Asas Peraturan Perundang-undangan

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, materi muatan peraturan perundang-ajakan harus merefleksikan asas-asas selaku berikut:
1. Asas pengayoman artinya setiap bahan muatan peraturan perundang-permintaan berfungsi memperlihatkan tunjangan dan merefleksikan ketenteraman bagi penduduk .
2. Asas kemanusiaan artinya setiap bahan muatan peraturan perundang-ajakan merefleksikan bantuan dan penghormatan hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara.
3. Asas kebangsaan artinya bahan muatan dari peraturan perundang-usul mesti merefleksikan sifat dan budpekerti bangsa Indonesia yang majemuk dan tetap menjaga prinsip keutuhan NKRI.
4. Asas kekeluargaan artinya materi muatan perundangan mesti berisi perihal asas musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
5. Asas kenusantaraan artinya bahan muatan peraturan perundang-seruan mesti memerhatikan seluruh wilayah tanah air Indonesia dan peraturan perundang-permintaan yang dibentuk di tempat ialah bab metode hukum nasional yang berdasarkan Pancasila.
6. Asas Bhinneka Tunggal Ika, artinya materi muatan, peraturan perundangan mesti memerhatikan keragaman penduduk, agama, suku, kalangan, kondisi khusus daerah dan budaya yang menyangkut kehidupan, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
7. Asas keadilan, artinya bahan-materi muatan peraturan perundangan harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara.
8. Asas kesamaan kedudukan dalam aturan dan pemerintahan, artinya setiap bahan muatan peraturan perundang-undangan dihentikan memuat hal yang bersifat membedakan menurut latar belakang, antara lain agama, suku, ras, kalangan, gender, atau status sosial.
9. Asas ketertiban dan kepastian aturan, artinya bahan muatan perundangan harus mampu merealisasikan ketertiban penduduk lewat kepastian hukum.

  Arti Penting Toleransi dalam Keragaman