Assalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Dalam peluang yang berbahagia ini kita akan bahas analisis aturan tajwid Al-Alquran Surat Al-Baqarah Ayat 1-10 lengkap dengan penjelasannya. Dengan menguasai ilmu ini maka bacaan Al-Quran seseorang akan tartil. Enak didengar dan akan meresap ke dalam jiwa insan. Surat ini yaitu surat ke-2 di dalam Al-Alquran. Untuk menyaksikan lebih jauh perihal hukum tajwid dari ayat ini maka kita simak saja penjelasannya berikut.
ANALISIS TAJWID SURAT AL-BAQARAH AYAT 1-6
Di bawah ini penjelasan rinci dari nomor-nomor pada ayat di atas yaitu :
1. Mad umum harfi musyba’/ mutsaqqal alasannya adalah terdapat aksara yang terdapat di pembukaan surat. Pembacaannya dengan nama hurufnya dan di idghomkan. Panjangnya 6 harakat. Sering disebut fawatihussuwar.
2. Mad asli atau mad thabi’i sebab huruf dzal berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
3. Alif lam qamariyah alasannya adalah huruf alif lam berjumpa aksara kaf. Dibaca secara terang.
4. Mad asli atau mad thabi’i alasannya huruf ta’ berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
5. Mad asli atau mad thabi’i karena abjad lam berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
6. Mad lin karena aksara ya’ sukun didahului oleh huruf ra berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
7. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah abjad fa’ berharakat kasrah bertemu ya’ sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
8. Idgham bilaghunnah sebab karakter dal berharakat fathah tanwin berjumpa aksara lam tasydid. Dibaca lebur tanpa dengung. Bunyi tanwin hilang.
9. Mad arid lissukun sebab abjad mad jatuh sebelum abjad yang diwaqaf. Cara membacanya dengan dipanjangkan 2 hingga 6 harakat.
10. Alif lam syamsiyah karena karakter alif lam bertemu karakter syamsiyah lam. Dibaca idgham (masuk ke aksara lam ).
11. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah abjad ya’ berharakat kasrah bertemu ya’ sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
12. Mad orisinil atau mad thabi’i karena abjad nun berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
13. Alif lam qamariyah karena abjad alif lam bertemu karakter ghain. Dibaca secara terperinci.
14. Mad lin alasannya adalah abjad ya’ sukun didahului oleh abjad ghain berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
15. Mad asli atau mad thabi’i alasannya adalah abjad qaf berharakat kasrah bertemu ya’ sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
16. Mad orisinil atau mad thabi’i karena huruf mim berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
17. Alif lam syamsiyah karena aksara alif lam berjumpa aksara syamsiyah shad. Dibaca idgham (masuk ke huruf shad ).
18. Mad orisinil atau mad thabi’i sebab abjad lam berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
19. Ada dua aturan di sini, pertama ghunnah karena mim bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. Kedua, mad asli atau mad thabi’i sebab huruf mim berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
20. Qalqalah sughra alasannya karakter qalqalah qaf berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
21. Mad asli atau mad thabi’i alasannya adalah aksara nun berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
22. Idzhar syafawi karena abjad mim sukun berjumpa dengan karakter ya’. Cara membacanya dengan terang.
23. Ikhfa karena karakter nun sukun bertemu karakter fa’. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan abjad nun mati, sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati abjad fa’.
24. Mad arid lissukun alasannya adalah aksara mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya dengan dipanjangkan 2 sampai 6 harakat.
25. Alif lam syamsiyah karena abjad alif lam berjumpa huruf syamsiyah lam. Dibaca idgham (masuk ke karakter lam ).
26. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya huruf ya’ berharakat kasrah berjumpa ya’ sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
27. Mad asli atau mad thabi’i alasannya adalah abjad nun berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
28. Mad jaiz munfasil sebab alasannya adalah abjad mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca panjang 2/ 4 atau 5 harakat.
29. Ikhfa karena karakter nun sukun berjumpa karakter zai. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan abjad nun mati, perilaku lidah dan bibir disediakan menempati aksara zai.
30. Mad lin alasannya karakter ya’ sukun didahului oleh abjad lam berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
31. Mad jaiz munfasil alasannya alasannya abjad mad berjumpa hamzah di lain kata. Dibaca panjang 2/ 4 atau 5 harakat.
32. Ikhfa alasannya adalah aksara nun sukun berjumpa huruf zai. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf nun mati, perilaku pengecap dan bibir dipersiapkan menempati abjad zai.
33. Ikhfa alasannya aksara lam berharakat kasrah tanwin berjumpa huruf qaf. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan seperti bunyi “ng”.
34. Qalqalah sughra alasannya adalah abjad qalqalah ba’ berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
35. Mad badal alasannya adalah aksara mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dulu dari aksara mad. Cara membacanya panjang 2 harakat.
36. Idzhar syafawi sebab huruf mim sukun bertemu dengan huruf ya’. Cara membacanya dengan terperinci.
37. Mad arid lissukun alasannya abjad mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya dengan dipanjangkan 2 hingga 6 harakat.
ANALISIS TAJWID SURAT AL-BAQARAH AYAT 5-7
Penjelasan rinci dari nomor-nomor pada ayat di atas adalah :
38. Mad wajib muttashil alasannya adalah alasannya adalah aksara mad berjumpa hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
39. Mad asli atau mad thabi’i alasannya abjad lam berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
40. Idgham bighunnah alasannya adalah huruf dal berharakat fathah tanwin bertemu abjad mim. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan hingga 3 harakat.
41. Idgham bilaghunnah sebab abjad nun sukun bertemu karakter ra’ tasydid. Dibaca lebur tanpa dengung. Bunyi tanwin hilang.
42. Idzhar syafawi karena karakter mim sukun bertemu dengan aksara wau. Cara membacanya dengan jelas.
43. Mad wajib muttashil alasannya alasannya karakter mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
44. Alif lam qamariyah karena aksara alif lam berjumpa aksara mim. Dibaca secara jelas.
45. Mad arid lissukun karena karakter mad jatuh sebelum aksara yang diwaqaf. Cara membacanya dengan dipanjangkan 2 hingga 6 harakat.
46. Ghunnah alasannya adalah nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat.
47. Alif lam syamsiyah alasannya adalah huruf alif lam berjumpa huruf syamsiyah lam. Dibaca idgham (masuk ke aksara lam ).
48. Mad asli atau mad thabi’i alasannya huruf ya’ berharakat kasrah berjumpa ya’ sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
49. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah abjad ra’ berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
50. Mad wajib muttashil sebab alasannya aksara mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
51. Idzhar karena aksara nun sukun bertemu karakter ‘ain. Dibaca terang tidak berdengung sama sekali.
52. Mad lin sebab aksara ya’ sukun didahului oleh abjad lam berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
53. Idzhar syafawi alasannya adalah abjad mim sukun berjumpa dengan huruf hamzah. Cara membacanya dengan terperinci.
54. Ikhfa karena karakter nun sukun berjumpa abjad dzal. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan karakter nun mati, perilaku pengecap dan bibir disediakan menempati huruf dzal.
55. Idzhar syafawi karena karakter mim sukun berjumpa dengan aksara hamzah. Cara membacanya dengan terperinci.
56. Idzhar syafawi alasannya adalah aksara mim sukun berjumpa dengan aksara lam. Cara membacanya dengan terang.
57. Idzhar syafawi alasannya adalah huruf mim sukun bertemu dengan abjad ta’. Cara membacanya dengan terang.
58. Idzhar syafawi alasannya adalah aksara mim sukun berjumpa dengan aksara lam. Cara membacanya dengan jelas.
59. Mad orisinil atau mad thabi’i sebab aksara lam berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
60. Mad arid lissukun sebab huruf mad jatuh sebelum karakter yang diwaqaf. Cara membacanya dengan dipanjangkan 2 hingga 6 harakat.
61. Tafkhim karena lafaz Allah didahului oleh karakter hijaiyah mim berharakat fathah. Cara membacanya tebal.
62. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya karakter lam berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
63. Mad orisinil atau mad thabi’i karena aksara lam berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
64. Idzhar syafawi alasannya aksara mim sukun bertemu dengan karakter wau. Cara membacanya dengan jelas.
65. Mad orisinil atau mad thabi’i karena karakter lam berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
66. Idzhar syafawi karena karakter mim sukun bertemu dengan abjad ‘ain. Cara membacanya dengan jelas.
67. Mad jaiz munfasil alasannya alasannya huruf mad berjumpa hamzah di lain kata. Dibaca panjang 2/ 4 atau 5 harakat.
68. Qalqalah sughra sebab aksara qalqalah ba’ berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
69. Mad asli atau mad thabi’i alasannya adalah huruf shad berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
70. Idzhar syafawi alasannya adalah huruf mim sukun bertemu dengan huruf ghain. Cara membacanya dengan terperinci.
71. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah karakter syin berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
72. Idgham bighunnah alasannya karakter ta’ berharakat dhamah tanwin bertemu aksara wau. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
73. Idzhar syafawi sebab aksara mim sukun berjumpa dengan abjad ‘ain. Cara membacanya dengan jelas.
74. Mad asli atau mad thabi’i alasannya adalah abjad dzal berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
75. Idzhar alasannya huruf ba’ berharakat dhamah tanwin bertemu aksara ‘ain. Dibaca terperinci tidak berdengung sama sekali.
76. Mad arid lissukun alasannya adalah abjad mad jatuh sebelum aksara yang diwaqaf. Cara membacanya dengan dipanjangkan 2 hingga 6 harakat.
ANALISIS TAJWID SURAT AL-BAQARAH AYAT 8-10
Penjelasan detil dari nomor-nomor pada ayat di atas yaitu :
77. Ada tiga aturan di sini, pertama alif lam syamsiyah karena aksara alif lam bertemu karakter syamsiyah nun. Dibaca idgham (masuk ke abjad nun ). Kedua, ghunnah karena nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. Ketiga, mad asli atau mad thabi’i karena karakter nun berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
78. Idgham bighunnah alasannya adalah karakter nun sukun bertemu huruf ya’. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
79. Mad orisinil atau mad thabi’i karena karakter qaf berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
80. Mad badal sebab abjad mad berjumpa hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dulu dari karakter mad. Cara membacanya panjang 2 harakat.
81. Ada dua hukum di sini, pertama ghunnah karena mim bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat. Kedua, mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah karakter mim berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
82. Tarqiq alasannya adalah lafaz Allah didahului oleh aksara hijaiyah ba’ berharakat kasrah. Cara membacanya tipis.
83. Mad lin alasannya adalah huruf wau sukun didahului oleh karakter ya’ berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
84. Ada dua hukum di sini, pertama alif lam qamariyah alasannya adalah aksara alif lam bertemu abjad hamzah. Dibaca secara terperinci. Kedua, mad badal sebab abjad mad berjumpa hamzah dalam satu kata akan namun posisi hamzah lebih dulu dari abjad mad. Cara membacanya panjang 2 harakat.
85. Mad asli atau mad thabi’i alasannya adalah huruf mim berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
86. Ikhfa syafawi alasannya aksara mim sukun berjumpa karakter ba’. Dibaca samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat.
87. Mad arid lissukun alasannya adalah abjad mad jatuh sebelum karakter yang diwaqaf. Cara membacanya dengan dipanjangkan 2 sampai 6 harakat.
88. Mad orisinil atau mad thabi’i karena aksara kha berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
89. Mad asli atau mad thabi’i alasannya adalah huruf ‘ain berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
90. Tafkhim karena lafaz Allah didahului oleh aksara hijaiyah nun berharakat fathah. Cara membacanya tebal.
91. Alif lam syamsiyah alasannya adalah karakter alif lam bertemu karakter syamsiyah lam. Dibaca idgham (masuk ke karakter lam ).
92. Mad orisinil atau mad thabi’i karena aksara dzal berharakat kasrah bertemu ya’ sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
93. Mad badal karena karakter mad berjumpa hamzah dalam satu kata akan namun posisi hamzah lebih dulu dari abjad mad. Cara membacanya panjang 2 harakat.
94. Mad asli atau mad thabi’i sebab huruf nun berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
95. Mad orisinil atau mad thabi’i sebab abjad mim berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
96. Mad orisinil atau mad thabi’i karena karakter ‘ain berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
97. Mad jaiz munfasil alasannya adalah sebab huruf mad berjumpa hamzah di lain kata. Dibaca panjang 2/ 4 atau 5 harakat.
98. Ikhfa alasannya karakter nun sukun bertemu aksara fa’. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan abjad nun mati, perilaku pengecap dan bibir disediakan menempati abjad fa’.
99. Idzhar syafawi alasannya aksara mim sukun berjumpa dengan abjad wau. Cara membacanya dengan terang.
100. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya abjad mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
101. Mad arid lissukun alasannya huruf mad jatuh sebelum karakter yang diwaqaf. Cara membacanya dengan dipanjangkan 2 hingga 6 harakat.
102. Mad asli atau mad thabi’i sebab karakter fa’ berharakat kasrah berjumpa ya’ sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
103. Mad orisinil atau mad thabi’i karena huruf lam berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
104. Idgham mislain karena abjad mim bersukun bertemu huruf mim. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan hingga 3 harakat.
105. Ikhfa sebab aksara dlad berharakat dhamah tanwin bertemu huruf fa’. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf nun mati, perilaku pengecap dan bibir dipersiapkan menempati huruf dlad.
106. Mad asli atau mad thabi’i alasannya adalah karakter zai berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
107. Tafkhim sebab lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah wau berharakat fathah. Cara membacanya tebal.
108. Mad ‘iwadh sebab dlad berharakat fathah tanwin dan diwaqaf. Cara membacanya tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat.
109. Idzhar syafawi alasannya aksara mim sukun bertemu dengan karakter ‘ain. Cara membacanya dengan terang.
110. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah karakter dzal berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
111. Idzhar karena huruf ba’ berharakat dhamah tanwin berjumpa aksara hamzah. Dibaca terang tidak berdengung sama sekali.
112. Mad orisinil atau mad thabi’i karena aksara lam berharakat kasrah bertemu ya’ sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
113. Iqlab alasannya aksara sin berharakat fathah tanwin bertemu aksara ba. Cara membacanya dengan tanwin bermetamorfosis mim dan berdengung serta ditahan selama 3 harakat.
114. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya abjad mim berharakat fathah berjumpa alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
115. Mad orisinil atau mad thabi’i alasannya adalah abjad kaf berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
116. Mad orisinil atau mad thabi’i karena aksara nun berharakat dhamah berjumpa wau sukun dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
117. Mad arid lissukun alasannya karakter mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya dengan dipanjangkan 2 sampai 6 harakat.
Belajar ilmu tajwid bergotong-royong tidak susah. Bahkan bisa mengasyikkan dan melatih ketajaman kita berpikir. Di samping itu, tentu saja akan menjadikan bacaan Al-Alquran kita akan lebih anggun lagi. Semoga analisis tersebut berfaedah. Ada kurang lebihnya mohon maaf. Sampai ketemu lagi dalam pembahasan berikutnya. Wassalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.