• proses dimana seorang anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan kebudayaan masyarakat dimana dia berada
• proses dimana seorang individu akan menemukan pembentukan perilaku untuk bertingkah sesuai dengan sikap yang berlaku dalam kalangan atau penduduk
• proses kemajuan seorang anak yang baru lahir untuk menjadi seorang individu.
Pada dasarnya proses sosialisasi mempunyai makna sebagai suatu proses berguru seorang individu yang hendak mengganti dari seseorang yang tidak tahu menahu ihwal diri dan lingkungannya menjadi lebih tahu dan mengerti. Sosialisasi ialah suatu proses dimana seseorang menghayati atau menginternalisasi norma-norma golongan dimana beliau hidup sehingga timbullah diri yang unik, alasannya pada permulaan kehidupan tidak akan didapatkan apa yang disebut dengan “diri”.
Seorang individu harus mengupayakan terjadinya tiga hal selaku berikut supaya proses sosialisasi dialaminya dapat berjalan dengan tanpa gangguan
• individu harus mengerti apa yang diharapkan oleh masyarakat dari dirinya.
• individu mesti membuatkan kemampuan untuk mampu menyanggupi peran yang dibutuhkan.
• individu membuatkan keinginan untuk berperilaku konform
Terdapat aneka macam biro sosialisasi tergantunng pada dimana posisi individu tersebut dalam siklus kehidupannya.
1. Keluarga
• dalam sosialisasi primer keluarga dianggap selaku distributor yang utama
• keluarga ialah perantara antara penduduk dengan anak itu sendiri, alasannya adalah untuk merencanakan anak menjadi anggota masyarakat
• Keluarga antara lain akan memilih kelas sosial, golongan etnik serta agama dari si anak
2. Kelompok sebaya
• anak akan berguru berinteraksi dengan mereka yang sederajat dalam hal usia
• anak berguru wacana pengaturan peran orang-orang yang berkedudukan sederajat.
• individu menemukan identitas dirinya serta mereka sulit untuk berprilaku yang menyimpang dari norma dan nilai peer group-nya.
3. Sekolah
• mengajarkan bagaimana cara murid i berbagi dirinya, mengecek pretasi murid lewat persaingan, mendisiplinkan murid dan hal lainnya yang dianggap perlu bagi anak-anak untuk mendapatkan sukses dalam penduduk yang makin didominasi oleh persaingan antar individu.
• mengajarkan ihwal pekerjaan-pekerjaan yang mungkin akan dikerjakan murid tersebut ketika mereka akil balig cukup akal
• hal-hal yang dipelajari dan diketahui oleh anak latih meliputi aspek kemandirian, prestasi, universalisme dan spesifitas
4. Media Massa
• merupakan alat efektif untuk menyampaikan pesan yang dapat meraih sejumlah besar khalayak dan tidak dibatasi oleh daerah geografis.
• Pesan-pesan yang disampaikan oleh media dapat membentuk perilaku pada peserta pesan, baik itu sikap yang pro atau kontra kepada pesan yang disampaikan
Sosialisasi dapat dilaksanakan dalam berbagai pola
1. Pola sosialisasi represif : menekankan pada penggunaan eksekusi; menggunakan bahan dalam hukuman dan imbalan ; kepatuhan anak pada orang tua; komunikasi satu arah, non mulut dan berisi perintah; orang bau tanah sebagai pusat sosialisasi sehingga harapan orang bau tanah menjadi penting; keluarga menjadi significant others
2. Pola sosialisasi partisipatoris : individu diberi imbalan jikalau berkelakuan baik; eksekusi dan imbalan bersifat simbolik; anak diberi keleluasaan; penekanan pada interaksi; komunikasi terjadi secara verbal; anak sentra sosialisasi sehingga keperluan anak dianggap penting; keluarga menjadi generalized others.
Sosialisasi memainkan peran penting dalam menentukan perilaku apa yang diandalkan oleh belum dewasa yang dianggap mampu diterima oleh penduduk berkaitan dengan jenis kelamin mereka. Hal tersebut berhubungan dengan sosialisasi wacana gender. Studi ihwal gender lebih menekankan pada aspek maskulinitas atau feminitas dari seseorang , berlainan dengan studi seks yang lebih menekankan pada faktor anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh pria (maleness) dan perempuan (femaleness).
Sosialisasi gender mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh masyarakat dalam mempelajari identitas gender dan meningkat menurut norma budaya wacana laki-laki dan perempuan. Sedangkan pemahaman yang dimiliki seseorang wacana identitas gender-nya mengacu pada perasaan yang dimiliki seseorang wacana apakah ia laki-laki atau wanita , atau anak pria atau anak wanita . Pemahaman kita tentang makna menjadi laki-laki atau wanita akan berlainan dengan pemahaman tentang defenisi biologis laki-laki dan wanita. Pemahaman tersebut dibuat oleh nilai dan proses sosialisasi dari budaya kita, saat dia menjadi bagian dari diri kita, maka biasanya pengaruhnya akan sungguh berpengaruh.
Anak pria diharapkan oleh nilai-nilai budaya untuk lebih agresif, atletis, berfokus utamanya pada karir, melaksanakan tugas yang mengarah pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, dan dalam sosiologi karakteristik dari pria tersebut dinyatakan dengan instrumental role. Sedangkan perempuan diharapkan lebih perasa, lebih ekspresive dan lebih emosional, yang secara sosiologis disebut dengan expressive role.