Oleh : Kazuhana El Ratna Mida (Ratna Hana Matsura)
Pergaulan ialah fitrah bagi insan selaku makhluk sosial. Manusia membutuhkan interaksi sosial antara satu dgn yg lain. Mereka saling memerlukan & saling tolong-menolong. Mereka bergaul, berteman, berorganisasi, bersekolah, melakukan pekerjaan . Itulah salah satu aktivitas yg memerlukan pergaulan. Dan dikala ini yg menjadi konsentrasi pergaulan yg diamati ialah mengenai pergaulan para remaja dikala ini.
Masa remaja sering disebut sebagai masa pubertas. Masa pubertas adalah masa kelenjar-kelenjar seksual seseorang mulai berfungsi dgn baik menuju kematangan. Ini menimbulkan mulai adanya ketertarikan antara lawan jenis. Fase remaja ialah fase yg paling berat. Kenapa? Karena dlm fase ini menempatkan remaja pada sisi yg tak menggembirakan. Mereka menilai mereka sudah bisa menuntaskan dilema, tetapi orang bau tanah belum yakin sepenuhnya.
Masa pubertas memiliki ciri-ciri sebagai periode tumpang tindih alasannya kedudukan remaja ini berada di antara simpulan masa kanak-kanak & permulaan masa remaja. Kemudian periode yg singkat berlangsung dr dua pengaruh empat tahun. Periode kemajuan & perubahan yg sungguh pesat ini meliputi perubahan tampilan & sikap. Dan periode pada fase negatif, di mana individu mengambil sifat anti kepada kehidupan. Sikap & perilaku mereka kadang sulit diduga & agak melawan norma sosial.
Fase remaja pula dipandang selaku masa pencarian jati diri. Mereka memiliki permasalahan yg kompleks yg kadang bikin mereka frustasi & bigung. Perkembangan yg terjadi pada masa remaja yaitu keinginan untuk diperhatikan, ingin dikasihi. Sehingga dlm keseharian mereka, tatkala dlm keluarga ia tak mendapatkan perhatian yg dikehendaki, maka mereka akan mencarinya dlm pergaulan dgn teman-temannya. Mereka suka menghabiskan bareng sehari penuh. Apalagi jikalau mereka memiliki kegemaran yg sama. Masa remaja pula sebagai masa peralihan & pergantian.
Namun pergaulan remaja dikala ini sangatlah mengkhawatirkan. Karena pergaulan ketika ini sangatlah bebas tanpa adanya aturan. Seperti kita lihat yg terjadi dewasa ini. Dunia remaja rentan mengikuti segala macam aktivitas yg sedang trend saat ini seperti :
Daftar Isi
a. Nge-gank
Yaitu berkumpulnya seseorang dgn membentuk golongan sendiri, dgn persyaratan tertentu. Beberapa contah macam-macam gank yg ada ialah Music Hous, Boys Band, Funk, & lain sebagainya. Di mana kita tahu bahwa gank memiliki segi negatif antara lain: pergaulan menjadi semakin terbatas, membela sahabat sendiri meskipun sobat tersebut salah, ikut hal-hal yg negatif mirip tawuran, minum-minuman keras, kurang peduli dgn lingkungan di luar gank. Juga ada beberapa hal positifnya yakni membuat hidup lebih inovatif, menolong teman, & saling curhat & menasihati teman yg salah.
Meskipun pula ada segi baik dr gank, tetapi kadang segi negatif lebih mendominasi & itu cukup riskan & mengkhawatirkan.
b. Seks Bebas
Seks bebas pada zaman sekarang, umumnya berawal dr pacaran para remaja saat ini. dgn alasan bahwa masa pacaran yaitu masa untuk saling mengenal, tetapi pacaran dikala ini sudah disalahgunakan untuk melakukan hal yg tak patut. Di periode globalisasi ketika ini kekerabatan pra nikah bukan hal yg tabu, malah menjadi hal yg wajar. Ini terjadi dikarenakan lemahnya nilai-nilai agama yg seharusnya menjadi alat kendali para remaja. Kebebasan seks inipun pula menimbulkan terperosoknya para remaja pada menyantap obat-obatan terlarang, terjerumus pada hingar bingar musik & hiburan & bacaan yg justru meliarkan mereka dlm berfntasi & berimajinasi.
Padahal kita berada di negara yg mayoritas Islam. Dan dlm Islam sudah dijelaskan bagaimana akhlak pergaulan yg baik yg menurut Firman Allah swt dlm surat An-Nur ayat 30:
قُل لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ أَبْصٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْ ذَالِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ إِنَّ اَللّٰهَ خَبِيْرٌ بِمَا يَصْنَعُوْنَ
Katakanlah pada orang lelaki yg beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, & memelihara kemaluannya; yg demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yg mereka perbuat”. (QS. An-Nur : 30)
Ayat tersebut diatas menyuruh pada kaum pria untuk mempertahankan pandangan mereka, memandang lawan jenis dgn masuk akal sehingga tak menimbulkan nafsu syahwat. Bukan mengutus untuk memejamkan mata tatkala bertemu perempuan, tetapi memelihara diri dr hal-hal yg mampu merangsang nafsu syahwat terhadap perempuan yg dipandang itu.
Perintah menundukkan persepsi & larangan menatap musuh jenis itu pula ditunjukkan pada wanita sebagaimana dlm surat An-Nur ayat 31 :
َقُل لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصٰرِ هِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلاَيُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّ وَلاَيُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ إِلاَّ لِبُعُوْلَتِهِنَّ أَوْءَابَآئِهِنَّ أَوْءَابَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ أَوْ إِخْوٰنِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَامَلَكَتْ أَيْمٰنُهُنَّ أَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ أُوْلِى الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَآءِ وَلاَيَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّ وَتُوبُوآ إِلَى اَللَّهِ جَمِيْعًا أَيُّهَ اَلْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Katakanlah pada wanita yg beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, & kemaluannya, & janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yg (biasa) nampak dr padanya. & hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, & janganlah menampakkan perhiasannya kecuali pada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau kerabat-saudara lelaki mereka, atau putera-putera kerabat lelaki mereka, atau putera-putera kerabat perempuan mereka, atau wanita-perempuan Islam, atau budak- budak yg mereka miliki, atau pramusaji -pramusaji laki-laki yg tak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau bawah umur yg belum memahami perihal aurat perempuan. & janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui aksesori yg mereka sembunyikan. & bertaubatlah ananda sekalian pada Allah, hai orang-orang yg beriman supaya ananda beruntung. (QS. An-Nur :31)
Sehubungan dgn masalah pandang menatap seorang sahabat yg berjulukan mengajukan pertanyaan pada Rasulullah saw.
سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِيْ أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِي
Aku bertanya pada Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam dr persepsi datang-datang (tidak sengaja). Maka ia memerintahkanku untuk memalingkan pandanganku. (HR. Muslim)
Ayat & hadits di atas mewajibkan kita untuk selalu mempertahankan kesucian hubunga laki-laki & wanita. Mengarahkan kekerabatan pria & perempuan supaya terhindar dr fitnah dunia. Menghindarkan mereka dr tindakan mungkar & keji.
Namun, berdasarkan para remaja saat ini cara seperti yg sudah diterangkan diatas dianggap ndeso, ketinggalan zaman, membatasi diri dr kebebasan yg ada. Akan tetapi, semestinya kita sadar bahwa tujuan hidup kita adalah mengharap kebahagiaan di dunia & akhirat. Bukan untuk mencari kepuasan saja. Jika kita hanya menuruti kepuasan diri maka yg kita dapat yakni penyesalan yg berkepanjangan. Sudah banyak teladan yg kita lihat, alasannya adalah cita-cita untuk membuat puas kehendak banyak dr mereka malah meringkuk dlm penjara. Ini gres hukuman di dunia belum di darul baka kelak.
Dalam islam pula dijelaskan hubungan antara pria & wanita tidak boleh berduaan tanpa adanya muhrim diantara mereka. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw yg artinya :
“Jangan sekali-kali bersepi-sepian seorang laki-laki & perempuan kecuali bersama muhrimnya.” (Mutafaqun alaihi).
Hadist tersebut selaku landasan untuk memutuskan etika pegaulan antara pria & wanita yg halal menikah. Larang tersebut mempunyi tujuan yg sama terhadap perintah untuk menjaga persepsi mata, ini pula demi keselamtan muda mudi itu sendiri.
Kalau saling pandang menatap dgn nafsu syahwat dilarang, maka berduaan lebih dilarang lagi, alasannya adalah itu lebih mendekatkan pada perzinaan. Sebagaimana Firman Allah swt perihal larangan mendekati zina apalagi untuk melakukannya.
وَلاَ تَقْرَبُوْا الزِّنٰۤى إِنَّهُ كَانَ فٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيْلاً
Dan janganlah ananda mendekati zina; Sesungguhnya zina itu ialah suatu tindakan yg keji. & suatu jalan yg jelek. (QS. Al-Israa’ : 32).
Untuk menangkal terjadinya hal tersebut, maka diharapkan wanita senantiasa bersama muhrimnya, paling tak mereka harus diikuti orang lain semoga terhindar dr dosa besar & fitnah dunia itu.
Pergaulan mirip ini dianggap sinis oleh para muda-mudi remaja. Menganggap pergaulan ini ketinggalan zaman & membatasi gerak mereka. Namun alangkah baiknya orang renta untuk mengarahkan para remaja saat ini untuk memberi pengertian bahwa norma mirip ini yakni baik untuk mereka. Agar mereka terhindar dr arus dosa yg makin merajalela. Menjadi budak nafsu dgn arus global yg memalsukan pergaulan ala barat.
Sedangkan pergaulan remaja saat ini lazimnya dibumbui dgn pacaran. Lalu apa itu pacaran? Dan kenapa banyak dr para agama-wan melarang adanya pacaran sebagai korelasi yg dilakukan menuju gerbang ijab kabul? Menurut Iip wijayanto pacaran adalah suatu kekerabatan yg dibangun atas dasar komitmen, berangkat dr rasa cinta untuk mempunyai (memonopoli) seluruh kesempatanyg dimiliki pasangannya. Sambil berproses menuju ke level yg lebih serius. Bisa diteruskan untuk menikah atau berakhir (berpisah).
Namun, dlm Islam untuk menuju pernikahan, bukanlah dgn praktek pacaran, tetapi dgn ta’aruf. Dalam ta’aruf di sini kedua belah pihak antara laki-laki & wanita saling mengenal, untuk mengenali karakter masing-masing. Jika ada kecocokan maka akan dilanjutkan dgn khitbah (lamaran). Jika tidak, maka akan berhenti. Di sini dlm ta’aruf tak ada ikatan mirip pemahaman pacaran yg dipaparkan di atas.
Islam mengajarkan bahwa pergaulan dgn musuh jenis yakni sunnatullah, karena Allah membuat laki-laki & wanita untuk saling mengenal. Namun alangkah baiknya mereka dibekali pengetahuan bagaimana cara pergaulan yg baik, sehingga dlm pergaulan itu mengantarkan pada kebaikan & bisa bernilai ibadah.
Jadi adab pergaulan yg baik dlm prespektif islam biar tak terjerumus dlm tindakan yg tak diingankan mirip zinaa atau maksiat lainnya. Maka perlu adanya budpekerti yg menertibkan korelasi antara laki-laki & perempuan yaitu :
a. Pembatasan daerah pertemuan
b. Menundukkan persepsi
c. Tidak berjabatan tangan dgn yg bukan mukhrim
d. Menghindari daerah yg berdesak-desakan
e. Tidak berkhlawat
f. Bagi perempuan janganlah berpakaian yg terlau ketat, sehingga menimbulkan rangsangan syahwat yg menyaksikan bentuk tubuhnya. Hendaknya para perempuan menutup aurat seperti yg telah disinggung dlm Al-Quran.
“Hai Nabi, Katakanlah pada isteri-isterimu, bawah umur perempuanmu & isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk diketahui , alasannya adalah itu mereka tak di ganggu. & Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Ahzab:59)
g. Membatasi diri tatkala berbicara, artinya jangan berbicara hal-hal yg mengairahkan lelaki, atau mengeluarkan suara yg menimbulkan birahi.
Untuk itulah sangat penting bagi para orang bau tanah untuk mengarahkan anak-anak mereka wacana budbahasa bergaul yg baik. Masa remaja yaitu masa yg paling rentan, cita-cita untuk mencoba hal-hal yg gres itu sangat besar, sehingga diperlukan adanya panduan dr orang renta untuk memgingatkan & menjelaskan mana hal yg perlu dilaksanakan & disingkirkan. Orang bau tanah mesti berperan aktif membimbing belum dewasa mereka, membekali mereka dgn pengetahuan agama yg kuat semoga terhindar dr arus globalisasi yg makin mengikis akhlak yg ada di negara ini.
Srobyong, 4 Februari 2015.