Aksara Angka Jawa {Pengertian, Aturan, Filosofi dan Contoh}

Mengenal Aksara Angka Jawa – Berbicara ihwal angka, tentu tak akan ada habisnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita senantiasa dihadapkan dgn angka. Seperti membahas duit, harga, waktu, jumlah & lainnya tak lepas dr angka.

Sebagai masyarakat Jawa, tentu kita dituntut untuk mengenal angka Jawa untuk melestarikan warisan budaya Jawa.

Terlebih, angka Jawa masuk kurikulum pembelajaran sekolah dasar & menengah terkait aksara Jawa.

Nah, dlm bahan huruf Jawa itu sendiri ada yg namanya huruf murda, aksara swara, karakter rekan & abjad wilangan.

Pada pembahasan kali ini, kita hanya akan mengulas ihwal huruf wilangan atau yg dikenal dgn angka Jawa/aksara angka.

Daftar Isi

Pengertian Aksara Angka Jawa

Dikutip dr Wikipedia, pada dasarnya angka Jawa adalah angka-angka yg memakai metode Hindu-Arab.

Angka ini biasanya digunakan dengan-cara serentak dgn aksara Jawa, sehingga ada yg menyebut selaku aksara angka.

Meskipun demikian, fakta menyebutkan bahwa sepenuhnya aksara ini sudah digantikan dgn angka Arab.

Tegese angka Jawa yaiku peranganing karakter Jawa ang gunane kanggo mratelakake wilangan utawa angka. 

Selain aksara Jawa angka, dlm kehidupan sehari-hari orang Jawa lebih sering memakai angka biasa, tetapi pengucapannya berlainan.

Secara bahasa, pengucapan angka abjad Jawa berbeda dgn bahasa Indonesia.

Bahkan, abjad angka Jawa memiliki dua penyebutan yg berbeda, yakni dengan-cara bernafsu atau ngoko dan dengan-cara halus atau krama inggil. 

Penulisan Angka Jawa

Penulisan karakter angka atau wilangan intinya mirip dgn goresan pena angka latin, sehingga untuk mempelajarinya cukup mudah.

Tulisan huruf wilangan tentu tak serumit karakter murda atau aksara hanacara yang lain.

Berikut tulisan karakter Jawa angka dr 1 hingga 9:

Agar ananda kian gampang dlm menghafal, amati isyarat berikut ini :

  • Angka 1 yaitu abjad Jawa “ga” yg dilelet.
  • Angka 2 yakni huruf Jawa “nga” yg dilelet.
  • Angka 3 yaitu aksara Jawa “nga” yg dipengkal.
  • Angka 4 adalah aksara Jawa “ma” yg miring.
  • Angka 5 ialah huruf Jawa “ma” yg dikurung.
  • Angka 6 ialah karakter Jawa “e” kara.
  • Angka 7 yakni karakter Jawa “la”.
  • Angka 8 yaitu karakter Jawa “pa” murda.
  • Angka 9 ialah karakter Jawa “ya”.
  • Angka 0 yakni angka nol dlm bahasa Indonesia.

Fungsi Angka Jawa

Fungsi abjad angka tentu saja sama dgn angka-angka lain pada umumya. penulisan huruf angka digunakan untuk kebutuhan:

  • Menulis harga
  • Menulis tanggal
  • Menulis tahun
  • Menulis jumlah dll.

Meskipun penulisan angka mampu ditulis dgn aksara carakan, contohnya angka empat “papat” yg dapat ditulis ꦥꦥꦠ꧀, tetapi adanya angka Jawa menolong tulisan lebih ringkas.

Oleh alasannya itu, dlm huruf angka sudah terdapat cara penulisannya biar lebih cepat, padat & jelas.

Aturan Penulisan Angka Jawa

Jika ananda memperhatikan goresan pena huruf angka pada tabel di atas, maka ananda akan menemukan abjad yg sama dgn karakter hanacaraka.

Aksara tersebut merupakan tulisan angka 1, 7, & 9. Oleh sebab itu, dibuatlah hukum penulisan huruf Jawa supaya tak salah baca.

Berikut aturannya:

Penulisan angka jawa haruslah didahului & diakhiri sandangan pada pangkat atau disimbolkan dgn ‘ ꧇ ‘

Namun, kalau ada angka Jawa setelah angka Jawa diberi tanda koma atau titik maka, sandhangan pada pangkat ditulis sekali selaku pemisah.

Contoh penulisannya : Sekawan dasa gangsal (45) jikalau ditulis angka akan menjadi ꧇꧔꧕꧇.

Penyebutan Angka dlm Aksara Jawa

Penyebutan karakter wilangan dlm aksoro Jowo mulai dr angka 0 sampai tak terhingga, pada umumnya seperti angka-angka lainnya. Contoh angka 1, 2, 3, dst dibaca siji, loro, telu, dst.

Angka Puluhan

Jika pada angka belasan, tinggal memperbesar kata las“, mirip 12 & 13 diucapkan rolas, telulas & lainnya.

Selanjutnya untuk angka kepala dua dlm bahasa Indonesia, pengucapannya ditambah angka selanjutnya seperti 21 dibaca dua puluh satu.

Maka berlawanan dgn angka Jawa, dimana pengucapannya tak mengikuti angka sesudah atau sebelumnya. Contoh angka 21, 22, 23 & seterusnya menjadi selikur, rolikur, telulikur dst. 

Perbedaan dlm pelafalan tersebut ternyata memiliki makna sendiri wacana kehidupan. Angka 20an senantiasa diakhiri kata “likur” yg merupakan abreviasi dari lingguh kursi (duduk di bangku).

Filosofi angka Jawa (20) lingguh dingklik berarti manusia pada fase 20-29 tahun adalah usia jaya-jayanya.

Artinya pada angka tersebut tempat kita menerima keyakinan di masyarakat mirip profesi, jabatan & lainnya, sehingga diumpamakan duduk di dingklik.

Namun ada pengecualian untuk angka 25, penyebutannya bukan agi limo likur melainkan selawe.

Hal ini pula memiliki filosofi angka Jawa dengan-cara khusus, tak serta merta hanya sebuah pengucapan.

Dalam penyebutan angka Jawa, angka-angka unik tersebut memiliki pengucapan yg berbeda dr yang lain.

Seperti pengucapan angka 25, 50, 60. Seperti 50 da 60 pengucapannya bukan limo puluh & enem puluh melainkan seket & sewidak. 

Filosofi angka 50 atau seket merupakan kepanjangan dari senengane kethuan. Artinya suka memakai kethu atau penutup kepala.

Jika dilihat, seseorang yg berusia 50 kian tua rambutnya kian memutih, sehingga pada umumnya orang Jawa suka memakai penutup kepala.

Hal inilah yg menjadi dasar atau filosofi pengucapan angka 50 yg berlainan dr jenis angka yang lain.

Untuk angka 60 atau sewidak merupakan singkatan dr kata sejatine wis wayahe tindak artinya sebetulnya sudah saatnya untuk pergi.

Filosofinya, pada biasanya usia 60 ialah usia yg sudah bau tanah & umunya akan kembali pada yg kuasa.

Pada usia tersebut, seseorang harusnya semakin sadar bahwa waktu pulang kian akrab, maka harus mempersiapkan bekal yg cukup menuju akhirat.

Angka 30  

Selanjutnya angka 30, 40, 70, 80, 90 pengucapannya sama dgn angka dlm bahasa Indonesia.

Contohnya pengucapan anga 30 atau telung puluh, kemudian 31 diucapkan telung puluh siji dan seterusnya angka puluhan tinggal disertai angka satuannya.

Untuk angka 40, 70, 80 & 90 pengucapannya sama dgn angka 30. Menyebut angka puluhannya, kemudian dibarengi angka satuannya.

Contoh Soal Angka Jawa

Berikut merupakan beberapa teladan soal & pembahasan terkait penulisan aksara Jawa angka.

 

  • Cacahe siswa 168

  • Taun 2020

  • Ndue 6 pitik, 7 sapi

  • Nomer 17

  • Saiki tahun 2012

  • Dhuwitku ana 78.350

  • Tuku buku rega 1.500 rupiyah

  • Regane 525.000 rupiyah

  • Bukune ana 12, anyar kabeh

Demikianlah postingan seputar aksara angka Jawa, mudah-mudahan dapat menambah wawasan & gampang-mudahan bermanfaat.

 

 

  Tembang Kinanthi: Pengertian, Watak, Makna, Contoh