Ajari anak kita untuk bertahan sampai ke batas kemampuannya, biar kelak saat gelombang kesedihan itu menimpanya dia bisa menari bersamanya.
Ajari belum dewasa kita mengenal siapa Tuhan yang menciptakan dan menjaganya, biar kelak dikala engkau tiada ia akan mencari Tuhan dan menimbulkan Dia tujuan perjalanan hidupnya.
Silahkan ambil pesan yang tersirat masing-masing. Baarokallahufiikum. By: Nuruddin Al Indunissy
Balasan Allah Yang Luar Biasa Kepada Anak Yang Berbakti Kepada Orang Tuanya
Ingatkah kita akan sosok Uwais al-Qarni? Sosok cowok yang tidak dikenal di bumi namun namanya harum di langit menjadi perbincangan para Malaikat. Bahkan, di bumi orang-orang menganggapnya gila.
Uwais al-Qarni hidup di kala Rasulullah dan tinggal di negeri Yaman. Hidupnya miskin dan beliau menderita sakit kulit dimana seluruh tubuhnya belang-belang. Ia tinggal bersama Ibunya yang sudah berusia senja. Apa pun seruan Ibunya senantiasa dipenuhi. Hingga datang saatnya Sang Ibu meminta satu usul yang sulit ia kabulkan.
“Wahai Ananda, Ibu sudah bau tanah. Ibu rindu menyaksikan ka’bah. Ibu rindu melakukan ibadah haji. Mungkinkah Engkau bawa Ibumu ke tanah suci.” Pinta Sang Ibu kepada anaknya Uwais.
Melihat ajakan Ibu yang begitu serius, Uwais sebetulnya tak mau mengecewakan Ibunya. Tapi kondisi hidup yang miskin dan tidak memiliki unta membuat cita-cita Ibunya seakan mustahil diwujudkan.
Namun Uwais tidak kekurangan nalar. Kondisi hidupnya yang miskin tidak dijadikan argumentasi dan dalih untuk menolak seruan Ibu. Uwais hasilnya berbelanja seekor anak lembu dan dia menciptakan kandangnya di puncak bukit. Setiap pagi ia gendong anak lembu itu untuk diturunkan dan sore harinya anak lembu itu kembali dia naikkan ke puncak bukit. Inilah penyebab kenapa orang-orang menganggap Uwais asing.
Akhirnya delapan bulan lalu baru terjawab. Uwais berbelanja anak lembu selaku latihan fisik biar otot-ototnya besar lengan berkuasa. Bagaikan Ibu hamil yang tidak terasa bayi yang dikandungnya kian hari makin besar, Uwais pun tidak menduga jika kini ia telah mampu mengangkat beban yang berat. Maka lembu yang sudah besar itu dijual untuk biaya perjalanannya dan beliau menggendong Ibunya dari Yaman ke Mekah.
Saat datang di Mekah, Sang Ibu telah mulai berlinangan air mata. Terharu dengan dedikasi anaknya yang luar biasa. Saat datang di daerah mustajabah, Ibunya mendengar anaknya Uwais berdoa, “Ya Allah, masukkanlah Ibuku ke Syurga!”
Mendengar doa Uwais seperti itu Ibunya berkata, “Kenapa Engkau tidak berdoa kepada dirimu Nak? Kenapa cuma Ibu saja yang Engkau doakan?” Uwais menjawab: “Dengan Ibu masuk syurga, Ibu akan ridha kepadaKu, maka cukup dengan ridha Ibu yang akan mengantarkanku masuk ke Syurga.”
Jawaban Uwais mirip itu menciptakan Ibunya kian takjub kepada anaknya. Tanpa Ia berdoa kesembuhannya, penyakit kulit yang diderita Uwais sembuh saat itu juga. Kecuali cuma bulatan kecil di tangannya selaku tanda bagi Saidina Umar dan Saidina Ali ketika mencari Siapa Uwais al-Qarni alasannya Rasulullah memerintahkan Umar dan Ali untuk mencari Uwais, meminta didoakan oleh Uwais alasannya doanya diterima oleh Allah.
Uwais al-Qarni memang tidak mendoakan syurga. Ia cuma mencari ridha Ibunya. Namun tahukah apa yang didapatkan Uwais? Ternyata Uwais tidak hanya masuk syurga, dia juga diberikan jatah syafaat sehingga bisa menjinjing orang lain masuk syurga bersamanya sejumlah bilangan manusia dalam suku Rabi’ah dan Mudhar (dua suku terbesar dalam bangsa Arab).
Ajari Anak Kita Hidup Susah, & Mengenal Siapa Tuhan |
Cerita Uwais al-Qarni ini disarikan dari Pengajian Syarah Hikam Ibnu ‘Ibad Ar-Randy bersama Abi Zahrul Fuadi Mubarak (Wadir I Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga) Ramadhan 1437 H/ 2016 M
Semoga berguna!!!
Semoga kita menjadi anak yang berbakti…!!! Aamiin ya rabbal alamin.