Ketersediaan lahan pertanian yg semakin usang semakin berkurang, hal ini mendorong para petani untuk membuka lahan pertanian di kawasan pinggir hutan. Konversi hutan alam menjadi lahan pertanian telah disadari menimbulkan berbagai macam kerugian & problem mirip penurunan kesuburan tanah, abrasi, kepunahan tumbuhan & fauna, banjir, kekeringan & bahkan perubahan lingkungan global. Masalah ini bertambah berat dr waktu ke waktu sejalan dgn meningkatnya luas areal hutan yg dikonversi menjadi lahan usaha lain. Salah satu upaya untuk mengatasi problem ini, maka lahirlah agroforestri sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan baru di bidang pertanian atau kehutanan. Ilmu ini berusaha mengetahui & membuatkan eksistensi tata cara agroforestri yg sudah dikembangkan petani di kawasan beriklim tropis maupun beriklim subtropis semenjak berabad-abad yg kemudian. Agroforestri merupakan gabungan ilmu kehutanan dgn agronomi yg memadukan perjuangan kehutanan dgn pembangunan pedesaan untuk menciptakan keselarasan antara intensifikasi pertanian & pelestarian hutan.
Agroforestri atau disebut pula dgn wanatani memiliki definisi yg bermacam-macam. Agroforestri merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan hutan dgn tujuan untuk menghemat kegiatan perusakan/perambahan hutan sekaligus meningkatkan penghasilan petani dengan-cara berkelanjutan. Pengertian lain dr agroforestri yakni metode penggunaan lahan terpadu yg memiliki faktor sosial & ekologi, dilaksanakan lewat pengkombinasian pepohonan dgn tumbuhan pertanian dan/atau ternak (hewan), baik dengan-cara bareng -sama atau bergiliran, sehingga dr satu unit lahan tercapai hasil total nabati atau binatang yg optimal dlm arti berkesinambungan. Definisi agroforestri yg dipakai oleh forum penelitian agroforestri internasional (ICRAF = International Centre for Research in Agroforestry) yaitu metode penggunaan lahan yg mengkombinasikan tumbuhan berkayu (pepohonan, perdu, bambu, rotan & yang lain) dgn tanaman tak berkayu atau dapat pula dgn rerumputan (pasture), kadang kala ada bagian ternak atau hewan lainnya (lebah, ikan) sehingga terbentuk interaksi ekologis & hemat antara tumbuhan berkayu dgn unsur yang lain. Selanjutnya Lundgren & Raintree (1982) mengajukan ringkasan dr banyak sekali definisi agroforestri dgn rumusan yaitu agroforestri yaitu istilah kolektif untuk metode-sistem & teknologi-teknologi penggunaan lahan, yg dengan-cara terencana dilaksanakan pada satu unit lahan dgn mengkombinasikan tumbuhan berkayu (pohon, perdu, palem, bambu dll.) dgn tumbuhan pertanian dan/atau hewan (ternak) dan/atau ikan, yg dilakukan pada waktu yg serempak atau bergiliran sehingga terbentuk interaksi ekologis & ekonomis antar berbagai bagian yg ada.
Agroforestri pada dasarnya terdiri atas tiga bagian pokok yaitu kehutanan, pertanian & peternakan. Masing-masing komponen ini sesungguhnya dapat berdiri sendiri selaku satu bentuk tata cara penggunaan lahan (Gambar 1). Hanya saja tata cara-tata cara tersebut biasanya ditujukan pada bikinan satu komoditi khas atau kelompok produk yg serupa. Selain ketiga kombinasi tersebut terdapat kombinasi lain yg tergolong ke dlm agroforestri yaitu:
- Agrisilvikutur merupakan variasi antara unsur atau kegiatan kehutanan (pepohonan, perdu, palem, bambu, dll.) dgn unsur Pertanian
- Silvopastura merupakan variasi antara bagian atau acara kehutanan dgn peternakan
- Agrosilvopastura merupakan kombinasi antara unsur atau acara pertanian dgn kehutanan & peternakan/binatang
- Beberapa teladan variasi yg menggambarkan tata cara yg lebih spesifik yaitu Silvofishery merupakan variasi antara komponen atau acara kehutanan dgn perikanan
- Apiculture merupakan budidaya lebah atau serangga yg dilakukan dlm kegiatan atau unsur kehutanan
Gambar 1 Ruang lingkup tata cara pemanfaatan lahan dengan-cara agroforestri
Agroforestri dikembangkan untuk memberi faedah pada manusia atau meningkatkan kemakmuran penduduk . Agroforestri dibutuhkan mampu memecahkan aneka macam problem seperti menghalangi perluasan tanah terdegradasi & melestarikan sumberdaya hutan. Harapan utama dr agroforestri yaitu dapat membantu memaksimalkan hasil suatu bentuk penggunaan lahan dengan-cara berkelanjutan guna menjamin & memperbaiki keperluan hidup penduduk . Sistem berkesinambungan ini dicirikan dgn tak adanya penurunan produksi tanaman dr waktu ke waktu (meningkatkan mutu pertanian )dan tak adanya pencemaran lingkungan. Kondisi tersebut merupakan refleksi dr adanya konservasi sumber daya alam yg optimal oleh tata cara penggunaan lahan yg diadopsi. Selai itu, agroforestri pula dibutuhkan dapat menyempurnakan intensifikasi & diversifikasi silvikultur. Dalam merealisasikan target ini, agroforestri dibutuhkan lebih banyak mempergunakan tenaga ataupun sumber daya sendiri (internal) dibandingkan sumber-sumber dr luar. Di samping itu agroforestri diperlukan mampu meningkatkan daya dukung ekologi insan, terutama di daerah pedesaan.
Sumber:
De Foresta, Kusworo HA, Michon G, Djatmiko WA. 2000. Tatkala kebun berbentukhutan-Agroforest khas Indonesia-suatu derma penduduk . Bogor: ICRAF.
Hairiah K, Sardjono MA, Sabarnurdin S. 2003. Pengantar Agroforestri. Bogor: ICRAF.
Hairiah K, Utami SR, Suprayogo D, Widianto SM, Sitompul, Sunaryo, Lusiana B, Mulia R, van Noordwijk M, Cadish G. 2000.
Agroforestry on acid soils in humid tropics: managing tree-soil-crop interactions. Bogor: ICRAF.
Hairiah K, Widianto, Sunaryo. 2003. Sistem Agroforestri di Indonesia. Bogor: ICRAF.