Administrasi Dan Dalil Naqlinya

Dalil-dalil disini ditunjukan untuk menjelaskan bahwa untuk berbuat secara terpola digemari Allah serta untuk mengoptimalkan sumber data yang ada serta berlaku adil diperlukan suatu keterampilan dalam pengelolaannya.

اِذَا وُسِدَ الأمْرُ اِلَي غَيْرِ اَهْلِهِ فَنْتَظِرِ السَّاعَةَ (رواه البخارى)

“Apabila sebuah masalah diserahkan pada bukan ahlinya, maka tunggu ketika kehancurannya (H.R.Bukhari)”.
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ(4)

“Sesungguhnya Allah menggemari orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang terstruktur seperti mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (Q.S. Ash Shaff : : 4)
وَالَّذِينَ هُمْ ِ لاَ مَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ(8)

“ Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”. (Q.S. Al-Mu’minun : 4)
لَعَنَ الله الرَّا شِي وَ المُرْتَشِي وَالْرَّا ئِشَ بَيْنَهُمَا (رواه احمد)

“Allah melaknat penyusup, akseptor suap dan yang member peluan bagi mereka”. (H.R. Ahmad)
سَيْدُ الْقَوْمِ خَا دِمُهُم ( رواه ابو نعم وابن بابو ية)

“Pemimpin suatu kaum yakni pengabdi (pramusaji ) mereka”. (H.R. Abu Na’im)

لَنْ يَّفْلَحَ قَوْ مٌ وَلَّوْااَمْرَهُمْ امْرَأَةً ( روأه البخرى)

”Tidak akan berhasil sebuah kaum yang mengangkat seorang perempuan sebagai pemimpin”. (H.R. Bukhari)
مَنْ اَهَا نَ سُلْطَا نَ اللهِ فِى لآَرْضِ اَهَانَهُ اللهُ (رواهُ الترمذى)

“Barang siapa menghina penguasa Allah dimuka bumi maka Allah akan menghinanya”. (H.R. At-Tirmidzi)

ثَلاَ ثٌ مِنَ الفَوَاقِرِ، إِمَامٌ إِنْاَحْسَنْتَ لَمْ يَشْكُرْ, وَإِنَ أَسَأْتَ لَمْ يَغْفِرْ، وَجَارٌ اِنْرَأىَ خَيْرًا دَفَنَهُ، وَإِنْ رَأىَ شَرًّا أَشَاعَهُ ، وَإِمْرَاَةٌ اِنْ حَضَرَتْ آذَتْكَ ، وَإِنْ غِبْتَ عَنْهَا خَانَتْكَ (رضواه الطبرانى)

“Ada tiga masalah yang tergolong bencana alam yang membinasakan, yakni (1) seorang penguasa jika kmu berbuat baik kepadanya, ia tidak mensyukurimu, dan jika kau berbuat kesalahan ia tidak mengampuni, (2) Tetangga jika menyaksikan kebaikanmu ia oendam, tetapi jika menyaksikan keburukanmu dia sebar luaskan, (3) istri bila berkumpul ia mengganggumu, dan kalau kau pergi (tidak ditempat) ia menghianatimu”. (H.R. Athabrani)

حَدِيثُ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ قَالَ أَوَّلُ مَنْ بَدَأَ بِالْخُطْبَةِ يَوْمَ الْعِيدِ قَبْلَ الصَّلاَةِ مَرْوَانُ فَقَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ فَقَالَ الصَّلاَ ةُ قَبْلَ الْخُطْبَةِ فَقَالَ قَدْ تُرِكَ مَا هُنَالِكَ فَقَالَ أَ بُوْ سَعِيدٍ أَمَّا هَذَا فَقَدْ قَضَى مَا عَلَيْهِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلاِ يمَانِ *

  √ 23 Contoh Industri Rumah Tangga di Masyarakat dalam Kehidupan Sehari-Hari

32. “Hadis Abu Said r.a : Diriwayatkan dibandingkan dengan Tariq bin Syihab r.a katanya : Orang pertama yang berkhutbah pada Hari Raya sebelum sembayang Hari Raya diresmikan adalah Marwan. Seorang lelaki berdiri lalu berkata kepadanya : Sembahyang Hari Raya hendaknya dikerjakan sebelum membaca khutbah. Marwan menjawab : Sesungguhnya kamu sudah meninggalkan apa yang ada disana. Kemudian Abu Said berkata : Orang ini betul-betul sudah membatalkan apa yang menjadi ketentuan kepadanya sedangkan beliau pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda : Siapa diantara kamu menyaksikan kemungkaran, maka beliau hendaknya menegah kemungkaran itu dengan tangannya yakni kuasanya. Jika tidak bisa, hendaknya ditengah dengan Jidahnya. Kemudian bila tidak bisa juga, hendaknya ditegah dengan hatinya. Itukah selemah-lemah iktikad “.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلاَ يَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لاَ ئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ(54)

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan menghadirkan sebuah kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap oang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang mencela. Itukah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang diharapkan-Nya, dan Allah Maha Luas (santunan-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Maidah 54)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَ لاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَ لاَّ تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (8)

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) sebab Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu itu lebih bersahabat terhadap takwa. Dan bertakwalah terhadap Allah, bantu-membantu Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-MAidah : 8)

يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (71)

“Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kau mengetahui”. (Q.S. Ali-Imran : 71)

حَدِيثُ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَااْلاَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَ عِيَّتِهِ وَ الرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَ لاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ *

  Metode, Tujuan, Dan Prinsip Ekonomi Islam Menurut Para Mahir

“Hadis Ibnu Umar r.a : Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w katanya : Baginda telah bersabda : Kamu semua yakni pemimpin dan kau semua akan bertanggungjawab kepada apa yang kamu pimpin. Seorang pemerintah ialah pemimpin manusia dan ia akan bertanggungjawab terhadap pimpin. Seorang pemerintah ialah pemimpin manusia dan ia akan bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi hebat keluarganya dan da akan bertanggungjawab kepada mereka. Manakala seorang istri yaitu pemimpin rumah tangga, suami dan anak-anaknya, ia akan bertanggungjawab terhadao mereka. Seorang hamba adalah penjaga harta tuannya dan beliau juga akan bertanggungjawabkan kepada jagaannya. Ingatlah, kau semua yaitu pemimpin dan akan bertanggungjawab terhadap apa yang kamu pimpin”.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَ نْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي اْلاَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (159)

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati berangasan, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena, itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam masalah itu. Kemudian bila kau telah membulatkan tekad, maka bertakwalah terhadap Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Q.S. Ali-Imran : 159)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي اْلاَ مْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآ خِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاًا(59)

“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kau, lalu bila kau berlainan pertimbangan ihwal sesuatu, maka kmbalikanlah beliau terhadap Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jikalau kau sungguh-sungguh beriman terhadap Allah dan hari lalu. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik risikonya”. (Q.S. An-Nisa : 59)

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ اِلاَّ لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ(64)

“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) ini, melainkan agar kau mampu menjelaskan kepada mereka apa yang mereka persselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (Q.S. An-Nahl : 64)
لَتَأمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ اَوْيُسَلِّطَنَّ اللهُ عَلَيْكُمْ سِرَارَكُمْ فَيَدْعُوْ خِيَرُكُمْ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَهُمْ (رواه البزر)

  Investasi

“Hendaklah kau beramar ma’ruf dan bernahi munkar, jika tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat diantara kamu, lalu orang yang baik-baik diantara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka)”. (H.R. Abu Dzar)

اِنَّ اَفْضَلَ الجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ اِمَامٍ جَائِرٍ (الطوسى واصحاب السنن)

“Jihad yang paling afdhol ialah memberikan perkataan yang adil dihadapan penguasa yang dzalim dan kejam”. (H.R. Aththusi dari Ashshabusunan)

حَدِيثُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا : أَنَّ قُرَيْشًا أَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْأَةِ الْمَخْزُومِيَّةِ الَّتِي سَرَقَتْ فَقَالُوا مَنْ يُكَلِّمُ فِيهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا وَمَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ اِلاَّ أُسَا مَةُ حِبُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَلَّمَهُ أُسَامَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ فَقَالَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا *

“Diriwayatkan ketimbang Saidatina Aisyah r.a. katanya : Sesungguhnya kaum Quraisy merasa galau dengan persoalan seorang wanita dari kabilah Makhzumiah yang telah mencuri. Merka berkata : Siapakah yang akan menginformasikan persoalan ini kepada Rasulullah s.a.w? Dengan serempak mereka menjawab : Kami rasa hanya Usamah saja yang berani memberitahunya, alasannya adalah dia adalah kekasih Rasulullah s.a.w, kemudian Rasulullah s.a.w. Maka Usmah pun pergilah untuk  menginformasikan terhadap Rasulullah s.a.w, kemudian Rasulullah s.a.w bersabda : Jadi maksud kamu semua adalah untuk memohon syafaat kepada salah satu dari aturan Allah? Kemudian Baginda berdiri dan berkhutbah : Wahai insan! Sesungguhnya yang mengakibatkan binasanya umat-umat sebelum daripada kamu yaitu, bila mereka mendapati ada orang mulia yang mencuri, mereka akan menjatuhkan eksekusi ke atasnya. Demi Allah, sekiranya Saidatina Fatimah binti Muhammad yang mencuri, nischaya saya akan memotong tangannya لاَ اِيْمَانَ لِمَنْ لاَ اَمَانَةَ لَهُ, وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَلَهُ (رواه الديلمى). Tiada beriman orang yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama bagi yang tidak menempati akad”. (H.R. Adailani)