Dalam bertamu diharapkan menyaksikan suasana dan kondisi tuan rumah, apakah waktunya longgar atau sedang sibuk. Tata krama jikalau bertamu yakni selaku berikut:
- Kalau memungkinkan sebelum bertamu kita beritahu apalagi dahulu bahwa kita akan bertamu, alasannya tidak diberi tahu, sehabis kita sampai di rumahnya ternyata tuan rumah sedang bepergian.
- Berilah salam sebelum memasuki rumah yang dituju.
- Perhatikan waktu yang sempurna untuk bertamu, misalnya pada siang, sore atau malam hari. Jangan bertamu melalui tengah malam. Jika yang bertamu dan jauh dan terpaksa datang malam hari, tentu mesti sudah menginformasikan apalagi dulu.
- Ketika tidak ada seorangpun di rumah itu, atau tuan rumah menolak kehadiran kita, atau melarang kita masuk ke dalam rumahnya, maka kita pun dilarang memaksanya.
- Bila bertamu kepada orang yang lain jenis, maka ajaklah sobat, jangan sendirian. Karena hal ini bisa menjadi fitnah (sangkaan negatif), sekaligus untuk menyingkir dari godaan setan. Bila ada seorang pria dan wanita berdua-duaan di daerah sepi, maka yang ketiga yaitu setan.
- Duduklah di daerah yang disediakan, ketika sudah dipersilahkan.
- Di rumah yang kita kunjungi itu pintar-pandailah mempertahankan persepsi mata. Jangan menatap penuh selidik. Jika demikian, tuan rumah pun akan curiga.
- Jangan minta disuguhi. Bila kita disuguhi kuliner atau minuman ambillah yang paling erat.
- Jangan menanyakan harta milik tuan rumah atau sebaliknya, kau menceritakan kekayaan di rumah.
- Ketika ada kebutuhan ke belakang atau ada keperluan lain izinlah apalagi dahulu.
- Sebagai tamu, kita mesti tahu diri, misalnya dikala tuan rumah ada keperluan lain atau sudah sungguh lelah, mengantuk contohnya maka bertamulah seperlunya saja, jangan berlama-usang.
- Bila memang direncanakan semenjak permulaan akan menginap, maka boleh bermalam hingga tiga malam. Namun, kita (sebagai tamu) juga mesti memperhatikan keadaan tuan rumah.
- Ketika akan pulang, permisilah apalagi dahulu dan ucapkanlah salam.