Aku juga pernah berhadapan pribadi melihat banyak pasangan ketika magang di Pengadilan Agama, pasti ini bukan cuma sekedar sebuah cerita cerita atau fiksi belaka. This is real life.
Beberapa argumentasi terjadi konflik dalam rumah tangga yaitu :
- Masalah keuangan.
- Perselingkuhan.
- Kekerasan dalam rumah tangga.
- Kekurangan intimasi (keterbukaan asumsi dan cita-cita masing-masing)
- Komunikasi buruk.
- Tidak cocok.
- Kecanduan (game, alkohol, rokok, de el el)
- Adu argumen dan mengulang kesalahan.
- Menikah diusia yang terlalu muda (muda bau tanah tidak persoalan asalkan pemahaman tentang ilmu agama sudah dipahami dan dimengerti).
- Ketidakseimbangan peran di keluarga (ibu menjalankan semua pekerjaan rumah ples mencari nafkah).
- Perbedaan prioritas ( sesuatu yang diutamakan serta cita-cita yang berlawanan-beda tetapi tidak dimengerti pasangan)
- Tekanan dan tuntutan (mampu berasal dari mertua, ipar, mantan, de le el)
- Tidak memiliki keturunan.
- Terkait pekerjaan (jikalau pasangan keduanya bekerja, apalagi pisah kota/kawasan).
Padahal akad nikah sudah dijalani dan dipertahankan 10, 20, 30 bahkan lebih, namun cinta tidak dapar dipertahhankan kalau ego masing-masing tidak dipahami, direndahkan atau dihilangkan.
Aku senantiasa berdoa untuk menerima pasangan yang berilmu bersyukur, sederhana, dan tau membendung dan mendidikku menyadarkan akan kodratku sebagai seorang wanita.
Aku selalu berdoa kalau nanti bersama bila kami kelemahan maka tetap saling menjaga dan mengusahakan, bukan hanya itu namun saling memberi semangat dan pelukan hangat.
Aku selalu berdoa kelak kalau aku menjadi seorang istri yang tidak kufur lezat, dan suamiku kelak tidak menjadi eksklusif yang melupakan ku serta anak-anakku kalau banyak harta.
Seringkali uang lebih membutakan daripada cinta
Semoga saya, sobat , siapapun selalu saling mensyukuri atas apapun yang telah dimiliki saat ini, esok dan nanti.
Ada sebuah rekomendasi manis yang mungkin mampu membantu kita dalam membina rumah tangga
“Pada dasarnya ini terletak pada inti yakni komunikasi. Good communication makes good marriage (komunikasi yang baik akan menghasilkan ijab kabul yang baik). Karena dilema tentu niscaya ada dalam pernikahan. Tapi jika suami istri mampu berkomunikasi dengan baik satu sama lain, maka duduk perkara demi duduk perkara bisa terselesaikan gotong royong dengan baik”. InsyaAllah..