close

Analisa Ekonomi

BAB X
ANALISA EKONOMI
            Untuk mengevaluasi kelayakan berdirinya sebuah pabrik dan tingkat pendapatannya, maka dilaksanakan analisa perhitungan secara teknik. Selanjutnya perlu juga dijalankan evaluasi kepada aspek ekonomi dan pembiayaannya. Dari hasil analisa tersebut dibutuhkan berbagai kebijaksanaan dapat diambil untuk pengarahan secara sempurna. Suatu rancangan pabrik dianggap pantas diresmikan kalau mampu beroperasi dalam keadaan yang menunjukkan laba.
Berbagai parameter ekonomi digunakan sebagai pemikiran untuk menentukan pantas tidaknya suatu pabrik diresmikan dan besarnya tingkat pendapatan yang dapat di terima dari sisi ekonomi. Parameter-parameter tersebut antara lain :
1.      Modal investasi/ Capital Investment (CI)
2.      Biaya produksi total/ Total Cost (TC)
3.      Marjin keuntungan/ Profit Margin (PM)
4.      Titik Impas / Break Even Point (BEP)
5.      Laju pengembalian Modal / Return On Investment (ROI)
6.      Waktu Pengembalian Modal / Pay Out Time (POT)
10.1     Modal Investasi
            Modal investasi yaitu seluruh modal untuk mendirikan pabrik dan mulai melakukan usaha sampai bisa mempesona hasil pemasaran. Modal investasi terdiri dari :
1.                  Modal investasi tetap Langsung (MITL), yaitu modal yang dibutuhkan untuk mendirikan bangunan pabrik, berbelanja dan memasang mesin, perlengkapan proses, dan peralatan pendukung yang diharapkan untuk operasi pabrik.
Modal investasi tetap pribadi ini mencakup :
a)      Modal untuk tanah
b)      Modal untuk bangunan
c)      Modal untuk perlengkapan proses
d)     Modal untuk instrumentasi dan alat control
e)      Modal untuk perpipaan
f)       Modal untuk instalasi listrik
g)      Modal untuk investaris kantor
h)      Modal untuk peralatan kebakaran dan keamanan
i)        Moda untuk sarana transportasi.
Dari hasil perhitungan pada lampiran E diperoleh modal investasi tetap langsung, MITL sebesar = Rp 39.460.029.679
2.                  Modal investasi tetap tak pribadi (MITTL), adalah modal yang diperlukan pada saat pendirian pabrik dan semua komponen pabrik yang tidak berafiliasi secara eksklusif dengan operasi proses. Modal investasi tetap tak eksklusif ini meliputi :
a)        Modal untuk engineering dan supervisi
b)        Modal untuk biaya kontraktor
c)        Modal untuk biaya tak terduga
Dari perkiraan pada lampiran E diperoleh modal investasi tetap tak eksklusif (MITTL) sebesar Rp 7.947.222.549
Maka total modal investasi tetap.
MIT = MITL + MITTL
         = Rp 47.407.252.228
10.1.2  Modal Kerja
            Modal kerja adalah modal yang diharapkan untuk mengawali perjuangan sampai bisa menawan keuntungan dari hasil penjualan dan memutar manfaatnya. Jangka waktu pengadaan lazimnya antara 1-3 bulan, tergantung pada cepat atau lambatnya hasil buatan yang di terima. Dalam perancangan ini  rentang waktu pengadaan modal kerja diambil 1 bulan. Modal kerja ini mencakup :
a)      Modal untuk ongkos bahan baku proses dan utilitas
b)      Modal untuk kas
Kas merupakan cadangan yang di gunakan untuk kelancaran operasi dan jumlahnya tergantung pada jenis perjuangan. Alokasi kas meliputi gaji pegawai, ongkos manajemen biasa dan penjualan, dan ongkos lainnya.
c)      Modal untuk mulai beroperasi
d)     Modal untuk piutang jualan
Piutang dagang yaitu biaya yang mesti di bayar sesuai dengan nilai pemasaran yang di kreditkan. Besarnya dihitung brdasarkan lamanya kredit dan nilai jual tiap satuan produk.
Rumus yang di gunakan :
            PD =
Dengan PD = Piutang Dagang
              IP = jangka waktu yang di berikan
 HPT = Hasil penjualan tahunan
Dari hasil perkiraan pada lampiran E diperoleh modal kerja sebesar Rp 18.326.512.244
Maka total investasi = Modal investasi tetap + Modal kerja
                                 =  Rp 47.407.252.228 + Rp 18.326.512.2
         = Rp 65.733.764.472
Modal investasi berasal dari :
a)      Modal sendiri/saham-saham sebanyak 60 % dari modal investasi total dari lampiran E diperoleh modal sendiri = Rp. 39.440.258.683
b)      Pinjaman dari bank sebanyak 40% dari modal investasi total dari lampiran E diperoleh pinjaman bank = Rp. 26.293.505.789
10.2     Biaya Produksi Total (BPT)
            Biaya buatan total ialah semua ongkos yang dipakai selama pabrik beroperasi. Biaya buatan total mencakup :
10.2.1  Biaya Tetap (BT)
            Biaya tetap yaitu biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada jumlah produksi, meliputi :
a.       Gaji tetap karyawan
b.      Depresiasi dan amortisasi
c.       Pajak bumi dan bangunan
d.      Bunga tunjangan bank
e.       Biaya perawatan tetap
f.       Biaya suplemen
g.      Biaya manajemen biasa
h.      Biaya pemasaran dan distribusi
i.        Biaya asuransi
Dari hasil perhitungan pada lampiran E diperoleh Biaya Variable sebesar Rp. 3.121.373.203
Maka biaya buatan total = Biaya tetap + ongkos variable
                  =   Rp 33.479.107.579+ Rp 3.121.373.203
                  =   Rp 36.600.480.782
10.3     Total Penjualan
            Penjualan diperoleh dari hasil pemasaran produk utama (metana cair) dan produk samping (metana gas dan ampas) yaitu sebesar Rp 52.479.560.070
10.4     Bonus Perusahaan
Sesuai akomodasi tenaga kerja dalam pabrik pengerjaan dan encairan biogas, maka perusahaan menawarkan bonus 0,5% dari keuntungan perusahaan adalah sebesar Rp. 79.395.396
10.5     Perkiraan Rugi/laba Usaha
            Dari hasil perkiraan pada lampiran E diperoleh:
1.      Laba sebelum pajak           = Rp. 15.799.683.892
2.      Pajak penghasilan              = Rp 4.752.405.168
3.      Laba sesudah Pajak            = Rp 11.047.278.724
10.6     Analisa Aspek Ekonomi
10.6.1  Profit Margin (PM)
            Profit margin yaitu persentase perbandingan antara keuntungan sebelum pajak penghasilan PPh terhadap total penjualan.
            PM =
            PM = 30,1 %
Dari hasil perkiraan diperoleh profit margin sebesar 30,1 %maka pra rancangan ini menawarkan laba.
10.6.2 Break Event Point (BEP)
            Break even poin yaitu keadaan kapasitas produksi pabrik pada ketika hasil penjualan cuma mampu menutupi biaya bikinan. Dalam kondisi ini pabrik tidak untung dan tidak rugi.
           
BEP = 67,82 %
Kapasitas bikinan pada titk BEP = 4.959,3 ton/tahun
Nilai pemasaran pada titik BEP      = Rp. 35.591.637.639
10.6.3  Return On Investment (ROI)
            Return On Investment yakni besarnya persentase pengembalian modal tiap tahun dari penghasilan higienis.
           
ROI = 16,80 %
            Analisa ini di lakukan untuk mengenali laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Katagori resiko pengembalian moda tersebut ialah :
§  ROI ≤ 15 % resiko pengembalian modal rendah
§  15 ≤ ROI ≤ 45% resiko pengembalian modal rata-rata
§  ROI ≥ 45 % resiko pengembalian modal tinggi
Dari hasil perkiraan diperoleh ROI sebesar 16,80 % sehingga pabrik yang akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rendah.
10.6.4  Pay Out Time (POT)
            Pay out time adalah angka yang menawarkan berapa usang waktu pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik di anggap beroperasi pada kapasitas penuh setiap tahun.
POT =  x 1 tahun
                                              POT = 4,6 tahun
            Dari harga di atas dapat di lihat bahwa seluruh modal investasi akan kembali sehabis 4,6  tahun operasi.
10.6.5  Return On Network (RON)
            Return on Network ialah perbandingan laba sehabis pajak dengan modal sendiri.
                                     RON = 28,01 %
10.6.6 Internal Rate of Return (IRR)  
Internal Rate of Return ialah persentase yang menggambarkan laba rata-rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran dan pemasukan besarnya sama.  

Apabila  IRR  ternyata  lebih  besar dari  bunga riil yang berlaku, maka pabrik  akan menguntungkan tetapi jikalau IRR lebih kecil dari bunga riil yang berlaku maka pabrik dianggap rugi. Dari perhitungan Lampiran E diperoleh IRR =54%, sehingga  pabrik  akan  menguntungkan  alasannya adalah, IRR yang diperoleh lebih besar dari bunga perlindungan bank saat ini, sebesar 20 % (Bank Indonesia, 2012).