Acuan Peran Perihal Sistem Politik & Kebijakan Mancanegara Tiongkok



PENGARUH KEBANGKITAN EKONOMI TIONGKOK
DAN KONDISI PEREKONOMIANNYAPRA-PASCA KEMERDEKAAN
Dalam studi Ilmu Hubungan Internasionaldapat kita pahami bahwa suatu negara dapat dibilang selaku negara yang berpengaruh kalau memiliki konsep dasar power yang anggun. Menurut Couloumbis dan Wolfe, power sekurang-kurangnya mengandung tiga komponen penting, ialah daya paksa (force), pengaruh (influence), dan kewenangan (authority). Daya paksa yaitu ancaman eksplisit atau penggunaan kekuatan militer, ekonomi, dan sarana pemaksaan lainnya. Pengaruh disini bisa diartikan selaku penggunaan alat-alat atau cara persuasi (tanpa kekerasan) yang memungkinkan langkah-langkah pemeran (negara) B sesuai dengan cita-cita pemeran (negara) A. Dalam seni manajemen politik,Tiongkok/China memakai kekuatan ekonominya untuk mensugesti negara/pihak lain demi meraih kepentingan yang ingin diraih. Khusus di bidang ekonomi dan politik internasional, bangkitnya China selaku kekuatan global juga menandai lahirnya struktur internasional baru yang episentrumnya kini mulai bergeser ke Asia-Pasifik, tidak lagi berpusat semata di Eropadan Trans-Atlantik seperti pada periode pasca-Perang Dunia I dan Perang Dunia II. ( 1 Suryadi Bakry, Umar.2017.Dasar-Dasar Hubungan Internasional, Depok:Kencana Pustaka. hlm. 67.)
James Kynge, salah satu jurnalis yang terlatih puluhan tahun meliput kawasan Asia menuliskan beberapa fakta terkait dengan kebangkitan ekonomi China dalam bukunya, diantara fakta tersebut yaitu :
1. Pada 2006, China merupakan ekonomi paling besar kedua setelah AS., dan diperkirakan pada 2050 akan menjadi nomor satu di Dunia.
2. Cadangan devisa China yakni yang paling besar di Dunia mencapai 1$ Triliun lebih.
3. China mempunyai perkembangan ekonomi tertinggi diantara negara maju. 
(2   Kynge, James.2007.Rahasia Sukses Ekonomi Cina.Mizan Pustaka.)

Keberhasilan China dalam perekonomian pada kala ini tidaklah secara instan terjadi, melainkan melewati beberapa tahapan pengembangan dan revolusi sistem di negaranya yang dilatar belakangi sejarah yang sangat panjang. Republik Rakyat China ialah negara paling besar ketiga di dunia dengan luas wilayah sekitar 3,7 juta mil persegi. China juga merupakan sebuah negara yang berpenduduk paling padat di dunia. Sekitar 85% penduduknya tinggal di daerah pedesaan dan 90% daripadanya menempati seperenam wilayah China. Dari seluruh luas kawasan China, hanya 15% tanahnya yang sesuai untuk pertanian. Kebutuhan-kebutuhan pangan yang kian meningkat menjadikan persoalan-masalah ekonomi. 

PEREKONOMIAN CHINA SEBELUM MERDEKA 
Permasalahan ekonomi abad ini mulai muncul akhir adanya rasa ketidakpuasan bangsa China terhadap pemerintahan Dinasti Qing terus memuncak sejak kekalahan China dalam perang candu tahun 1842. Sejak itu banyak daerah China yang menjadi wilayah efek kekuasaan abnormal baik bangsa Eropa, Amerika maupun Jepang. Keadaan ini seakan-akan menjadikan sistem negara dalam negara karena imbas gila yang ada di daerah-wilayah China masing-masing memiliki hak konsesi dan hak ekstrateritorial. Secara politik dan ekonomi kehidupan bangsa China menjadi semakin terpinggirkan akhir ketidakmampuan pemerintah Manchu mengatasi persoalan-duduk perkara yang ada di China. Akibatnya banyak bermunculan aneka macam macam gerakan yang pada intinya ingin menumbangkan kekuasaan Manchu dan menggantikannya dengan kekuasaan dari bangsa China sendiri. (3   Darini, Ririn.2010. Garis Besar Sejarah China Era Mao. hlm. 13.)
Sejak tahun 1927 program pembaruan agraria di China sudah berjalan, era dimana kekuatan komunis telah menguasai beberapa daerah di Cina dikala masih dibawah kekuasaan Kuomintang. Pada masa itu kebijakan land reform yang dilakukan beragam alasannya perbedaan daerah. Reformasi tanah ialah kebutuhan ekonomi masyarakat baru. Komunis berusaha mendapat dukungan politik sekitar 70 % petani miskin dari 500.000.000 masyarakatpedesaan China.  
Ada dua alasan untuk reformasi ini, adalah menghancurkan kelas ningrat tuan tanah untuk menghilangkan potensi ancaman kontra dan mendirikan sentra kekuasaan politik komunis di desa-desa.Pemerintah melaksanakan redistribusi kekayaan dan pendapatan dari kaum kaya ke kaum miskin dan menghapuskan kelas penguasa sebelumnya. Dengan melakukan redistribusi aset-aset pedesaan, land reform yang dilakukan di China bahu-membahu bukan hanya telah mematahkan dominasi kelas tuan tanah dan mengalihkan kekuasaan pada petani miskin dan menengah saja, namun dengan sendirinya telah meningkatkan tingkat konsumsi dari kebanyakan petani dan meningkatkan simpanan desa yang patut bagi investasi.Masa land reform juga dipakai Mao untuk mendoktrin para kadernya yang belum sepaham, termasuk juga para kader dan simpatisan dari parti nasionalis. Pada kala itu partai komunis China sukses merekrut massa sekitar 160 juta masyarakatChina, dan mayoritas dari simpatisan itu adalah dari golongan petani yang pada era pemerintahan nasionalis dianggap selaku pihak yang paling dirugikan.(Jung Chang, Jon Halliday, 2007: 410-415). Para petani lalu dipersenjatai. Taktik landreform menimbulkan massa petani membantu PKC, dari golongan mereka banyak yang direkrut menjadi Tentara Merah. Perlawanan bersenjata petani yang dipimpin PKC mempercepat pembentukan Tentara Merah untuk melenyapkan tuan tanah serta menumbangkan pemerintah Kuo Min Tang pada periode Perang Saudara China era 1945-1949.

PEREKONOMIAN CHINA SETELAH MERDEKA 1949
Ketika Mao Zedong memproklamirkan negara Republik Rakyat China pada tanggal 1 Oktober 1949, perekonomian China berada pada keadaan yang jelek. Perang China – Jepang dan perang kerabat menyebabkan inflasi mencapai 85.000%. Oleh alasannya itu selama bertahun-tahun pertama kaum komunis memusatkan perhatian pada perbaikan pabrik-pabrik, bikinan, dan kemudahan-kemudahan angkutanserta mengatur inflasi dan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.Setelah komunis berkuasa pada tahun 1949, maka diadakan kebijakan ekonomi nasional yang didasarkan pada pembaruan agraria. Kemudian pada 1950 China mulai memberlakukan sentralisasi pajak sehingga pendapatan pemerintah mengalami kenaikan yang memiliki arti, dari 6,5 milyar yuan pada tahun 1950 menjadi 13,3 milyar pada tahun 1951 (I Wibowo, 2000: 51). Mobilisasi sumber daya keuangan ini amat vital untuk pembiayaan baik militer maupun birokrasi. Pada 1953 China mulai berbagi industrialisasi dan Repelita. Hasil-hasil ekonomi dari perjuangan-usaha repelita I begitu mengesankan, perkiraan yang ada menempatkan China dalam ranking internasional yang tinggi dalam hal kemajuan ekonomi selama abad ini. Antara 1952 dan 1957 industri China berkembang dengan kecepatan yang melebihi 14,7% dari planning yang ditetapkan. Total output industry China berkembangdua kali lipat. Produksi baja berkembangdari 1,31 juta metric ton pada tahun 1952 menjadi 4, 48 juta pada tahun 1957; semen dari 2,86 juta menjadi 6,86 juta; besi dari 1,9 juta menjadi 5,9 juta; kerikil bara dari 66 juta menjadi 130 juta; dan daya listrik dari 7,26 milyar kilowatt per jam menjadi 19,34 milyar. China juga untuk pertama kalinya memproduksi sejumlah truk, traktor, pesawat jet, dan kapal dagang. Dalam hal ini China terbukti menjadi murid yang baik dari model Soviet dengan kemajuan buatan yang lebih singkat dari industri Rusia selama Repelita Pertama Soviet tahun 1928-1932 (Meisner, 1998: 111). (4   Darini, Ririn.2010. Garis Besar Sejarah China Era Mao.hlm.24-34.)
Namun Tahun 1960-an tragedi kelaparan meluas ke seluruh China. Banyak orang terjangkit busung lapar, pada umumnya adalah kaum petani. Di pedesaan tragedi kelaparan lebih parah alasannya adalah mereka tidak menerima ransum materi masakan. Di banyak kawasan petani yang berani menyembunyikan bahan pangan ditangkap, dipukuli dan disiksa. Akibatnya di seluruh Cina berjuta-juta petani yang seharusnya menjadi tulang punggung produksi materi masakan mati kelaparan. Pemerintah Beijing menginformasikan acara ini mengakibatkan kematian tidak masuk akal sekitar 21 juta orang lebih. Lembaga-lembaga non pemerintah lainnya juga mengeluarkan statistik yang tidak jauh berbeda, sekitar 20 juta orang lebih meninggal sebab kelaparan. Akhirnya, di awal tahun 1961, kematian puluhan juta rakyat akibatnya memaksa Mao menghentikan kebijakan-kebijakan ekonominya. Mao melepaskan jabatannya sebagai presiden RRC dan menawarkan kekuasaan lebih besar atas China pada Presiden Liu yang pragmatis dan Deng Xiaoping, sekjen partai.
Kemudian di Tahun 1978 China membentuk tata pemerintahan dan pembangunan gres “Open Policy” abad ini di sebut juga dengan kurun “Reformasi dan Pembukaan Diri” dibawah kepemimpinan Deng Xiaoping. Pada 1 Januari 1985 pemerintah China menegaskan kembali keputusan pembeliah hasil panen dengan tata cara monopoli oleh negara,, yang berarti mekanisme pasar diberlakukan. Serangkaian reformasi institusi ekonomi pasar juga dilakukan.  China mulai terbuka bagi modal abnormal dimana penanam modal menerima aneka macam fasilitas di beberapa kawasan khusus. (5  Panjaitan, Yoan. 2011. Fakto-Faktor Yang Menjadikan Cina Sebagai Kekuatan Ekonomi Baru di WATO (2001-2009). hlm. 66.
Pada permulaan tahun 1998 ketika pasca krisis finansial, Presiden Jiang Zeming berusaha keras menciptakan kebijakan dengan mengumumkan bahwa perusahaan yang bergerak dibidang industri milik negara akan dijual terhadap swasta. Memasuki tahun 2001 China mulai bergabung dengan organisasi dunia WTO (World Trade Organization). Tahun 2002 China mempunyai inisiatif untuk merangkulsemua negara-negara ASEAN dengan membentuk organisasi internasional yang bernama ACFTA (Asean China Free Trade Agreement). Pada tahun 2004, Presiden Hu dalam pemerintahannya sudah menyepakati ribuan investasi perusahaan gila untuk menggerakkan mesin perekonomiannya. Tahun 2005, pemerintah China menyepakati Program Ekonomi Lima Tahun ke-11 (2006-2010), planning tersebut bertujuan untuk membangun penduduk yang serasi. Pada tahun 2011, pemerintah China kembali melaksanakan serangkaian langkah untuk mendukung ekspor mirip memajukan penggalan pajak ekspor dan menawarkan pendanaan perdaganagan untuk industri, dimana saat itu sedang terjadi krisis di Eropa yang mempunyai dampak pada aktivitas ekspor China.   Sitsem perekonomian China terus di kembangkan sebagai sumber kekuatan Politik Ekonomi yang dimiliki negara tersebut sampai saat ini. (6   Abipragolo Wijayanto, Muhammad. 2014. Dinamika Perkembangan Industri Besar Di China Tahun 1998-2012. hlm.14-16.)

SUMBER TUGAS :
NUR FADILLAH (MAHASISWA UNHAS MAKASSAR)
SISTEM POLITIK & KEBIJAKAN LUAR NEGERI TIONGKOK
SUMBER GAMBAR : Freepik.com
Wallahu a’lam…