Alasan Kenapa Pengebom Madinah “Mirip” Seperti Dajjal

Dunia Islam dikejutkan dgn peristiwa terorisme berbentukpengeboman di Kota Suci. Tindakan bom bunuh diri tersebut terjadi pada Senin (5/7) malam. Tempat kejadian di kota Madinah, Arab Saudi.

Menurut laporan harian Okaz pada Selasa (5/7) ini, teroris bom bunuh diri yg dimengerti hanya satu orang itu melaksanakan aksinya tak jauh dr lokasi Masjid Nabawi.

Sebuah rekaman video yg beredar di media umum menawarkan kendaraan terbakar di parkir. Tak jauh dr sana, dua petugas keselamatan tergeletak. Sementara cuplikan video lainnya menunjukkan ambulans & pula kendaraan polisi mendatangi ke lokasi kejadian.

Masjid Nabawi & Dajjal

Seperti kita pahami, Masjid Nabawi yakni daerah di mana Rasulullah SAW dimakamkan sementara Madinah adalah kota suci kedua sesudah kota Makkah.

Rasulullah beserta para pemeluk Islam pernah menetapkan hijrah ke kota Madinah. Lalu kota ini menjadi tatanan masyarakat yg lebih baik alasannya adalah dikembangkan Rasulullah. Kekuatan militer serta kejayaan islam pada masa permulaan dibangun di kota Madinah ini.

Tentu tak berlebihan jika Rasulullah memberi keistimewaan pada kota ini

“Ya Allah! jadikanlah keberkahan Madinah dua kali lipat dr keberkahan Mekah.” (HR. Muslim)

Hal spesial lain dr Madinah ialah ia bebas dr segala ‘penyakit’ berbahaya. Dajjal pula tak akan mampu memasukinya, alasannya dijaga oleh para malaikat Allah di setiap pintu-pintunya.

Rasulullah SAW bersabda, “Di setiap jalan-jalan Madinah itu terdapat malaikat (yang mempertahankan) semoga tak dimasuki wabah penyakit & Dajjal.” (HR. Muslim).

Dajjal saja yg begitu mengganas saja tak bisa masuk, lantas bagaimana teroris bom bunuh diri bisa mampu masuk & membuat kejahatan keji. Tak tertolak, jikalau pelaku derajatnya nyaris sama mirip Dajjal.

  Anak Kecil Nyanyikan Lagu “Lelaki Kardus” Ternyata Sudah Disinggung Rasulullah 14 Abad Silam

Akhir kalam, tak hanya orang yg beriman, orang yg berakal sehat pasti akan mengutuk aksi yg tak heroik & keji yg terjadi di Madinah. Wallahua’lam. [Paramuda/ Wargamasyarakat]