IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan ajaran penyusunan laporaan keuangan yang diterima secara global. Sejarah terbentuknya pun cukup panjang dari terbentuknya IASC/ IAFC, IASB, sampai menjadi IFRS seperti sekarang ini. Jika sebuah negara memakai IFRS, memiliki arti negara tersebut telah mengadopsi tata cara pelaporan keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia memahami tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal.
Indonesia pun akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti, mirip yang dilansir IAI pada perayaan HUT nya yang ke – 51. Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat menurut PSAK tidak membutuhkan rekonsiliasi signifikan dengan pembukuan keuangan berdasarkan IFRS.
Adopsi sarat IFRS diharapkan menawarkan manfaat :
- membuat lebih mudah pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara internasional
- mengembangkan arus investasi global
- menurunkan biaya modal lewat pasar modal global dan membuat efisiensi penyusunan laporan keuangan
Strategi adopsi yang dilaksanakan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi sarat IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini dipakai oleh negara – negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara – negara berkembang mirip Indonesia.
PSAK akan dikonvergensikan secara sarat dengan IFRS lewat tiga tahapan, ialah tahap adopsi, tahap persiapan akhir dan tahap implementasi.
Baca Juga
Tahap adopsi dikerjakan pada era 2008-2011 mencakup acara adopsi seluruh IFRS ke PSAK, antisipasi infrastruktur, evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. Pada 2009 proses adopsi IFRS/ IAS mencakup :
1. IFRS 2 Share-based payment
2. IFRS 3 Business combination
3. IFRS 4 Insurance contracts
4. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
5. IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources
6. IFRS 7 Financial instruments: disclosures
7. IFRS 8 Segment reporting
8. IAS 1 Presentation of financial statements
9. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates
10. IAS 12 Income taxes
11. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
12. IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans
13. IAS 27 Consolidated and separate financial statements
14. IAS 28 Investments in associates
15. IAS 31 Interests in joint ventures
16. IAS 36 Impairment of assets
17. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets
18. IAS 38 Intangible assets
Pada 2010 adopsi IFRS/ IAS meliputi :
1. IFRS 7 Statement of Cash Flows
2. IFRS20 Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance
3. IFRS24 Related Party Disclosures
4. IFRS29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
5. IFRS33 Earnings per Share
6. IFRS34 Interim Financial Reporting
7. IFRS41 Agriculture
Sedangkan arah pengembangan konvergensi IFRS mencakup :
1. PSAK yang serupa dengan IFRS akan direvisi, atau akan diterbitkan PSAK yang gres
2. PSAK yang tidak diatur dalam IFRS, maka akan dikembangkan
3. PSAK industri khusus akan dihapuskan
4. PSAK turunan dari UU tetap dipertahankan
Pada 2011 tahap persiapan selesai dilaksanakan dengan menuntaskan seluruh infrastruktur yang dibutuhkan. Pada 2012 dilakukan penerapan pertama kali PSAK yang sudah mengadopsi IFRS. Namun, proses konvergensi ini tidak semudah membalikkan telapak tangan alasannya adalah pengaruh yang ditimbulkan dari konvergensi ini akan sungguh mensugesti semua kalangan, baik itu bidang bisnis maupun pendidikan.