Allah Ta’ala-lah sebaik-baik pemberi rezeki. beliau melimpahkan rezeki pada siapa pun yg Dikehendaki-Nya, & menahannya dr siapa yg Dikehendaki-Nya. Dialah Rabb yg menertibkan & membagi-bagikan karunia tanpa sedikit pun menzhalimi hamba-hamba-Nya. Semua makhluk diberikan jatahnya selaku bentuk Mahaadil-Nya.
Maka ketahuilah, cara termudah & pasti menciptakan yg kudu kita tempuh untuk mengupayakan rezeki adalah dgn melaksanakan apa yg perintahkan-Nya di dlm al-Qur’an & sunnah-sunnah nabi-Nya. Itulah cara terbaik yg dijamin keberhasilannya. Ibarat obat, semua yg difirmankan oleh-Nya terkait cara mencari rezeki adalah ramuan yg paling mujarab, pasti, & tidak mungkin meleset.
“Wahai Bani Adam,” inilah firman Allah Ta’ala di dlm suatu hadits qudsi riwayat Imam at-Tirmidzi & Ibnu Majah ihwal kiat paling jitu dlm mengupayakan rezeki, “beribadahlah kepada-Ku sepenuhnya.”
Totalitas. Sungguh-sungguh. Dengan ilmu yg paling shahih, keikhlasan paling tulus, & cara yg paling baik. Jika satu tawaran tersebut sudah dijalankan dgn sebaik-baiknya, janji-Nya yg tidak mungkin diingkari, “Niscaya Aku penuhi hati kalian dgn kekayaan, & Aku penuhi pula tangan kalian rezeki.”
Sangat terperinci. Sederhana. Terarah. Tidak bertele-tele. Langsung menuju target.
Akan namun, andai kita melakukan perbuatan sebaliknya, kefakiran & kesibukan tak bermaknalah yg pasti didapati. Lanjut-Nya dlm hadits qudsi ini, “Wahai Anak Adam, janganlah menjauh dari-Ku, sehingga Aku penuhi hati kalian dgn kefakiran, & Aku penuhi pula tangan kalian dgn aktivitas.”
Jangan berpaling. Luruskanlah persepsi paras & konsentrasi hati hanya pada Allah Ta’ala. Senantiasalah terhubung terhadap-Nya lewat banyak ibadah yg disyariatkan-Nya & disunnahkan oleh Nabi-Nya yg mulia.
Utamakanlah yg wajib. Jangan tinggalkan atau remehkan yg sunnah. Tambahi kuantitasnya, perbaiki kualitasnya, & beristiqamahlah. Selalu begitu. Senantiasalah berada dlm garis syari’at-Nya hingga Izrail bertamu.
Penting dijadikan catatan; jangan berencana menukar ibadah dgn kemudahan duniawi yg remeh. Yang benar, niatkan semuanya untuk ibadah. Pun upaya-upaya ikhtiari yg kita jalankan guna menjemput karunia Allah Ta’ala di bumi-Nya.
Sebab, catatan terkait rezeki telah selesai di Lauh Mahfuzh jauh sebelum kita diciptakan. Semuanya sudah selesai. Dan kita, sebab tak tahu, cukup melaksanakan amalan terbaik sesuai kemampuan. Sebab, dia tak mungkin menzhalimi hamba-hamba-Nya.
Dan sebaik-baik rezeki yakni kedekatan dengan-Nya yg menciptakan jiwa seorang hamba kaya raya. Cukup dgn pemerian-Nya, berapa pun jumlahnya. [Pirman/wargamasyarakat]