Archaebacteria: Pengertian, 20 Ciri, Klasifikasi dan Contohnya

Jika diperhatikan dgn mikroskop, kebanyakan kuman mempunyai ukuran & bentuk yg sama. Akan tetapi, bukti biologi molekular menawarkan bahwa adanya perbedaan pada RNA ribosom. Para hebat mikrobiologi membagai kuman menjadi dua, yakni Archaebactaeria dan Eubacteria. Dalam sistem pembagian terstruktur mengenai pada sistem enam kingdom, Archaeobacteria tergolong dlm satu kingdom tersendiri.

 kebanyakan bakteri mempunyai ukuran & bentuk yg sama Archaebacteria: Pengertian, 20 Ciri, Klasifikasi & Contohnya

Yang termasuk Archaeobacteria, yaitu bakteri yg hidup di sumber air panas, di kawasan berkadar garam tinggi, di tempat yg panas & asam. Archaeobacteria termasuk kelompok prokariotik. Pertama kali diidentifikasikan pada tahun 1977 oleh Carl Woese dan George Fox. Nah pada peluang kali ini, kita akan berguru mengenai definisi, ciri-ciri atau karakteristik, klasifikasi serta contoh Archaeobacteria. Silahkan kalian simak dengan-cara seksama klarifikasi berikut ini.

Pengertian Archaebacteria
Istilah Archaeobacteria berasal dr bahasa yunani yg terdiri atas dua suku kata, yakni “archaio” yg mempunyai arti antik & “bacteria” yg mempunyai arti basil. Dengan demikian kata Archaeobacteria menunjuk ke pada spesies kuman yg tergolong antik, kenapa antik? Karena sebagian besar organisme Archaeobacteria memang menempati lingkungan yg ekstrim & lingkungan-lingkungan ekstrim seperti ini ibarat habitat pada bumi purbakala (bumi kuno).

Archaeobacteria mampu hidup di tempat yg makhluk hidup lain tak dapat didapatkan, seperti pada lingkungan yg hampir beku di Antartika atau sebaliknya mampu ditemukan pada sumber air panas dgn temperatur 92C. Selain itu, Archaeobacteria pula dapat didapatkan pada tempat dgn kadar garam atau kadar asam yg sangat tinggi.

Kita dapat mengatakan bahwa Arkeobakteria adalah prokariot yg daerah hidupnya di lingkungan ekstrem. Penemuan golongan Arkeobakteria ini kini banyak menawan perhatian andal biologi untuk mempelajari gen-gen yg mampu mengode enzim-enzimnya guna dimanfaatkan dlm rekayasa genetik untuk menghasilkan organisme-organisme gres yg dapat hidup di lingkungan ekstrem seperti mereka.

Meskipun sel yg menyusun Arkeobakteria & Eubakteria yaitu sama-sama sel prokariot, keduanya masih mempunyai perbedaan mendasar dlm hal biokimia & fisiologi. Secara umum perbedaan keduanya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Perbedaan Karakteristik antara Archaebacteria & Eubacteria
Ciri-Ciri
Archaebacteria
Eubacteria
Selaput inti
Tidak ada
Tidak ada
Organel yg terbungkus membran
Tidak ada
Tidak ada
Peptidoglikan di dinding sel
Tidak ada
Ada
Lipid membran
Beberapa hidrokarbon bercabang
Hidrokarbon tak bercabang
Enzim RNA Polimerase
Beberapa jenis
Satu jenis
Asam amino inisiator untuk permulaan sintesis protein
Metionin
Formil metionin
Intron (cuilan gen yg bukan untuk pengkodean)
Ada pada beberapa gen
Tidak ada
Respons kepada antibiotik streptomisin & kloramfenikol
Pertumbuhan tak terhambat
Pertumbuhan terhambat
SumberBiologi, Campbell

Ciri-Ciri Archaebacteria
Archaebacteria meliputi golongan basil yg mempunyai beberapa perbedaan komposisi sel, fisiologi, & materi genetik dgn kalangan Eubacteria. Organisme dlm kelompok Archaebacteria disebut arkae. Perbedaan pokok antara Archaebacteria dgn Eubacteria ialah komposisi lemak pada dinding sel & perbedaan lintasan metabolisme, enzim, & kofaktor enzim. Berikut ini adalah ciri-ciri atau karakteristik Archaebacteria dengan-cara umum.
 Struktur tubuh sederhana & disangka selaku makhluk yg pertama ada di dunia & pula sebagai “nenek moyang” Eubacteria (basil yg sebetulnya).
 Sel bersifat uniseluler (bersel tunggal).
 Sel bersifat prokariotik (tidak memiliki membran inti).
 Lipida pada membran sel bercabang.
 Tidak mempunyai mitokondria, RE (Retikulum Endoplasma), tubuh golgi & lisosom.
 Habitat di lingkungan bersuhu tinggi, berkadar garam (salinitas) tinggi & asam.
 Berukuran 0,1 μm sampai 15 μm & beberapa ada yg berbentuk filamen dgn panjang 200 μm.
 Dapat diwarnai dgn pewarnaan Gram (ada yg bersifat Gram nyata & Gram negatif).
 Dinding sel terdiri dr polisakarida & protein bukan peptidoglikan.
 Membran plasma mengandung lipid berikatan ester.
 Asam nukleat Archaebacteria berupa RNA.
 Ribosomnya mengandung berbagai jenis RNA polymerase.
 Sensitif terhadap toksin difteri.
 Reproduksi dgn cara pembelahan biner, pembentukan tunas & fragmentasi.
 Hidup soliter (sendiri) atau berkelompok
 Tidak mampu membentuk spora
 Kebanyakan bersifat anaerob meskipun berbagai macam bersifat aerobik, anaerobik obligat & anaerobik fakultatif.
 Sel tak mengandung klorofil
 Beberapa jenis memiliki flagela untuk bergerak.
 Bentuk sel beragam (lingkaran, batang, spiral atau persegi panjang), bentuk-bentuk yg berlawanan ini menunjukkan perbedaan tipe metabolismenya.

Klasifikasi & Contoh Archaebacteria

Telah disinggung sebelumnya bahwa sebagian besar Arkeobakteria menempati tempat yg lebih ekstrem di bumi. Menurut para mahir, jenis-jenis Archaebacteria dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu metanogen, halofil ekstrim, & termofil ekstrim (termoasidofil). Berikut ini yaitu klarifikasi ketiga macam kalangan Archaebacteria tersebut beserta contohnya.

Metanogen
Metanogen (metanogenik) merupakan kalangan Archaebacteria yg mereduksi karbondioksida (CO2) menjadi metana (CH4) & air (H2O) memakai hidrogen (H2). Reaksi kimia tersebut ialah sebagai berikut.
4H2(g) + CO2(g CH4(g) + 2H2O(l)
Metanogen merupakan mikroorganisme anaerob obligat, tak membutuhkan oksigen lantaran baginya oksigen merupakan racun. Metanogen memiliki kawasan hidup di lumpur & rawa, daerah mikroorganisme lain menghabiskan semua oksigen. Contohnya yaitu Methanococcus janascii. Akibatnya rawa akan mengeluarkan gas metana atau gas rawa.

Beberapa spesies lain yg tergolong golongan metanogen hidup di lingkungan anaerob di dlm perut hewan ruminansia mirip sapi, rayap, & herbivora lain yg mengandalkan kuliner berselulosa. Metanogen berperan penting dlm nutrisi. Contohnya adalah Succinomonas amylolytica yang hidup di dlm pencernaan sapi & merupakan pemecah amilum. Peran lain metanogen adalah sebagai pengurai, sehingga bisa dimanfaatkan dlm pembuatan kotoran binatang untuk memproduksi gas metana, yg merupakan bahan bakar alternatif.

Halofil Ekstrim
Halofil ekstrim (halofilik) merupakan golongan Archaebacteria yg hidup di daerah yg asin, mirip di Great Salt Lake (danau garam di Amerika) & Laut Mati. Kata halofil berasal dr bahasa Yunani, halo yang mempunyai arti “garam”, dan phylos yang berarti “pencinta”.  Beberapa spesies sekadar memiliki toleransi terhadap kadar garam, tetapi ada pula spesies lain yg memerlukan lingkungan yg sepuluh kali lebih asin dr air bahari untuk dapat berkembang.

Beberapa koloni halofil ekstrim membentuk sebuah buih bewarna ungu & ada pula yg bewarna merah intensif. Warna ungu disebabkan oleh pigmen bakteriorhodopsin sedangkan warna merah disebabkan oleh pigmen karotenoid. Bakteriorhodopsin & karotenoid merupakan suatu pigmen yg menangkap energi cahaya. Contoh organisme halofilik ialah Genus Halobacterium dan Halococcus yang bersifat aerob, & heterotrof.

Halobacterium dan Halococcus banyak ditemukan di tambak garam laut. Mereka mampu berkembang optimum pada larutan NaCl (kadar garam) dlm rentang 3,5 sampai 5 molar atau sekitar 20  30 persen. Jika fokus garam turun, sel Halobacterium dan Halococcus akan mengalami lisis sehingga rusak & mati. Selain itu, mereka pula mampu mempergunakan energi cahaya untuk metabolisme tubuhnya.

Termofil Ekstrim
Termofil ekstrim (termofilik) yaitu golongan organisme Archaebacteria yg hidup di lingkungan yg panas, optimum pada suhu 60- 80C. Contohnya adalah Sulfolobus sp. yg hidup di mata air panas bersulfur di Yellowstone National Park (Amerika Serikat). Sulfolobus sp. hidup dgn mengoksidasi sulfur untuk menemukan energi. Karena suka dgn panas & asam, golongan ini disebut juga termoasidofil.

Contoh lain organisme Archaebacteria ialah Thermus aquaticus yang hidup pada air bersuhu 105C di akrab lubang hidrotermal di laut dlm (kawah gunung api bawah maritim). Termofil ekstrim merupakan kelompok Archaebacteria yg paling erat dgn organisme eukariotik.

Demikianlah artikel wacana pengertian, ciri-ciri & klasifikasi kingdom Archaebacteria beserta contohnya. Semoga dapat berguna untuk Anda. apabila terdapat kesalahan dlm penulisan abjad, kata atau kalimat mohon dimaklumi. Terimakasih atas kunjungannya & sampai jumpa di artikel selanjutnya.