Ali dan Tugas Mulia di Malam Hijrah (Bagian 2)

Lanjutan dr Ali & Tugas Mulia di Malam Hijrah

Abu Bakar Ash-Shiddiq menangis alasannya adalah senang, & Ali bin Abi Thalib tidur di tempat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Cinta macam apakah yg mereka tunjukkan ini? Itu yakni keinginan yg besar untuk membela agama.

Abu Bakar berkata,

“Aku menemanimu wahai Rasulullah, gue membantumu wahai Rasulullah?”

Dia menemani kekasihnya Shallallahu Alaihi wa Sallam yang menjadi buronan orang-orang musyrikin Makkah. Sementara itu, Ali tidur di tempat tidur Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam padahal ia tahu bahwa ia ialah target pembunuhan.

Pertolongan & persahabatan antara Abu Bakar, Ali & Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tidaklah untuk orang yg memiliki harta & uang, tak pula untuk orang yg sedang pergi bertamasya.

Namun, itu ialah persahabatan & dukungan untuk orang yg sedang menjadi buronan orang-orang kafir, yg kepalanya sedang diincar oleh orang-orang musyrik.

Kaprikornus, apa yg mendorong para shahabat rela menemani & menolong Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam?

Sungguh itulah keimanan yg dimiliki oleh orang-orang besar. Keimanan yg mengakibatkan seorang manusia rela mengorbankan diri, keluarga, & hartanya demi dakwah & demi hijrah.

Karena itulah, dgn keyakinan yg tinggi saya berani mengatakan bahwa seandainya Ali bin Abi Thalib ditanya ihwal malam terbesar di dlm hidupnya, pasti ia akan menjawab,

“Itu yaitu malam hijrah.”

Kenapa? Karena itu adalah malam pengorbanan, malam tatkala kehangatan dogma diuji, & keyakinan yg nrimo menerima ujian, itu yakni malam dimana ia menolong sang kekasih Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan cukuplah itu yg menjadikannya sebagai malam paling besar.

  Hasan, Khalifah Kelima dan Tokoh Perdamaian Kaum Muslimin (Bagian 4)

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba menemui Ali bin Abi Thalib & memberinya dua amanat: membayarkan hutang-hutang & mengembalikan barang-barang titipan yg ada pada beliau.

Selain itu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam meminta Ali untuk melaksanakan satu misi lain, yakni tidur di kasur dia.

Benar saja, sekelompok orang Quraisy telah berkumpul & mengintai dr celah pintu & mengawasinya, seraya terus bersekongkol, siapa di antara mereka yg akan memulainya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam keluar rumah, lalu mengambil segenggam kerikil, & kemudian menaburkannya di atas kepala mereka, sementara mereka tak menyaksikan beliau yg sedang membaca ayat,

وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ

Dan Kami selenggarakan di hadapan mereka dinding & di belakang mereka dinding (pula), & Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tak dapat menyaksikan.” (QS. Yasin: 9).

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Ali & Tugas Mulia di Malam Hijrah (Bagian 3)