ANNEX II oleh bahan kimia beracun dalam bentuk curah

ANNEX  II  oleh bahan kimia beracun dlm bentuk curah ANNEX  II  oleh bahan kimia beracun dlm bentuk curah

 

ANNEX  II Pencegahan pencemaran oleh materi kimia beracun dlm bentuk curah

Pencegahan pencemaran oleh materi kimia beracun dlm bentuk curah dibagi menjadi beberapa klasifikasi berikut defenisi dr klasifikasi materi kimia beracun antara lain:

  1. kategori A: bahan kimia beracun yg berasal dr hasil pencucian tangki atau tolak bara, bila dibuang ke laut dapat menimbulkan ancaman besar bagi sumber daya hayati atau kesehatan manusia atau menggangu kenyamanan atau penggunaan lain yg sah atas maritim. teladan bahan kimia beracun dlm bentuk kemasan klasifikasi A yaitu; acetone  cynohyrin, acrolein, carbon sulphide, creosols, creslic, acid, dischlorobenzenes, naphthlene
  2. kategori B: bahan kimia beracun yg berasal dr hasil pembersihan tangki atau tolak bara, jikalau dibuang ke laut mampu membahayakan bagi sumber daya hayati atau kesehatan insan atau menggangu kenyamanan atau penggunaan lain yg sah atas maritim. berikut contoh materi kimia beracun kategori B antara lain; allyl alcohol, Ammonia, benzyl choloride, butyric acid, champor oil, carbon tetrachloride, Chloroform, ethylene dichloride
  3. klasifikasi C: materi kimia beracun yg berasal dr hasil pencucian tangki atau tolak bara, jikalau dibuang ke maritim mampu menjadikan bahaya kecil bagi sumber daya hayati atau kesehatan insan atau menggangu kenyamanan atau penggunaan lain yg sah atas bahari. contoh bahan kimia beracun dlm bentuk kemsan klasifikasi C antara lain; acetic acid, acrylic acid, allyl chloride, ailine, cyclohexane, dietylamine, ethylbenzene, ethylene diamine
  4. kategori D: materi kimia beracun yg berasal dr hasil pencucian tangki atau tolak bara, kalau dibuang ke maritim mampu menimbulkan ancaman yg mudah diketahui bagi sumber daya hayati atau kesehatan insan atau menggangu kenyamanan atau penggunaan lain yg sah atas bahari. teladan bahan kimia beracun dlm bentuk bungkus kategori D antara lain; acetone, benzyl alcohol, disobutylene, ketone, ethyl  acetate, ethyl acrylate 

Pengawasan Terhadap Kapal Pengankut Zat Cair Beracun

Pemerintah tiap Negara harus menunjuk Surveyor surveyor untuk mengawasi pelaksanaan  dr Aturan ini & memantau sesuai guideline dr IMO.

  How Are Ship Engines Cooled

Nakhoda nakhoda kapal yg mengangkut zat cair beracun harus menjamin bahwa semua ketentuan-ketentuan telah dipenuhi & Cargo Record Book diisi sesuai ketentuan.

Pengawasan kepada kapal pengangkut zat cair kategori A:

Sesudah selesai pembongkaran sebelum kapal berangkat tanki harus diadakan pembersihan pendahuluan (pre wash) & air pembersihan dibuang ke Receiption Facility hingga konsentrasi zat cair beracun dlm ajaran kurang dr 0,1% dlm berat kemudian dipompa sampai kosong kecuali untuk jenis pospor fokus dlm anutan kurang dr 0,01% dlm berat. Bila kemudian air disertakan kedalam tanki, air pencucian dapat dibuang kelautsesuai dgn persyaratan:

  1. Kapal berada diluar kawasan khusus.
  2. Kapal sedang berlayar dgn kecepatan 7 knots untuk yg digerakkan mesin & 4 knots untuk yg ditangguhkan .
  3. Lubang pembuangan berada dibawah garis air.
  4. Pembuangan pada pada jarak tak kurang dr 12 mil dr daratan dgn kedalaman tak kurang dr 25 meter.

Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair kategori B:

Sesudah selesai pembongkaran tanki dicuci (pre wash) hingga sisa muatan dlm tanki tak lebih darrl 1 M3 atau 1/3000 kapasitas tanki & dibuang ke Receiotion Facility.Kemudian apabila disertakan air mampu dibuang ke maritim dgn persyaratan:

  1. Kapal sedang berada diluar tempat khusus
  2. Kapal sedang berlayar dgn kecepatan 7 knots untuk yg bermesin & 4 knots untuk yg digandeng.
  3. Konsentrasi zat beracun diar baling baling tak melampaui 1 ppm.
  4. Pembuangan dilaksanakan tidakl kurang dr 12 mil dr daratan pada kedalaman lebih dr 25 mtr. 

Pengawasan terhadap kapal pengangkut klasifikasi C     

Selesai bongkar sebelum meninggalkan pelabuhan tanki mesti dicuci (pre wash) hingga sisa muatan tak lebih dr 3 M3 atau 1/1000 kapasitas tanki Kemudian apabila ditambahkan air dapat dibuang ke bahari dgn persyaratan :

  1. Kapal berada diluar daerah diluar daerah khusus.
  2. Kapal sedang berlayar dgn kecepatan 7 knot untuk yg bermesin & 4 knot untuk yg digandeng.
  3. Pembuangan dibawah garis air’
  4. Kapal berada lebuh dr 12 mil dr daratan pada kedalaman 25 mtr atau lebih

Atas permintaan Nakhoda pre wash mampu ditiadakan dgn syarat :

  • Tanki bekas pembongkaran tak akan dicuci alasannya akan dimuat jenis yg sama atau yg dapat digabungkan.
  • Tanki bekas pembongkaran tdk akan dicuci dilaut & akan dcuci dipelabuhan lain asal ada jaminan tertulis dr pelabuhan tersebut.
  • Sisa muatan dihilangkan dgn sistm ventilasi yg disetujui Pemerintah menurut persyaratan IMO

Untuk kategori D tak perlu diadakan prewash’ & dapat dibuang kelaut dgn persyaratan :

  1. Kapal sedang berlayar diluar kawasan khusus.
  2. Kecpatan tak kurang dr 7 knot bagi yg bermesin & 4 knot bagi yg digandeng.
  3. konsentrasi tak lebih dr 1/10 .
  4. pembuangan pada jarak 12 mil dgn kedalaman tak kurang dr 25 meter.
  Kapal Meninggalkan dermaga Selama Operasi Kargo

cara pembuangan materi kimia beracun dlm bentuk curah kalau kapal berada diluar daerah khusus

klasifikasi A

kategori A: hasil pembersihan tangki atau tolak bara yg mengandung residu/adonan residu tersebut mesti dicuci & diserahkan ke kemudahan penampungan  didarat dgn fokus kurang dr 0.1 % kepada beratnya (kecuali phospor harus 0,01% dr beratnya). Penambahan air sesudah itu kedalam tangki boleh dibuang dgn syarat selaku berikut:

  • kapal melaksanakan pelayaran dgn kecepatan sekurang-kurangnya7 knot bagi kapal yg memiliki tenaga penggagas sendiri & 4 knot bagi kapal yg ditarik/ditunda
  • pembuangan dijalankan dibawah garis air & tak berdekatan dgn kanal masuk air pendingin kapal
  • pembuangan dilakukan dgn jarak minimal 12 mil dr daratan terdekat  dgn kedalaman tak kurang dr 25 meter

kategori B

klasifikasi B: pembuangan materi kimia beracun hasil pencucian tangki atau tolak bara yg mengandung residu/adonan residu dilarang kecuali keadaan berikut ini dipenuhi

  • kapal melakukan pelayaran dgn kecepatan sekurang-kurangnya7 knot bagi kapal yg mempunyai tenaga pencetus sendiri & 4 knot bagi kapal yg ditarik/ditunda
  • fokus pembuangan tak melebihi 1 ppm
  • optimal pembuangan residu dr setiap tangki tak melampaui 1m3  atau 1/3000 dr kapasitas tangki dlm m3  
  • pembuangan dikerjakan dibawah garis air & tak berdekatan dgn susukan masuk air pendingin kapal
  • pembuangan dilakukan dgn jarak minimal 12 mil dr daratan terdekat  dgn kedalaman tak kurang dr 25 meter

klasifikasi C 

kategori C: pembuangan bahan kimia beracun hasil pembersihan tangki atau tolak bara yg mengandung residu/campuran residu dihentikan kecuali kondisi berikut ini dipenuhi:

  • kapal melakukan pelayaran dgn kecepatan minimal 7 knot bagi kapal yg memiliki tenaga pencetus sendiri & 4 knot bagi kapal yg ditarik/ditunda
  • konsentrasi pembuangan tak melebihi 10 ppm
  • optimal pembuangan residu dr setiap tangki tak melebihi 3m3  atau 1/1000 dr kapasitas tangki dlm m3 
  • pembuangan dijalankan dibawah garis air & tak berdekatan dgn terusan masuk air pendingin kapal
  • pembuangan dilaksanakan dgn jarak minimal 12 mil dr daratan terdekat  dgn kedalaman tak kurang dr 25 meter

kategori D

kategori D: pembuangan materi kimia beracun hasil pembersihan tangki atau tolak bara yg mengandung residu/adonan residu tidak boleh kecuali keadaan berikut ini dipenuhi:

  • kapal melakukan pelayaran dgn kecepatan sekurang-kurangnya7 knot bagi kapal yg mempunyai tenaga aktivis sendiri & 4 knot bagi kapal yg ditarik/ditangguhkan
  • pembuangan dilaksanakan dibawah garis air & tak berdekatan dgn saluran masuk air pendingin kapal
  • konsentrasi pembuangan tak melampaui 1/10 kepingan 
  • pembuangan dilaksanakan dgn jarak 12 mil dr daratan terdekat 
  Oil Record Book atau Buku catatan Minyak Kapal

cara pembuangan bahan kimia beracun dlm bentuk curah bila kapal berada di kawasan khusus

kategori A

klasifikasi A: hasil pencucian tangki atau tolak bara yg mengandung residu/campuran residu tersebut harus dicuci & diserahkan ke fasilitas penampungan  didarat dgn konsentrasi kurang dr 0.05 % terhadap beratnya (kecuali phospor mesti 0,005% dr beratnya). Penambahan air berikutnya kedalam tangki boleh dibuang dgn syarat sebagai berikut:

  • kapal melaksanakan pelayaran dgn kecepatan minimal 7 knot bagi kapal yg memiliki tenaga pencetus sendiri & 4 knot bagi kapal yg ditarik/ditunda
  • pembuangan dilaksanakan dibawah garis air & tak berdekatan dgn akses masuk air pendingin kapal
  • pembuangan dikerjakan dgn jarak minimal 12 mil dr daratan terdekat  dgn kedalaman tak kurang dr 25 meter

kategori B

klasifikasi B: pembuangan materi kimia beracun hasil pencucian tangki atau tolak bara yg mengandung residu/gabungan residu dilarang kecuali kondisi berikut ini dipenuhi:

  • tangki tersebut dicuci & hasil pencucian tersebut diserahkan ke fasilitas penampungan
  • kapal melaksanakan pelayaran dgn kecepatan minimal 7 knot bagi kapal yangmempunyai tenaga penggerak sendiri & 4 knot bagi kapal yg ditarik/ditunda
  • konsentrasi pembuangan tak melebihi 1 ppm
  • pembuangan dijalankan dibawah garis air & tak berdekatan dgn susukan masuk air pendingin kapal
  • pembuangan dilakukan dgn jarak sekurang-kurangnya12 mil dr daratan terdekat  dgn kedalaman tak kurang dr 25 meter

kategori C

klasifikasi C: pembuangan materi kimia beracun hasil pencucian tangki atau tolak bara yg mengandung residu/adonan residu dihentikan kecuali kondisi berikut ini dipenuhi

  • kapal melakukan pelayaran dgn kecepatan sekurang-kurangnya7 knot bagi kapal yg mempunyai tenaga penggagas sendiri & 4 knot bagi kapal yg ditarik/ditangguhkan
  • fokus pembuangan tak melampaui 1 ppm
  • maksimal pembuangan residu dr setiap tangki tak melampaui 1m3  atau 1/3000 dr kapasitas tangki dlm m3  
  • pembuangan dilakukan dibawah garis air & tak berdekatan dgn terusan masuk air pendingin kapal
  • pembuangan dilaksanakan dgn jarak sekurang-kurangnya12 mil dr daratan terdekat  dgn kedalaman tak kurang dr 25 meter 

 

CARGO RECORD BOOK

1.Setiap kapal  yg mengangkut zat cair beracun mesti dilengkapi dgn Cargo Record Book

2.Cargo record Book mesti diisi tanki per tanki bilamana operasi berikut dilaksanakan:
  • Pemuatan cargo
  • Pemindahan internal cargo
  • Pembongkaran cargo
  • Pencucian tanki muatan
  • Pengisian ballast ke tanki muatan
  • Pembuangan ballast dr ruang muat
  • Pembuangan residu ke fasilitas penampungan
  • Pembuangan ke laut atau penghilangan dgn ventilasi.
3.Setiap pembuangan  apakah operasional atau kecelakaan harus dicatat.
4.Bila operasi diawasi oleh surveyor ,surveyor mesti membuat catatan dlm Cargo Record Book
5.Cargo Record Book diisi dlm bahasa Inggeris atau Perancis kecuali yg tidak memiliki NLS cert
6.Cargo Record Book harus disimpan ditempat yg mudah dicapai untuk investigasi kecuali ditongkang tak berawak disimpan di kapal tunda.Cargo Record Book disimpan dikapal hingga 3 thn sesudah pengisian terakhir

 

baca: tempat kusus atau special area marpol 73/78

baca: ANNEX I-IV

baca:  selengkapnya ANNEX I

baca: selengkapnya ANNEX III

baca: selengkapnya ANNEX IV

baca: selengkapnya ANNEX V

baca: selengkapnya ANNEX VI