Assalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Saat yang berbahagia yakni yang paling dinantikan oleh setiap manusia di dunia ini. Namun, tidaklah siapa pun mampu memperolehnya dikarenakan mereka belum tahu jalannya. Salah satu hal yang mengakibatkan kita bisa memiliki hati yang senang yaitu alasannya adalah senang menyebarkan. Apa saja yang berfaedah mampu kita bagi kepada orang lain. Kami di sini pada peluang ini hendak membuatkan sedikit pengetahuan perihal aturan tajwid di suatu ayat Al-Quran. Iya kami akan menuliskan aturan tajwid Al-Alquran Surat An-Nisa ayat 43 lengkap dengan penjelasannya. Silakan sahabat-sobat menyimaknya berikut ini.
Keterangan lengkap dari nomor-nomor di atas adalah :
1. Mad jaiz munfasil alasannya sebab karakter mad berjumpa hamzah di lain kata. Dibaca panjang 2, 4 atau 5 harakat.
2. Alif lam syamsiyah alasannya adalah karakter alif lam berjumpa aksara syamsiyah lam. Dibaca idgham (masuk ke aksara lam ).
3. Mad asli atau mad thabi’i karena karakter dzal berharakat kasrah berjumpa ya sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
4. Mad badal alasannya adalah karakter mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dulu dari abjad mad. Cara membacanya panjang 2 harakat.
5. Mad orisinil atau mad thabi’i karena abjad nun berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
6. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah karakter lam berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
7. Qalqalah sughra alasannya huruf qalqalah qaf berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
8. Alif lam syamsiyah sebab huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah shad. Dibaca idgham (masuk ke huruf shad ).
9. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya abjad lam berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
10. Ikhfa sebab abjad nun sukun berjumpa aksara ta. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat.
11. Idzhar syafawi alasannya adalah huruf mim sukun bertemu dengan abjad sin. Cara membacanya dengan jelas.
12. Mad asli atau mad thabi’i alasannya adalah abjad kaf berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
13. Mad asli atau mad thabi’i alasannya aksara ra berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
14. Mad orisinil atau mad thabi’i karena huruf ta berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
15. Mad asli atau mad thabi’i sebab karakter mim berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
16. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya abjad mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
17. Mad asli atau mad thabi’i karena aksara qaf berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
18. Mad asli atau mad thabi’i alasannya karakter lam berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
19. Mad asli atau mad thabi’i karena aksara lam berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
20. Idzhar alasannya adalah karakter ba berharakat fathah tanwin berjumpa huruf hamzah. Dibaca terperinci tidak berdengung sama sekali.
21. Mad asli atau mad thabi’i sebab abjad ‘ain berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
22. Mad asli atau mad thabi’i karena karakter ‘ain berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
23. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya abjad ra berharakat kasrah berjumpa ya sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
24. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya abjad ba berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
25. Idzhar sebab abjad lam berharakat kasrah tanwin berjumpa aksara ha’. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali.
26. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya huruf ta berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
27. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah aksara lam berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
28. Ikhfa sebab huruf nun sukun berjumpa karakter kaf. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan mirip suara “ng”.
29. Ikhfa karena aksara nun sukun berjumpa huruf ta. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat.
30. Idgham mislain sebab aksara mim bersukun berjumpa abjad mim. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
31. Mad jaiz munfasil karena alasannya adalah abjad mad berjumpa hamzah di lain kata. Dibaca panjang 2, 4 atau 5 harakat.
32. Mad lin karena huruf wau sukun didahului oleh abjad hamzah berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
33. Mad orisinil atau mad thabi’i karena karakter lam berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
34. Idzhar alasannya adalah karakter ra berharakat kasrah tanwin berjumpa karakter hamzah. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali.
35. Mad lin karena aksara wau sukun didahului oleh aksara hamzah berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
36. Mad wajib muttashil karena sebab huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
37. Idgham bighunnah alasannya adalah huruf dal berharakat dhamah tanwin bertemu aksara mim bertasydid. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan hingga 3 harakat.
38. Ikhfa karena karakter nun sukun bertemu abjad kaf. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan seperti suara “ng”.
39. Idgham mislain alasannya huruf mim bersukun bertemu aksara mim. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
40. Alif lam qamariyah alasannya adalah karakter alif lam bertemu abjad ghain. Dibaca secara terperinci.
41. Mad wajib muttashil alasannya alasannya adalah huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
42. Mad lin alasannya adalah abjad wau sukun didahului oleh karakter hamzah berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
43. Mad asli atau mad thabi’i alasannya aksara lam berharakat fathah tegak dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
44. Ada dua aturan di sini, pertama alif lam syamsiyah alasannya adalah huruf alif lam bertemu aksara syamsiyah nun. Dibaca idgham (masuk ke huruf nun ). Kedua, ghunnah alasannya adalah nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat.
45. Mad wajib muttashil alasannya karena karakter mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
46. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun berjumpa dengan aksara ta. Cara membacanya dengan jelas.
47. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah huruf dal berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
48. Mad wajib muttashil sebab sebab karakter mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
49. Ikhfa alasannya adalah karakter hamzah berharakat fathah tanwin bertemu karakter fa. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan aksara nun mati, perilaku pengecap dan bibir disediakan menempati huruf fa.
50. Mad orisinil atau mad thabi’i sebab abjad mim berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
51. Mad asli atau mad thabi’i karena abjad ‘ain berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
52. Ikhfa alasannya adalah abjad dal berharakat fathah tanwin berjumpa huruf tha. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan abjad nun mati, perilaku pengecap dan bibir disediakan menempati aksara tha.
53. Ikhfa karena karakter ba berharakat fathah tanwin berjumpa huruf fa. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan karakter nun mati, sikap pengecap dan bibir dipersiapkan menempati abjad fa.
54. Mad asli atau mad thabi’i karena karakter fa berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
55. Idzhar syafawi alasannya huruf mim sukun bertemu dengan huruf sin. Cara membacanya dengan jelas.
56. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah abjad ha’ berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
57. Mad orisinil atau mad thabi’i sebab karakter jim berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
58. Idzhar syafawi alasannya huruf mim sukun bertemu dengan karakter wau. Cara membacanya dengan terang.
59. Mad lin alasannya karakter ya sukun didahului oleh abjad hamzah berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
60. Mad orisinil atau mad thabi’i karena aksara dal berharakat kasrah berjumpa ya sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
61. Ghunnah alasannya nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat.
62. Tafkhim karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah nun berharakat fathah. Cara membacanya tebal.
63. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya abjad kaf berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
64. Idzhar sebab huruf wau berharakat fathah tanwin berjumpa huruf ghain. Dibaca terang tidak berdengung sama sekali.
65. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah huruf fa berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
66. Mad ‘iwadh sebab ra berharakat fathah tanwin dan diwaqaf. Cara membacanya tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat.
Semoga apa yang kami tulis ini betul-betul berguna. Sehingga kami pun merasa berbahagia. Sampai ketemu lagi pada peluang lainnya. Wassalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.