Konflik sosial pada faktor media yang telah disediakan dengan sangat diketahui aneka macam faktor kehidupan, produktifitas menjadi info sosial dipraktekkan pada masyarakat dikala ini. Dengan banyak sekali problem terkait dengan faktor budaya dikenali dengan berbagai masalah penduduk , individu serta kalangan yang memang berada pada keadaan memprihatinkan.
Misalnya mampu menjadi acuan, saat bermedia sosial “Ngojek nih?”akan erat dengan faktor komunikasi dan interaksi yang disampaikan, sampai ketidaksenangan seseorang pada individu dan golongan untuk mampu diterima pada golongan masyarakat saat ini, misalnya pada penduduk yang berorganisasi dengan aspek budaya di Pontianak ketika ini.
Saling menyerang, dan menghujat kalau tidak pada daerah rumah, maka media sosial menjadi alat mereka untuk memberikan kesan mereka terhadap faktor sosial yang diterapkan saat ini. Prilaku penduduk melayu, misalnya dapat ditujukan pada faktor manusia itu sendiri.
Ketidaksenangan merekan kepada faktor sosial budaya, pada dinamika budaya yang hendak menjadi peran penting terhadap kehidupan sosial di masyarakat. Seringkali hal ini menjadi catatan bagi setiap tugas etnik mereka, pada sebuah budaya yang kerabkali menjadi peran penting terhadap faktor budaya yang mereka terima.
Untuk itu, dengan aneka macam konflik sosial yang mereka ciptakan hendaknya diketahui dengan aspek sosial budaya yang mereka terapkan, pada penduduk Orang Melayu, Orang Jawa, Orang Dayak di Organisasi atau lembaga LSM, ( Partai PDI Perjuangan dan Golkar) walaupun saat ini telah menganti nama dengan kawasan kerja mereka.
Siapa yang melangsungkan dan membuat konflik di masyarakat akan diketahui dengan dasar dari faktor konflik sosial mereka terapkan, Hal ini, hendaknya dikenali dengan aneka macam dilema mereka dikala melakukan pekerjaan .
Saat diketahui bahwa berbagai faktor mereka di penduduk sebelumnya, mampu dikenali dengan pengaruh dan posisi konflik mereka di masyarakat. Untuk sangat diketahui dengan banyak sekali hal mereka buat sesuai dengan kesan mereka terhadap dinamika budaya mereka, khususnya pada aliran agama yang mereka langsungkan.
Konflik yang dibentuk pastinya dilakukan orang-orang itu, memang berada pada keadaan mesti memprihatinkan, dengan hal itu maka bagi orang Asing dijadikan sebagai investasi yang baik, untuk pertumbuhan investasi ekonomi kreatif di Indonesia.