Aku Masih Cinta Dunia, Ini Tandanya

Kemarin malam, sehabis mengisi pengajian di salah satu masjid, mataku dilanda kantuk. Inginnya pribadi tidur. Namun, entah kenapa kaki justru melangkah ke meja kemudian tangan membuka laptop.

Aku membuka salah satu website-ku yg sudah cukup usang tak update. Beruntung, SEO-nya cukup cantik sehingga masih ada traffic tiap hari.

“Your domain has expired, if you are the owner of this domain, please immediately renew your domain names.” Peringatan itu pribadi membuat mata terbuka. Kantuk hilang. Ya Allah… ternyata notifikasi emailku sedang berurusan sehingga tak tahu ada reminder pembaruan domain hingga invoice.

Segera kubuka situs web penyedia domain, memilih sajian perpanjangan domain. Alhamdulillah internet banking masih ada saldo. Paginya, website itu sudah kembali.

Sehari sebelumnya, gue tak bisa tidur sampai jam 1 dini hari. Gara-garanya, sesudah menuntaskan beberapa aktifitas, ada pesan dr sahabat bahwa ada undangan ke luar kota dua pekan lagi. Rencananya, rombongan dua keluarga. Jadilah malam itu berburu tiket promo. Jam malam, aplikasi tiket online menolak internet banking. Setelah menghabiskan beberapa waktu untuk browsing, mesti beberapa kali ke ATM untuk transfer.

Saat mesti memperpanjang domain & berburu tiket promo, yg notabene urusan dunia alasannya resikonya cuma rupiah, kenapa kantukku hilang? Sedangkan ketika tilawah belum selesai satu juz, gue mampu tidur dgn nyenyak?

“Ah, besok pula mampu dirapel,” begitu godaannya.

“Akhi, jikalau rapelan begini namanya bukan ODOJ,” sang admin tegas mengingatkan.

Ya Allah… gue masih cinta dunia. Saat urusan dunia, gue bersegera menyelesaikannya. Namun saat urusan alam baka, gue berlambat-lambat.

  Jika Pandemi dan Resesi Membuat Dakwahmu Berhenti

Betapa jauhnya diri ini dr generasi terbaik yg ditarbiyah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hanya telat shalat Ashar sebab menyelidiki kebunnya, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu melaksanakan mua’qabah. Menginfakkan kebun yg membuatnya terlambat shalat jamaah tersebut.

Betapa jauhnya diri ini dr para teman dekat yg dibina Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu minta targetnya dinaikkan ketika disuruh Rasulullah mengkhatamkan Al Quran sekali dlm sebulan. “Aku masih kuat lebih dr itu ya Rasulullah.” Dinaikkan, khatam sekali dlm sepekan. “Aku masih kuat lebih dr itu ya Rasulullah.” Akhirnya targetnya dinaikkan menjadi khatam sekali setiap tiga hari.

Apakah Anda pula mengalami hal yg kira-kira sama? Jika iya, mari kita tolong-menolong memperbaiki diri. Mari kita banyak-banyak beristighfar. Memohon ampun pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan marilah kita berdoa semoga Allah menyebabkan dunia cuma di tangan kita. Tidak menjadi kepentingan terbesar & menguasai hati kita.

اَللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن

Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia sebagai kepentingan terbesar kami & janganlah Engkau jadikan bencana alam kami di dlm urusan agama kami, duhai Dzat yg Maha Mengasihi & Menyayangi. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]