“Bagaimana cara menciptakan belum dewasa gemar membaca?” Ka&g pertanyaan itu dilontarkan setelah mengenali bawah umur kami suka membaca.
Alhamdulillah, dgn izin Allah, dua anak kami memang suka membaca. Bahkan, gemar membaca. Konon, antara suka & gemar itu memiliki level yg berbeda. Gemar itu lebih dari suka. Intensitasnya juga di atas suka.
Pernah berulang kali saat menjemput Miqdad yg duduk di kelas 2 SD, kami tak menemukannya sesudah berulang kali keliling mencari. Di halaman tak ada. Di ruang kelas tak ada. Ternyata ia berada di perpustakaan.
Pun, kakaknya. Nida, yg dikala ini kelas 8 Sekolah Menengah Pertama. Ia bisa menghabiskan novel setebal 700-an halaman dlm dua hari, di sela-sela kesibukannya di pondok pesantren.
Daftar Isi
1. Ajak ke toko buku, berikan yg beliau suka
Salah satu cara yg bisa kita upayakan agar anak gemar membaca ialah mengajaknya ke toko buku. Kalau bisa, toko buku yg memiliki banyak koleksi. Dari beragam penerbit. Serta menyediakan buku untuk usia mereka dlm jumlah yg banyak.
Melihat beragam buku, insya Allah anak akan kepincut. Kalau pun tak banyak, minimal ada beberapa buku yg mempesona perhatiannya.
Nah, bila anak sudah kesengsem pada buku-buku tertentu, berikan keleluasaan ia untuk menentukan. Kita sebagai orangtua cukup memfasilitasinya. Hindari memaksa anak berbelanja & membaca buku tertentu. Tumbuhkan minatnya dahulu.
Jika ada hal yg kurang sesuai dgn prinsip kita, tinggal diarahkan untuk memilih buku sejenis yg tepat dgn prinsip tersebut.
Miqdad, paling suka membaca komik. Kami pun memfasilitasinya. Silahkan beli komik. Silahkan baca komik.
Jangan eksklusif dipaksa. “Komik itu terlampau banyak gambarnya, kau mesti beli buku!” Itu mematahkan minat baca anak. Anak-anak usia Sekolah Dasar memang kepincut dgn gambar & warna. Bahkan orang akil balig cukup akal pun suka alasannya itu sesuai dgn contoh otak kanan.
Kami cukup menunjukkan alternatif jikalau komik yg dipilihnya kurang sempurna. Bersyukur kini ada komik islami seperti Al Fatih, seri hero Islam, Sirah Nabawi & lain-lain. Namun karena jumlahnya tak banyak, banyak juga komik biasa yg terbeli.
Alhamdulillah, dikala ini Miqdad tak cuma suka baca komik. Buku-buku berat pun mulai dibacanya. Beberapa kali saya lihat ia membaca buku perihal marketing & parenting. Masih kelas 2 SD, lho.
Nida paling suka baca novel. Seluruh novel Tere Liye habis dilahabnya. Begitu terbit baru & tersedia di toko buku, beliau pribadi menyambernya. Setelah karya Tere Liye sudah dibaca semua, beliau membaca karya novelis lain. Bahkan sekelas Kang Abik. Ia membaca novel Ayat-Ayat Cinta 2 ke sekolah & entah telah pindah ke berapa tangan sobat-temannya. Anak-anak Sekolah Menengah Pertama jaman now.
2. Sediakan perpustakaan di rumah
Hasan Al Banna mewasiatkan mudah-mudahan dai mempunyai perpustakaan langsung di rumahnya, sekecil apa pun. Alhamdulillah, kami mempunyai perpustakaan yg cukup lengkap. Ada perpustakaan keluarga, & ada perpustakaan anak-anak.
Dengan a&ya perpustakaan di rumah, kita menciptakan situasi keilmuan & cinta baca. Begitu melihat koleksi buku yg tertata rapi di rak, fikiran kita akan menjadi relatif lebih luas. Bahkan sebelum membacanya.
Anak-anak yg biasa menyaksikan perpustakaan, dia terdorong untuk bersahabat & berteman dgn buku. Buku yg telah dibelinya juga mampu menambah koleksi perpustakaan langsung atau keluarga.
3. Ketela&an orangtua yg suka membaca
Satu pola tindakan lebih ampuh daripada seribu kata-kata. Ini juga berlaku bagi kebiasaan membaca.
Jika kita cuma memerintahkan anak membaca, tetapi dia tak pernah mendapati kita membaca, bisa jadi dia menilai kita cuma bisa menyuruh. Namun sebaliknya, coba baygkan saat belum dewasa kita sering menyaksikan kita membaca, beliau lantas berpikir, membaca itu asyik ya. Buktinya, orangtua aku suka membaca.
Jangan sampai bawah umur kita tak suka membaca gara-gara tak pernah melihat kita membaca. Malah tahunya kita hanya suka main HP. Akhirnya ia pun mencontek apa yg dilihatnya dari kita.
4. Apresiasi ketika dia membaca
Di antara kesalahan pendidikan anak dlm keluarga, orangtua sigap memarahi atau menegur anak ketika dia melaksanakan kesalahan. Namun tak memperlihatkan apa-apa dikala anak melaksanakan hal yg benar.
Mari kita ubah. Saat menyaksikan anak membaca, terlebih sudah menuntaskan satu buku, beri dia apresiasi atau hadiah. Tidak harus berupa materi & tak harus mahal. Memberikan ciuman kepada anak sembari memuji kebaikannya pun mampu menjadi apresiasi yg sungguh berguna bagi anak. “Masya Allah… ayah bahagia sekali menyaksikan Mas membaca buku seperti ini,” atau kalimat lain yg paling sesuai dgn bawah umur kita.
5. Doakan mereka supaya cinta ilmu & gemar membaca
Ini senjata yg tak boleh dilupakan. Doakan anak-anak kita. Doakan, doakan. Kita bantu-membantu tak mempunyai kuasa apa pun atas mereka. Hati mereka milik Allah. Jiwa mereka milik Allah.
Hanya Allah yg Maha Kuasa membolak-balikkan hati mereka. Hanya Allah yg Maha Kuasa mengubah huruf mereka. Hanya Allah yg Maha Kuasa memperbaiki budpekerti mereka. Hanya Allah yg Maha Kuasa memperbaiki minat mereka. Doakan, doakan, doakan. Terus menerus. Insya Allah Dia akan mengabulkan. [Ratih BK/Webmuslimah]