Amalan Inilah yang Disyariatkan Pada Bulan Sya’ban

Pada saat ini kita telah memasuki bulan Sya’ban, dgn demikian kurang dr satu bulan lagi kita akan memasuki Ramadan Ramadhan.

Dalam bulan Sya’ban ini, ada beberapa amalan yg perlu kita lakukan seperti yg dikutip dr kitab Durus Al-Am karya Dr. Abdul Malik Al-Qasim. Berikut ini kami rangkum poin-poinnya:

Pertama, barangsiapa yg memasuki bulan Sya’ban & masih mempunyai kewajiban untuk mengganti (qadha) puasa Ramadhan, maka wajib baginya untuk melaksanakan puasa itu dgn secepatnya & dgn segala kemampuannya.

Ia tak boleh menunda puasa tersebut sesudah bulan Ramadhan berikutnya tanpa ada udzur (hambatan).

Kedua, disunnahkan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.

Dalilnya, alasannya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam melakukannya & selalu menjaganya. Hal ini sebagaimana yg diriwayatkan dr hadits riwayat Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa beliau menyampaikan,

فَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

“Saya tak melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyempurnakan puasa satu bulan sarat kecuali pada bulan Ramadhan, & gue tak melihatnya memperbanyak puasa selain bulan sya’ban.“ (HR. Al-Bukhari & Muslim)

Hikmah dr hal tersebut –Wallahu A’lam– yakni bulan Sya’ban mirip pembukaan untuk berpuasa di bulan Ramadhan, sehingga menjadi waktu untuk berlatih bagi seseorang sebelum berpuasa di bulan Ramadhan.

Begitu juga, tatkala seseorang sudah terbiasa berpuasa di bulan Sya’ban, maka pada Ramadhan ia tak mencicipi kesusahan & merasa berat, akan namun sudah terlatih & sudah biasa untuk berpuasa.

Sebab, ia sudah menemukan cantik & lezatnya berpuasa di bulan Sya’ban. Sehingga, dia akan melaksanakan puasa dgn kuat & bersungguh-sungguh, tatkala memasuki puasa bulan di Ramadhan.

  Ingin Bisa Berbahasa Arab, Ini Kiatnya

Sungguh, dirinya telah sudah biasa melaksanakan ketaatan pada Allah Ta’ala sebelum masuk bulan Ramadhan.

Ketiga, seorang muslim tak boleh menyambung puasa bulan Sya’ban dgn bulan Ramadhan, akan tetapi dgn memutusnya dgn tak berpuasa pada dua hari terakhir bulan Sya’ban.

Namun demikian ada pengecualain bahwa kalau dua hari tersebut bertepatan dgn kebiasaan seseorang dlm melakukan puasa sunnah, mirip puasa Senin & Kamis, maka dia boleh berpuasa pada hari itu.

Hal ini sebagaimana yg diriwayatkan dr Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

لاَ تَقَدَّمُوْا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ رَجُلٌ كَانَ يَصُوْمُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ

“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dgn berpuasa pada satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi orang sudah biasa berpuasa (pada hari itu) maka hendaklah beliau berpuasa.”(HR. Al-Bukhari & Muslim).

Adapun nasihat yg terkandung padanya, para ulama menyampaikan,

“Agar puasa Ramadhan tak ditambah dgn puasa yg lain, seperti halnya tak boleh puasa pada hari raya.

Di samping itu, biar dipisahkan antara amalan wajib dgn amalan sunnah dlm ibadah, mirip tak menyambung antara shalat sunah & shalat fardhu.”

Pendapat lain menyebutkan,

“Dilarang berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan, karena Ramadhan dijalankan setelah menyaksikan bulan. Barangsiapa mendahuluinya dgn berpuasa satu atau dua hari, memiliki arti dia sudah mewaspadai cara tersebut.”

Semoga berfaedah bagi kita semua. Aamiin.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]