasil penelitian orang lain. Ulasan alasan tersebut dapat berupa penjelasan teoritis, baik secara kualitatif, kuantitatif atau secara statistik. Dalam hal ini yang penting yaitu ulasannya mengapa hal tersebut terjadi, bahkan mampu jadi temuannya benar-benar gres (belum pernah ditemukan). Di dalam pembahasan seringkali juga diulas mengapa suatu hipotesa ditolak atau diterima.Suatu hal yang penting untuk diamati di dalam menawarkan ulasan yakni komprehensifitas dan tidak keluar dari konteks yang dicanangkan di dalam tujuan penelitian sehingga alur bahasan terasa konsistensinya dengan judul.
Bab 6. Kesimpulan dan Saran
Pada bab selesai dari sebuah tesis harus dihidangkan kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan hendaknya disuguhkan terpisah dari usulan.
Kesimpulan
Kesimpulan ialah: (a) pernyataan singkat dan akurat yang didasarkan dari hasil pembahasan (b) balasan kepada masalah observasi dan sedapat mungkin harus berkorespodensi dengan tujuan observasi.
Saran
Saran ialah pengalaman dan pertimbangan penulis yang didedikasikan bagi: (a) peneliti dalam bidang sejenis yang ingin melaksanakan observasi lanjutan (b) Kebijakan praktis (c) perbaikan metoda.
5.2. Non-Mainstream
Pada dasarnya bentuk penulisan tesis dan disertasi yang menggunakan pendekatan non-mainstream ini jauh lebih bebas dan fleksibel jika ketimbang pendekatan mainstream. Bentuk yang dipaparkan di bawah ini adalah salah satu variasi dari banyak versi yang mungkin mampu dibuat oleh penulis. Oleh sebab itu, bentuk yang disuguhkan di bawah ini bukan ialah bentuk baku, namun hanya merupakan ilustrasi atau rambu-rambu yang mampu dijadikan tumpuan bagi penulis untuk berkreasi membuat bentuk sendiri secara sistematis dan rasional. Jumlah maksimal Bab yang ditulis juga tidak dibatasi, tergantung dari kreativitas penulis. Ilustrasi dasar dari bentuk penulisan tesis tersebut adalah selaku berikut:
Bab 1: Pendahuluan. Isi dari bagian ini meliputi:
1. Posisi penelitian yang hendak dikerjakan saat ini di antara penelitian sebelumnya.
2. Berbagai reasoning yang menjastifikasi bahwa penelitian ini perlu dan penting untuk dikerjakan.
3. Kontribusi yang hendak diberikan oleh penelitian ini pada ilmu pengetahuan.
4. Identifikasi dan perumusan masalah.
5. Tujuan penelitian.
Bab 2: (judul bab ini bebas, sepenuhnya tergantung pada kreativitas penulis untuk memberi judul). Contoh bagian ini berisi:
Metodologi Penelitian, yang mencakup:
- Asumsi filosofis dari observasi yang mau dilaksanakan.
- Diskripsi kritis wacana “Teori” (dari disiplin ilmu wawasan yang berbeda dengan yang sedang diteliti dikala ini) yang mau dipakai sebagai alat analisis dalam penelitian yang akan dikerjakan (catatan: “Teori” ini dapat juga ditulis dalam Bab tersendiri, contohnya di Bab untuk menjelaskan secara lebih rinci).
- Berbagai alasan mengapa Teori tersebut digunakan sebagai alat analisis.
Metode Penelitian, yang mencakup:
- Unit of analysis. Menjelaskan dan memperlihatkan aneka macam argumentasi mengapa unit of analysis ini yang dipilih dalam penelitian yang hendak dijalankan saat ini.
- Teknik koleksi data. Menjelaskan dan menunjukkan berbagai alasan mengapa teknik-teknik tertentu dipakai dalam mengoleksi data, termasuk penentuan informan dan karakternya.
- Teknik evaluasi data. Menjelaskan bagaimana “Teori” di atas (dari disiplin ilmu pengetahuan yang berlainan dengan yang sedang diteliti ketika ini) digunakan untuk menganalisis data yang sudah dikumpulkan.
Bab 3: (judul bab ini bebas, sepenuhnya tergantung pada kreativitas penulis untuk memberi judul). Bab ini berisi:
- Analisis dan kritik kepada penelitian sebelumnya atau teori yang mendasari topik observasi yang hendak dikerjakan saat ini (bukan teori yang mau digunakan sebagai alat analisis seperti pada bagian 2 di atas).
- Diskripsi perihal aneka macam kelemahan yang mungkin ada atas observasi sebelumnya atau teori ini jika dipraktekkan pada masyarakat atau perusahaan atau keadaan di mana observasi ini akan dijalankan.
Bab 4: (judul bagian ini bebas, sepenuhnya tergantung pada kreativitas penulis untuk memberi judul). Bab ini berisi:
- Diskripsi kritis kepada masyarakat atau perusahaan atau kondisi (social setting) dimana observasi ini dikerjakan.
- Analisa/sintesa terhadap data yang telah dikumpulkan oleh Peneliti dengan memakai pisau analisis Teori yang telah disuguhkan pada Bab 2 di atas.
Bab 5: (judul bab ini bebas, sepenuhnya tergantung pada kreativitas Penulis/Peneliti untuk memberi judul). Bab ini berisi:
- Analisa/sintesa kepada data yang telah dikumpulkan oleh Peneliti dengan menggunakan pisau analisis Teori yang telah disajikan pada Bab 2 di atas.
Bab 6: dan seterusnya: (judul bagian ini bebas, sepenuhnya tergantung pada kreativitas Penulis/Peneliti untuk memberi judul). Bab ini berisi:
1. Analisa/sintesa kepada data yang telah dikumpulkan oleh Peneliti dengan menggunakan pisau analisis Teori yang sudah dihidangkan pada Bab 2 di atas.
Bab n: (judul bab ini bebas, sepenuhnya tergantung pada kreativitas Penulis/Peneliti untuk memberi judul). Bab ini berisi:
- Formulasi atau deskripsi (kritis) atas temuan penelitian
- Diskripsi wacana perbedaan fundamental atas hasil fomulasi dari temuan observasi ini dengan teori pendahulunya
Bab n+1: Bab Penutup. Bab ini berisi:
1. Kesimpulan
2. Saran dan Implikasi
Sekali lagi, bentuk tesis di atas yaitu bentuk yang tidak mengikat yang pada intinya berisi Pendahuluan, Metodologi Penelitian, Pembahasan, dan Penutup. Penulis dapat secara bebas merefleksikan pemikirannya sesuai dengan pendekatan paradigma yang dipilih.
Beberapa pola lain yang perlu diperhatikan ialah:
- Tiap bab mampu ditulis dalam bentuk artikel lepas. Secara biasa artikel lepas berisi: Pendahuluan, Pembahasan, dan Penutup.
- Masing-masing Bab dan Sub-bab diberi judul dengan phrase yang bebas dan tidak kaku (sepenuhnya tergantung pada kreativitas penulis untuk memberi judul).
- Contoh konkrit dari teknik penulisan tesis dengan pendekatan non-mainstream ini misalnya mampu dilihat pada: Triyuwono (1995 atau 2000)1 dan Sukoharsono (1995
VI. BAGIAN AKHIR TESIS
Bagian selesai tesis yakni lampiran. Lampiran memuat data atau informasi lain yang berfungsi untuk melengkapi uraian yang disajikan dalam bab utama tesis. Lampiran dapat berupa: contoh perkiraan, kuesioner, uraian tata cara analisis, gambar, foto, peta, data pendukung, dan lain-lain. Pada prinsipnya, lampiran yakni suplemen penjelasan yang berguna, tetapi tidak dibahas eksklusif dalam teks alasannya adalah bilamana disuguhkan dalam teks akan mengganggu konteks bahasan.