Apa itu Cerita Rakyat? – Cerita rakyat merupakan kisah yg berasal dr masyarakat & meningkat dlm masyarakat pada masa lalu yg menjadi ciri khas setiap bangsa yg mempunyai kultur budaya yg beraneka ragam meliputi kekayaan budaya & sejarah yg dimiliki masing-masing bangsa.
Akan tetapi tatkala tetes air mata Anta jatuh ke tanah, dgn asing tiga tetes air mata menjelma mustika yg berkilau-kilau bagai permata. Butiran itu sesungguhnya yakni telur yg memiliki cangkang yg indah. Barata Narada menyarankan supaya butiran mustika itu dipersembahkan pada Batara Guru sebagai bentuk permintaan agar ia memahami & mengampuni kekurangan Anta yg tak mampu ikut bekerja membangun istana.
Dengan mengulum tiga butir telur mustika dlm mulutnya, Anta pun berangkat menuju istana Batara Guru. Di tengah perjalanan Anta bertemu dgn seekor burung gagak yg kemudian menyapa Anta & menanyakan kemana ia hendak pergi. Karena mulutnya sarat berisi telur Anta hanya diam tak dapat menjawab pertanyaan si burung gagak. Sang gagak menerka Anta arogan sehingga ia amat tersinggung & marah. Burung hitam itu pun menyerang Anta yg panik, ketakutan, & kebingungan. Akibatnya sebutir telur mustika itu pecah. Anta secepatnya bersembunyi di balik semak-semak menunggu gagak pergi. Tetapi sang gagak tetap menanti sampai Anta keluar dr rerumputan & kembali mencakar Anta. Telur kedua pun pecah, Anta secepatnya melata beringsut lari ketakutan menyelamatkan diri, kini hanya tersisa sebutir telur mustika yg selamat, utuh & tak pecah.
Akhirnya Anta tiba di istana Batara Guru & secepatnya mempersembahkan telur mustika itu pada sang penguasa Kahyangan. Batara Guru dgn bahagia hati mendapatkan persembahan mustika itu. Akan tetapi setelah mengenali mustika itu yakni telur asing, Batara Guru memerintahkan Anta untuk mengerami telur itu sampai menetas. Setelah sekian lama Anta mengerami telur itu, maka telur itu pun menetas. Akan namun dengan-cara asing yg keluar dr telur itu yakni seorang bayi wanita yg sungguh manis, lucu, & menggemaskan. Bayi wanita itu secepatnya diangkat anak oleh Batara Guru & permaisurinya.
Nyi Pohaci Sanghyang Sri yakni nama yg diberikan pada putri itu. Seiring waktu berlalu, Nyi Pohaci tumbuh menjadi seorang gadis yg elok luar biasa. Seorang putri yg baik hati, lemah lembut, halus tutur kata, luhur kecerdikan bahasa, menarik semua insan. Setiap mata yg memandangnya, tuhan maupun manusia, secepatnya jatuh hati pada sang dewi. Akibat kecantikan yg mengalahkan semua bidadari & para dewi Kahyangan, Batara Guru sendiri pun terpikat pada anak angkatnya itu. Diam-membisu Batara guru menyimpan kehendak untuk mempersunting Nyi Pohaci. Melihat gelagat Batara Guru itu, para ilahi menjadi khawatir jika dibiarkan maka kejadian yg tak biasa ini akan menghancurkan keselarasan di Kahyangan. Maka para ilahi pun berunding menertibkan siasat untuk memisahkan Batara Guru & Nyi Pohaci Sanghyang Sri.
Untuk melindungi kesucian Nyi Pohaci, sekaligus mempertahankan keharmonisan rumah tangga sang penguasa Kahyangan, para dewata sepakat bahwa tak ada jalan lain selain mesti membunuh Nyi Pohaci. Para dewa menghimpun segala macam racun berbisa paling mematikan & segera membubuhkannya pada minuman sang putri. Nyi Pohaci secepatnya mati keracunan, para ilahi pun cemas & ketakutan dikarenakan telah melaksanakan dosa besar membunuh gadis suci tak berdosa. Segera mayat sang dewi dibawa turun ke bumi & dikuburkan ditempat yg jauh & tersembunyi.
Versi lain menyebutkan padi berberas putih muncul dr mata kanannya, sedangkan padi berberas merah dr mata kirinya. Singkatnya, semua tanaman berguna bagi insan berasal dr badan Dewi Sri Pohaci.