Askeb 8 Jam Post Partum

BAB  I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
          Setelah ibu melahirkan, maka ibu memasuki kurun nifas atau yang lazim disebut puerpurium. Masa nifas (puerpurium) ada waktu yang dimulai sehabis placenta lahir dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali seperti semula (sebelum hamil) dalam  waktu kurang lebih 3 bulan.
          Dimulai dengan kehamilan, persalinan dan dilanjutkan dengan kurun nifas ialah  abad yang kritis bagi ibu dan bayinya. Kemungkinan muncul problem dan penyulit selama kurun nifas. Apabila tidak segera ditangani secara efektif akan membahayakan kesehatan, bahkan mampu menyebabkan ajal dan 50% kematian era nifas terjadi dalam  24 jam pertama.
          Untuk  itu pertolongan asuhan kebidanan kepada ibu dalam  era nifas sungguh perlu dilakukan yang bermaksud untuk  menjaga kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan deteksi dini adanya komplikasi dan nanah, memperlihatkan pendidikan pada ibu serta memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi. Selama kurun nifas ibu akan mengalami aneka macam pergantian.
          Oleh karena  itu, pelayanan/asuhan ialah cara penting untuk  memonitor dan mendukung kesehatan ibu nifas wajar dan mengenali secara dini jikalau ada penyimpangan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat melalui periode nifasnya dengan selamat dan bayinyapun sehat.

1.2     Tujuan
1.2.1  Tujuan Umum
                   Agar mahasiswa bisa mengetahui perihal pergantian-pergantian yang terjadi pada abad berkembang kembang nifas, mahasiswa bisa melaksanakan asuhan kebidanan pada klien dalam  era nifas.
1.2.2  Tujuan Khusus
          Mahasiswa bisa:
          1.  Melaksanakan pengkajian pada bufas
          2.  Menginterpretasi data
          3.  Mengantisipasi masalah berpeluang
          4.  Mengidentifikasi keperluan segera
          5.  Merencana langkah-langkah dan rasionalisasi
          6.  Melakukan planning tindakan
          7.  Melaksanakan evaluasi
1.3     Metode Penulisan
          Studi pustaka, praktek langsung, bimbingan dan konsultasi. 
1.4     Sistematika Penulisan
          BAB I      PENDAHULUAN
                          1.1     Latar Belakang
                          1.2     Tujuan
                                    1.2.1  Tujuan Umum
                                    1.2.2  Tujuan Khusus
                          1.3     Metode Penulisan 
                          1.4     Sistematika Penulisan
          BAB II    LANDASAN TEORI 
                          2.1     Pengertian
                          2.2     Perubahan fisiologis pada ibu nifas
                          2.3     Perubahan metode tubuh lainnya
                          2.4     Perubahan psikologi ibu nifas
                          2.5     Program dan kebijakan teknis
                          2.6     Tanda-tanda ancaman periode nifas
                          2.7     Kebutuhan dasar ibu kala nifas
                          2.8     Pengawasan selesai kurun era nifas
                          2.9     Konsep Asuhan Kebidanan
          BAB III   TINJAUAN KASUS
                          3.1     Pengkajian
                          3.2     Analisa Masalah/Diagnosa
                          3.3     Diagnosa Masalah Potensial
                          3.4     Identifikasi Kebutuhan Segera
                          3.5     Intervensi
                          3.6     Implementasi
                          3.7     Evaluasi
          BAB IV   KESIMPULAN 
          BAB V    DAFTAR PUSTAKA
    
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1     Pengertian
2.1.1  Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan normal, berlangsung selama 6 ahad atau 42 hari yang mencakup 2 kejadian penting adalah involutio uterus dan proses laktasi.
(IBG Manuaba, 1998:190)
2.1.2  Masa nifas (puerperium) ialah  periode sesudahnya persalinan terhitung dari ketika akhir persalinan hingga pulihnya kembali alat-alat kandungan.
(Depkes RI, 2004:176)
2.1.3  Puerperium ialah abad sehabis kelahiran plasenta dan berakhir dikala alat-alat kandungan kembali seperti kondisi sebelum hamil dan berlangsung selama 6 ahad.
(Sarwono Prawirohardjo, 2000)
2.1.4  Masa nifas yaitu  era sesudah partus akhir dan selsai sehabis kira-kira 6 minggu.
(Kapita Selekta Jilid I, 2001:316)
2.2     Perubahan Fisiologis Pada Ibu Nifas
2.2.1  Involusi Rahim
                   Setelah placenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena  kontraksi dan relaksi otot-otot. Fundus uteri 3 jari bawah sentra, selama 2 hari berikutnya besarnya tidak seberapa berkurang, namun sehabis 2 hari uterus mengecil dengan cepat sehingga pada hari ke –10 tidak teraba lagi dari luar. Involusi terjadi alasannya adalah  masing-masing sel menjadi lebih kecil, sebab  cytoplasmanya yang berlebihan dibuang. Involusi disebabkan oleh proses autolisis, zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan dibuang dengan air kencing.
2.2.2  Involusi Tempat Placenta
                   Setelah persalinan kawasan placenta ialah daerah dengan permukaan besar, tidak rata dan kira- kira sebesar telapak tangan. Pada permulaan nifas placenta mengandung pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut. Tetapi luka bekas placenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena  luka dilepaskan dari dasarnya dengan perkembangan endometrium baru ditambah permukaan luka.
2.2.3  Perubahan Pembuluh Darah
                   Dalam  kehamilan, uterus banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, namun alasannya  sehabis persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam  periode nifas. 
2.2.4  Perubahan Pada Serviks Dan Vagina
                   Beberapa hari setelah persalinan, ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari. Pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak sebab  robekan dalam  persalinan. Pada serviks terbentuk sel-sel otot gres hipersalifasi ini dan sebab  terakhir retraksi dari servik robekan serviks menjadi sembuh. Walaupun begitu setelah involusi akhir ostium eksternum tidak serupa dengan keadaannya sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar dan tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Vagina  yang sungguh regang waktu persalinan lambat laun meraih ukuran-ukurannya  yang wajar pada minggu ke-3 pada masa nifas rugae mulai terlihat kembali. 
2.2.5  Dinding Perut dan Peritonium
                   Setelah persalinan dinding perut longgar alasannya  diregang begitu usang. Tetapi lazimnya pulih kembali dalam  6 ahad.
2.2.6  Laktasi
                   Masing-masing buah dada terdiri dari 15-24 lobi yang terletak terpisah satu sama lainnya oleh jaringan lemas. Tiap lobus berisikan lobuli yang terdiri pula dari acini. Acini ini menciptakan air susu. Tiap lobus memiliki jalan masuk halus untuk  mengalirkan air susu. Saluran ini disebut duktus laktiferus yang memusat menuju puting susu dimana masing-masing bermuara. Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan kondisi dalam  kehamilan. Pada waktu itu buah dada belum mengandung susu melainkan colostrum yang dikeluarkan dengan memijat areola mamae. 
2.2.7  Lochea
                   Adalah  cairan/sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam  masa nifas. 
2.2.7.1   Lochea Rubra
              Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik kaseosa, lanugo dan mekanium selama 2 hari pasca persalinan.
2.2.7.2   Lochea Sanguinolenta
              Berisi darah berwarna merah kuning dan lendir. Hari ke 3-7 pasca persalinan.
2.2.7.3   Lochea Serosa
              Berwarna kuning, cairan tidak  berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
2.2.7.4   Lochea Alba
              Cairan putih selama 2 minggu.
2.3     Perubahan Sistem Tubuh lainnya
2.3.1  Suhu Badan
                   Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,5°C dari keadaan normal. Tetapi tidak lebih dari 39°C sesudah 12 jam pertama sehabis melahirkan. Umumnya suhu badan kembali normal. Bila lebih dari 38°C kemungkinan ada bengkak.
2.3.2  Nadi
                   Nadi lazimnya 60-80 x/menit dan segera sehabis partus mampu terjadi takikardi.  Bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan/penyakit jantung. Pada nifas lazimnya denyut nadi lebih  labil dibanding suhu badan.
2.3.3  Sistem Perkemihan dan Buang Air Besar
                   Miksi mesti secepatnya mampu dijalankan sendiri. Bila kandung kemih dapat dijalankan kateterisasi. Untuk  mengistirahatkan otot-otot kandung kencing sehingga kelancaran kedua sistem tersebut berlangsung dengan baik BAB harus dilaksanakan sehabis 2 hari PP.
2.3.4  Sistem Muskulosceletal
2.3.4.1   Terjadi penurunan tonus otot secara bertahap
2.3.4.2   Kelahiran bayi sering menimbulkan stress berat musculo pubococygeal dan sfingter mayor pubis.
2.3.4.3   Pada 24 jam PP terjadi nyeri, lemah pada kaki ® ketegangan otot dan penggunaan tenaga. 
2.3.5  Sistem Kardiovaskuler
2.3.5.1   Secara bertahap akan kembali normal ® cardiac output 2-9 hari akan kembali mirip sebelum hamil.
2.3.5.2   Setelah satu ahad post partum volume darah akan kembali stabil. 
2.4     Perubahan Psikologi Masa Nifas
2.4.1  Peran sebagai  Ibu
2.4.1.1   Teori Reva Rubin
              Penekanan teori rubin ® pencapaian peran ibu. Seorang wanita memerlukan proses mencar ilmu melalui serangkaian kegiatan berupa latihan-latihan. Pencapaian peran ibu dimulai selama hamil sampai 6 bulan sehabis persalinan.
2.4.1.2   Teori Ramonat T Marcer
              Penekanan ® stres ante partum dan pencapaian tugas ibu. Menjadi seorang ibu mempunyai arti menemukan identitas baru yang membutuhkan aliran dan pengenalan yang lengkap tentang diri sendiri. Step dalam  pelaksanaan tugas ibu.
              a.  Antisipatori
                   Yaitu abad sebelum menjadi ibu, pembiasaan sosial dan psikologi kepada tugas barunya dengan mempelajari apa yang diperlukan untuk  menjadi seorang ibu.
              b.  Formal
                   Yaitu dimulai dengan peran bahu-membahu seorang ibu.
              c.  Informal
                   Yaitu ibu mampu mendapatkan jalan yang bagus untuk  melakukan tugas seorang ibu.
              d.  Personal
                   Yaitu perempuan yang telah ahli dalam  melakukan kiprahnya. 
2.4.1.3   Teori Jean Ball
              Penekanan ® semoga ibu bisa melaksanakan tugasnya sebagai  ibu baik fisik dan psikologis. Faktor-aspek yang mensugesti keseimbangan teori ini terbentuk 3 element :
              1.  Pelayanan maternitas
              2.  Pandangan masyarakat terhadap keluarga
              3.  Support kepada kepribadian wanita 
2.4.1.4   Bainding dan A. Hachment
              1.  Menurut Nelson (1986)
                       Banding = dimulainya interaksi emosi sensorik, fisik antara  orangtua dan bayi secepatnya setelah lahir.
                       Attachment = ikatan efektif yang terjadi diantara individu (pencurahan perhatian, hubungan emosi dan fisik yang akrab). 
              2.  Benner dan Brown (1989)
                       Bounding = terjadi relasi orangtua dan bayi semenjak permulaan kehidupan.
                       Attachment = pencurahan kasih sayang diantara individu.
2.5     Program dan Kebijakan Teknis
                   Paling sedikit 4x kunjungan  masa nifas dijalankan untuk  menganggap status ibu dan bayi dan untuk  menangkal, mendeteksi dan menanggulangi dilema-dilema yang terjadi

Kunjungan

Waktu
Tujuan
1
6-8  jam sesudah persalinan
    Mencegah perdarahan era nifas sebab atonia uteri.
    Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk kalau perdarahan berlanjut.
    Memberikan konseling pada ibu/salah satu anggota keluarga, bagaimana menghalangi perdarahan abad nifas sebab  atonia uteri.
    Pemberian ASI awal
    Melakukan korelasi antara  ibu dan BBL
    Menjaga bayi tetap sehat dengan cara menghalangi hipotermi
2
6 hari sehabis persalinan
    Memastikan involusi uterus berlangsung normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
    Menilai adanya tanda-tanda demam, jerawat, perdarahan abornomal, tidak ada anyir
    Memastikan ibu mendapatkan cukup masakan, cairan dan istirahat
    Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak menawarkan tanda-tanda penyulit.
    Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, mempertahankan bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari
3
2 minggu sehabis persalinan
    Sama seperti kunjungan ke-2
    Menanyakan pada ibu perihal penyulit-penyulit yang  ibu/bayi alami
4
6 ahad sesudah persalinan
    Memberikan konseling untuk  acara KB secara dini
2.6     Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas
2.6.1  Perdarahan Pervaginam Banyak dan Menggumpal
2.6.1.1   Kurang 24 jam PP, penyebabnya:    
              1.  Sisa uri
              2.  Kontraksi lemah/inertia uteri
              3.  Perdarahan alasannya adalah  luka jalan lahir
2.6.1.2   Lebih dari 24 jam PP penyebabnya yakni  sisa uri
2.6.2  Lochia Berbau
          Kemungkinan penyebab: koprostatis (lochea yang tertimbun pada vagina)
2.6.3  Payudara yang menjelma merah, panas dan terasa nyeri
2.6.3.1   Bendungan Payudara
                  Suhu tidak lebih dari 38,5°C
                  Terjadi dalam  ahad-ahad pertama PP
2.6.3.2   Mastitis
                  Suhu lebih dari 38,5°C
                  Terjadi pada minggu ke-2 PP
                  Bengkak, keras, kemerahan, nyeri tekan
2.6.4  Demam
          Kemungkinan penyebab:
              Febris puerpuralis
              Mastilitis
              Flegmasia Alba Dolens
2.6.5  Rasa Sakit Waktu BAK, Kemungkinan Penyebab Sistitis
          Gejala : – kencing sakit
                        – tempat atas sympisis nyeri tekan
2.6.6  Rasa sangat duka atau tidak bisa mengasuh sendiri bayinya.
2.6.7  Kehilangan nafsu makan dalam  waktu yang lama
2.6.8  Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastitik
2.7     Kebutuhan dasar ibu nifas
2.7.1  Istirahat 
2.7.1.1   Menganjurkan ibu untuk  beristirahat cukup untuk  menghalangi kecapekan yang berlebihan.
2.7.1.2   Sarankan ibu untuk  kembali ke kegiatan rumah tangga lazimperlahan-lahan. 
2.7.1.3   Menyarankan ibu untuk  tidur siang.
2.7.1.4   Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam  beberapa hal:
              1.  Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
              2.  Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
              3.  Menyebabkan stress dan ketidakmampuan untuk  merawat bayi dan dirinya sendiri.
2.7.2  Personal Higiene
2.7.2.1   Menganjurkan ibu mempertahankan kebersihan seluruh tubuh
2.7.2.2   Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan tempat kelamin dengan sabun dan air
2.7.2.3   Menyarankan ibu untuk  ganti pembalut sekurang-kurangnya2 kali sehari
2.7.2.4   Menyarankan ibu untuk  mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan setelah membersihkan daerah genetalia.
2.7.2.5   Nasehati ibu untuk  membersihkan dari setiap kali BAB atau BAK.
2.7.2.6   Jika ibu memiliki luka episiotomi/laserasi sarankan pada ibu untuk  menyingkir dari menjamah kawasan luka.
2.7.3  Nutrisi
2.7.3.1   Konsumsi 500 kalori tiap hari
2.7.3.2   Makanan dengan diit sebanding untuk  mampu protein, vitamin dan mineral yang cukup. 
2.7.3.3   Minum air putih ± 3 liter saban hari 
2.7.3.4   Minum pil penambah darah selama 40 hari pasca persalinan. 
2.7.4  Perawatan Payudara
2.7.4.1   Menjaga payudara tetap higienis dan kering
2.7.4.2   Memakai bra yang menopang
2.7.4.3   Bila puting susu lecet, oleskan ASI yang keluar pada sekitar puting susu tiap kali selesai menyusui
2.7.4.4   Bila lecet berat  istirahat 24 jam ASI dikeluarkan dan diminimkan dengan menggunakan sendok.
2.7.4.5   Bila payudara infeksi akhir bendungan ASI kompres payudara dengan kain basah dan hangat selama 5-10 menit. 
2.7.5  Hubungan 
          Secara fisik kondusif untuk  berafiliasi suami istri begitu darah yang merah berhenti dan ibu mampu memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam  vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk  melakukan korelasi suami istri kapan saja ibu siap.
2.8     Pengawasan Akhir Kala Nifas
                   Pemeriksaan final era nifas (post partum) sungguh penting karena  dapat dipakai untuk  melakukan investigasi khusus sebagai  berikut:
          2.8.1  Melakukan pemeriksaan pap smear untuk  mencari kemungkinan kelainan stilogi sel servik/sel endometrium
          2.8.2  Menilai seberapa jauh involusi uteri
          2.8.3  Melakukan pemeriksaan inspekulo, sehingga dapat menilai perlukaan post partum
          2.8.4  Mempersiapkan untuk  menggunakan tata cara KB.

2.9     Konsep Asuhan Kebidanan

          Asuhan kebidanan yaitu sumbangan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
    Bertahap dan sistematis
    Melalui sebuah proses yang disebut administrasi kebidanan 
1.  Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
     1.  Pengertian
Ø Proses pemecahan duduk perkara 
Ø Digunakan selaku   sistem untuk  mengorganisasikan asumsi dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. 
Ø Penemuan-inovasi kemampuan dalam  rangkaian atau tahapan yang logis. 
Ø Untuk  pengambilan sebuah keputusan
Ø Yang berfokus pada klien. 
     2.  Langkah-langkah 
          I.         Mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk  memulai keadaan klien secara keseluruhan.
          II.        Menginterpretasikan data untuk  mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
          III.      Mengidentifikasi diagnosa atau problem potensial dan mengantisipasi penanganannya.
          IV.      Menetapkan kebutuhan terhadap langkah-langkah segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta tumpuan menurut kondisi klien. 
          V.        Menyusun planning asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional menurut keputusan yang dibentuk pada tindakan sebelumnya.
          VI.      Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan kondusif.
          VII.     Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk  aspek-faktor asuhan yang tidak efektif.
          *   Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
                        Pada langkah pertama ini berisi semua gosip yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berhubungan dengan keadaan klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif yakni  yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien lewat anamnesa.  Yang tergolong data subjektif antara  lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopskologi spiritual, wawasan klien.
                   Data objektif ialah  yang menggambarkan  pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam  data fokus. Data objektif terdiri dari investigasi fisik yang tepat dengan keperluan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, investigasi khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan pendukung (laboratorium, catatan gres dan sebelumnya).

             *   Langkah II : Interpretasi Data Dasar

                        Pada langkah ini dikerjakan kenali kepada diagnosa atau persoalan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang sudah dikumpulkan.
          *   Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau dilema memiliki peluang dan mengantisipasi penanganannya
                   Pada langkah ini kita mengidentifikasi problem berpotensi atau diagnosa memiliki peluang berdasarkan diagnosa atau persoalan yang telah diidentifikasi. Langkah ini memerlukan antisipasi, kalau memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau duduk perkara memiliki peluang ini betul-betul terjadi.
          *   Langkah IV: Menetapkan kebutuhan kepada tindakan secepatnya, untuk  melaksanakan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
                   Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk  dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. 

             *   Langkah V :  Menyusun planning asuhan yang menyeluruh

                   Pada langkah ini direncanakan perjuangan yang diputuskan oleh tindakan sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap persoalan atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.

             *   Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan kondusif

                      Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dikerjakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini mampu dijalankan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melaksanakan sendiri beliau tetap memikul tanggung jawab untuk  mengarahkan pelaksanaannya. 

             *   Langkah VII: Evaluasi

                   Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan sumbangan apakah sungguh-sungguh tetap tercukupi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam  diagnosa dan problem. Rencana tersebut dianggap efektif kalau memang benar dalam  pelaksanaannya.

BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1     PENGKAJIAN
          Anamnese Tanggal : 10-07-2008                                   Jam : 18.00
1.  Data Subjektif
Nama              :   Ny. N
Umur               :   19 tahun 
Suku/bangsa    :   Jawa/Indonesia
Pendidikan      :   Sekolah Menengah Pertama
Pekerjaan        :   IRT
Penghasilan     :  
Alamat            :   Plaosan Lamongan
Nama suami    :   Tn. U
Umur               :   22 tahun 
Suku/bangsa    :   Jawa/Indonesia
Pendidikan      :   SMA
Pekerjaan        :   Wiraswasta
Penghasilan     :  
Alamat            :   Plaosan Lamongan
2.  Keluhan Utama
     Ibu menyampaikan mules pada perut
3.  Riwayat Kesehatan Sekarang
     Ibu mengatakan sedikit nyeri pada daerah jahitan dan ibu telah bisa ke kamar mandi sendiri
4.  Riwayat Kesehatan Yang lalu
     Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun maupun menahun
5.  Riwayat Kesehatan Keluarga
     Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti; DM, Asma dan TBC.

6.  Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu 
No
Hamil ke
Suami ke
UK
Jenis Persalinan
Penolong
Penyulit
BB/PB
Jenis kelamin
H/M
Meneteki
Riwayat KB
 maka ibu memasuki masa nifas atau yang lazim disebut puerpurium askeb 8 Jam Post Partum
7.  Riwayat Psikososial
     Ibu menyampaikan sangat senang dengan kelahiran bayinya dan kekerabatan ibu dengan suami, keluarga dan orang lain baik
8.  Pola kebiasaan sehari-hari
         Pola Nutrisi
          Di rumah: makan 3x/hari 1 porsi dengan nasi, lauk, sayur. Minum 7-8 gelas/hari.
         Eliminasi
          Ibu menyampaikan sehabis melahirkan BAB 1x dan BAK 4x sehari, warna kekuningan terasa perih pada kemaluannya
         Aktivitas
          Sebelum melahirkan ibu melakukan pekerjaan seperti : menyapu, mencuci. Setelah melahirkan ibu sedikit melakukan acara. Seperti : miring kiri/kanan, berlangsung-jalan ke kamar mandi sendiri
         Istirahat/Tidur
          Ibu menyampaikan tidur siang ± 1 jam, pada malam hari ± 6-8 jam (21.00-05.00) sesudah melahirkan ibu mengatakan kurang nyenyak tidur, sebab masih terasa nyeri pada daerah kemaluan.
         Personal hygiene
          Ibu mengatakan mandi setiap hari 2x ganti pembalut 2x sehari, ganti celana dalam 1x sehari

1.  Data Objektif
1.  Kesadaran : composmentis
     KU           :  baik
     TTV :     TD : 110/70 mmHg                      RR : 24x/menit
                   S    : 367°C                                   N : 88 x/menit 
2.  Pemeriksaan fisik
     a.  Inspeksi
          Rambut      :    Bersih, tidak ada ketombe, hitam lurus
          Kepala        :    Tidak ada benjolan, bentuknya sedikit lonjong
          Muka          :    Tidak pucat
          Mata               :        Conjungtiva : tidak anemis
                                     Sklera : tidak ikterus
          Hidung       :    Bersih tidak ada polip
          Mulut         :    Tidak kering, tidak ada stomatitis
          Gigi            :    Tidak caries
          Telinga       :    Simetris, higienis, tidak ada kelainan
          Leher          :    Tidak ada pembesaran kelenjar
          Axilla         :    Bersih, tidak ada benjolan
          Payudara    :    Simetris, Tidak ada kelainan, putting susu menonjol, areola hiperpigmentasi
          Abdomen   :    Tidak ada bekas luka operasi
          Genetalia    :    Bersih, ada keluaran (lochea rubra), odema (- )
          Anus               :    Tidak ada hemorrhoid
          Extremitas atas/ bawah : tidak ada odema, tidak varices
     b.  Palpasi
          Kepala        :    Tidak ada benjolan, tidak ada odema
          Leher          :    Tidak ada pembesaran, kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid  dan tidak ada nyeri tekan
          Payudara    :    Tidak ada nyeri tekan, colostrum (+)
          Abdomen   :    Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik
          Genetalia    :    Ada nyeri tekan
          Ekstermitas atas/bawah : tidak ada odema, tidak ada nyeri tekan
     c.  Auskultasi
          Dada               :    Nafas terstruktur, tidak ada bunyi pelengkap
          Abdomen   :    Ada bising khusus
     d.  Perkusi
          Ekstremitas : reflek patella +/+
3.2     Assessment/Diagnosa 
     *   Dx     :    P10001 8 jam PP fisiologis
          DS    :    Ibu mengatakan nifas hari 1 atau 8 jam post partum dengan usia kehamilan 39 ahad
          DO    :    Keadaan umum ibu baik
                        Kesadaran Composmentis
                        TFU : 2 jari bawah sentra
                        TD : 110/70 mm Hg
                        Suhu : 367°C
                        Nadi : 88x/menit
                        RR : 24x/mnt
                        Kontraksi uterus baik
     *   Masalah : mules
          DS    :    Ibu mengatakan mules pada perut
          DO    :    TFU 2 jari bawah sentra
                        Kontraksi uterus baik
                        Konsistensi uterus keras
                        Jumlah pendarahan ± 20 cc
3.3     Diagnosa Potensial
          Tidak ada
3.4     Identifikasi Kebutuhan Segera
          Tidak ada 
3.5     Intervensi
No
Intervensi
Rasional
1
Lakukan pendekatan terapeutik terhadap klien dan keluarga
Terjalin kolaborasi dan keyakinan dengan petugas
2
Jelaskan pada klien mengenai perubahan fisiologis yang terjadi pada periode nifas
Diharapkan klien memahami pada perubahan yang terjadi pada masa nifas
3
Observasi TTV, kontraksi uterus, konsistensi uterus, jumlah perdarahan
Untuk mengetahui keadaan lazim ibu
4
Anjurkan pada ibu untuk sesering mungkin menyusukan bayinya
Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi
5
Anjurkan ibu untuk tetap mempertahankan personal hygiene
Ibu merasa nyaman
Masalah : mules
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan 1×24 jam rasa mules berkurang
Kriteria : – kontraksi  uterus : baik
         – konsistensi uterus : keras
No
Intervensi
Rasional
1
Beri klarifikasi pada klien dan keluarga ihwal penyebab mules
Dengan menerangkan, pasien mampu mengetahui dan dapat menjadi hening
2
Ajari ibu untuk massase perutnya
Ibu mengerti dan tahu cara massase yang bagus
3
Observasi TTV, kontraksi uterus, konsistensi uterus
Mengetahui kondisi umum ibu
4
Beri klarifikasi wacana pentingnya mobilisasi dini
Dengan mobilisasi dini akan mempercepat proses involusi
5
Berikan terapi
Sebagai terapi

3.6     Implementasi
Tgl/Jam
Dx Kebidanan
Implementasi
10-07-2008
19.00
P1000, 8 jam PP fisiologis
1.  Melakukan pendekatan terapeutik terhadap klien dan keluarga
         Memberi salam dan memperkenalkan diri
         Menanyakan keluhan klien
         Memberi tahu setiap tindakan yang mau dikerjakan
2.  Menjelaskan pada klien tentang pergeseran fisiologis yang terjadi pada masa nifas
         Perubahan fisik
     ­-    Involusi uterus
       Pengeluaran lochea
       Pengeluaran ASI
       Perubahan psikis
3.  Mengobservasi TTV :
     TD    :    110/70 mmHg      kontraksi uterus : baik
     Suhu : 367°C                      konsistensi uterus : keras
     Nadi :    88x/mnt                pendarahan : ± 20 cc
     RR    :    24x/mnt
4.  Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusukan bayinya
5.  Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan personal hygiene dengan mengubah kotek setiap tamat BAK/BAB atau setelah kotek sarat  
10-07-2008
19.00
Mules
1.  Memberi penjelasan pada pasien dan keluarga ihwal penyebab mules bahwa mules dibedakan karena adanya kontraksi uterus dan hal itu yakni wajar sebab uterus telah menyelesaikan tugasnya, akan menjadi lebih keras alasannya adalah kontraksinya. Sehingga terjadi penutupan pembuluh darah dan uterus akan berubah normal seperti sebelum hamil
2.  Mengajari ibu untuk memasase uterus dengan cara gerakan tangan secara memutar pada fundus uterus, sehingga uterus menjadi keras
3.    Mengobervasi TTV :
     kontraksi uterus : baik         TFU : 2 jari bawah sentra
     konsistensi uterus : keras
     TD    :    110/70 mmHg
     Suhu : 367°C
     Nadi :    88x/mnt
     RR    :    24x/mnt
4.  Memberikan klarifikasi tentang pentingnya mobilisasi dini :
         Dengan mobilisasi dini akan cepat terjadi involusi uterus
5.  Memberikan terapi :
         analgesik 3×1
         antibiotik 3×1
         Fe 1×1
3.7     Evaluasi
          Tanggal : 10-07-2008                Jam : 21.00
          Diagnosa : P10001, 8 jam PP Fisiologis
          S   :    Ibu mengatakan memahami perihal penjelasan yang diberikan oleh petugas dan mau melakukan ajuan dari petugas
          O  :    TD    :  110/70 mmHg                   
                   Suhu :    367°C
                   N      :    88x/mnt                         
                   RR    :    24x/mnt
                   Pendarahan 1 kotek
                   Ibu mampu menerangkan kembali penjelasan yang diberikan petugas
                   TFU 2 jari dibawah pusat
          A  :    P10001, Hari 1 PP, masalah terselesaikan  
          P   :        Rencana dilarang
                       KU ibu baik, ibu boleh pulang
                       HE :
                 Personal hygiene
                 Eliminasi kurun nifas
                 Perawatan tali sentra
                 Gizi seimbang
                 ASI Eksklusif
                 Mobilisasi dini
                 Imunisasi dan KB
                       Menganjurkan untuk kontrol 1 ahad lagi atau sewaktu-waktu ada keluhan
          Masalah : mules
          S   :    Ibu mengatakan mules menyusut
          O  :    Keadaan lazim ibu baik
                   TD    :  110/70 mmHg                  kontraksi uterus : baik              
                   Suhu :    367°C                             konsistensi uterus : keras
                   N      :    88x/mnt                         
                   RR    :    24x/mnt
                   TFU 2 jari dibawah sentra
          A  :    P10001, persoalan terselesaikan
          P   :        Anjurkan ibu untuk menghabiskan semua obat sesuai aturan
                       Kontrol 1 minggu lagi atau ketika-waktu ada keluhan
              HE :
                 Personal hygiene
                 Eliminasi kala nifas
                 Perawatan tali pusat
                 Gizi sebanding
                 ASI Eksklusif
                 Mobilisasi dini
                 Imunisasi dan KB
    

BAB IV
PENUTUP
         
4.1     Kesimpulan
          Dari berbagai uraian masalah penerapan administrasi kebidanan dalam  menawarkan Asuhan Kebidanan dapat diperoleh kesimpulan sebagai  berikut:
1.  Dalam  melaksanakan pengkajian diharapkan komunikasi terapeutik yang baik dengan klien sehingga mampu diperoleh data yang lengkap.
2.  Dengan menganalisa data secara cermat maka akan dibentuk diagnosa persoalan.
3.  Dalam  menyusun planning langkah-langkah asuhan kebidanan tidak mengalami kesusahan jikalau koordinasi yang baik dengan klien.
4.  Pelaksanaan langkah-langkah disesuaikan dengan prioritas persoalan didasarkan perencanaan tindakan yang disusun.
5.  Hasil evaluasi dari acara yang telah dilakukan ialah penilaian tentang keberhasilan asuhan kebidanan.
4.2    Saran
         a.   Untuk Petugas kesehatan
               Meningkatkan tugas tenaga kesehatan dalam fungsinya selaku pelaksana kesehatan, serta tertib meningkatkan kemampuan dan keterampilan  yang dimiliki. Seseorang tenaga kesehatan mesti meningkatkan koordinasi yang baik dengan petugas kesehatan lainnya serta dengan klien dan keluarga
b.     Bagi klien
               Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan koordinasi yang bagus dari klien dalam perjuangan memecahkan persoalan klien
c.      Bagi pendidikan
               Lebih mengembangkan kualitas pendidikan sehingga mahasiswa mampu melakukan pekerjaan dilahan praktek dengan baik

DAFTAR  PUSTAKA
·         Depkes RI. 2002. Asuhan Persalinan Normal. JHPIEGO. Jakarta.
·         Depkes RI. 2001. Konsep Asuhan Kebidanan. JHPIEGO. Jakarta.
·         Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. EGC: Jakarta.
·         Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. EGC. Jakarta.
·         Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.  Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
·         Pusdiknakes. 2001. Konsep Asuhan Kebidanan. JHPIEGO. Jakarta.
·         Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. JHPIEGO. Jakarta. 
·         Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
·         Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
·         Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.

KATA  PENGANTAR

          Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi masalah dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. “N” P10001 8 Jam Post Partum Fisiologis Di BPS Qurnianingtyas R. Amd. Keb
          Penulis menyadari bahwa dalam  penyusunan laporan studi perkara ini tak lepas dari tutorial dan isyarat serta pemberian dari berbagai pihak, oleh karena  itu dalam  potensi ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.  Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP.dr.DTM selaku Ketua STIKES ABI Surabaya.
2.  Lia Hartanti, SST sebagaiKetua Jurusan Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
3.  Suparniasri, SH, Amd. Keb, M., Kes sebagaiPembimbing askeb Di BPS Qurnianingtyas R. Amd. Keb Lamongan
4.  Orang renta yang sudah memberi derma moril baik maupun materi
5.  Semua rekan mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya yang turut menolong dalam  solusi makalah ini.
          Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari tepat. Untuk  itu penulis menghendaki kritik dan nasehat demi penyempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini berguna bagi pembaca.
Lamongan,    Juli 2008
Penulis

DAFTAR  ISI
HALAMAN JUDUL  ……………………………………………………………………………       i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………………      ii
KATA PENGANTAR  ………………………………………………………………………….     iii
DAFTAR ISI                                                                                                                          iv
BAB I        PENDAHULUAN ……………………………………………………………….      1
                   1.1  Latar Belakang ……………………………………………………………….      1
                   1.2  Tujuan……………………………………………………………………………      2
                          1.2.1  Tujuan Umum ………………………………………………………..      2
                          1.2.2  Tujuan Khusus ……………………………………………………….      2
                   1.3  Metode Penulisan…………………………………………………………….      2
                   1.4  Sistematika Penulisan ………………………………………………………      2
BAB II       LANDASAN TEORI ……………………………………………………………      4
                   2.1  Pengertian………………………………………………………………………      4
                   2.2  Perubahan Fisiologis Pada Ibu Nifas …………………………………      4
                          2.2.1  Involusi Rahim ………………………………………………………      4
                          2.2.2  Involusi Tempat Placenta ………………………………………..      4
                          2.2.3  Perubahan Pembuluh Darah …………………………………….      5
                          2.2.4  Perubahan Pada Servik dan  Vagina …………………………      5
                          2.2.5  Dinding Perut dan Peritonium ………………………………….      5
                          2.2.6  Laktasi ………………………………………………………………….      5
                          2.2.7  Lochea ………………………………………………………………….      6
                   2.3  Perubahan Sistem Tubuh Lainnya ……………………………………..      6
                          2.3.1  Suhu Badan …………………………………………………………..      6
                          2.3.2  Nadi ……………………………………………………………………..      6
                          2.3.3  Sistem Perkemihan dan Buang Air Besar……………………      7
                          2.3.4  Sistem Muskulosceletal …………………………………………..      7
                          2.3.5  Sistem Kardiovaskular …………………………………………….      7
                   2.4  Perubahan Psikologi Masa Nifas ……………………………………….      7
                          2.4.1  Peran sebagai  Ibu……………………………………………………      7
                   2.5  Program Kebijakan Teknis ……………………………………………….      9
                   2.6  Tanda Bahaya Pada Masa Nifas ……………………………………….    10
                          2.6.1  Perdarahan Pervaginam Banyak dan Menggumpal ……..    10
                          2.6.2  Lochea Berbau………………………………………………………..    10
                          2.6.3  Payudara Yang Berubah Menjadi Merah Panas
                                    dan terasa nyeri ………………………………………………………    10
                          2.6.4  Kaki Terasa Sakit, Merah, Bengkak…………………………..    10
                          2.6.5  Demam …………………………………………………………………    10
                          2.6.6  Rasa Sakit waktu BAK, kemungkinan
                                    penyebab sistisis……………………………………………………..    11

iv

 


                   2.7  Kebutuhan Dasar Ibu  Masa Nifas …………………………………….    11
                          2.7.1  Istirahat …………………………………………………………………    11
                          2.7.2  Personal Higiene …………………………………………………….    11
                          2.7.3  Nutrisi …………………………………………………………………..    12
                          2.7.4  Perawatan Payudara ……………………………………………….    12
                          2.7.5  Hubungan Sexual …………………………………………………..    12
                   2.8  Pengawasan Akhir Kala Nifas…………………………………………..    12
                   2.9  Konsep Asuhan Kebidanan ……………………………………………..    13
BAB III            TINJAUAN KASUS ………………………………………………………    17
                   3.1  Pengkajian………………………………………………………………………    17
                          3.1.1  Data Subjektif ……………………………………………………….    17
                          3.1.2  Data Objektif …………………………………………………………    19
                   3.2  Analisa Masalah/Diagnosa ……………………………………………….    20
                   3.3  Diagnosa Potensial  …………………………………………………………    21
                   3.4  Identifikasi Kebutuhan Segera …………………………………………    21
                   3.5  Intervensi  ……………………………………………………………………..    21
                   3.6  Implementasi ………………………………………………………………….    22
                   3.7  Evaluasi …………………………………………………………………………    23
BAB IV     PENUTUP …………………………………………………………………………..                    25
4.1      Kesimpulan ……………………………………………………………………….    25
4.2      Saran     ……………………………………………………………………………..    25
DAFTAR  PUSTAKA