Acuan Karya Ilmiah Bagian Iv Metodologi Observasi Pada Bidang Ilmu Komputer Dan Teknologi Gosip

Desain Penelitian
Dalam melakukan observasi salah satu hal yang penting yakni membuat desain observasi. Desain observasi merupakan fatwa dalam melakukan proses observasi diantaranya dalam memilih instrumen pengambilan data, penentuan sampel, pengumpulan data serta evaluasi data. Dengan penyeleksian desain observasi yang sempurna diperlukan akan mampu menolong peneliti dalam melakukan penelitian secara benar. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan mampu melaksanakan observasi dengan baik karena tidak mempunyai pedoman penelitian yang terang. 
4.1. Tipe-Tipe Desain Penelitian 
Ada beberapa terminologi antara metode observasi dengan metodologi penelitian yang sampai ketika ini masih banyak orang rancu memahaminya. Metode ialah bab dari metodologi baik berupa sistem, teknik, mekanisme, dan aneka macam macam alat (tools), dengan tahap-tahap terntentu dalam suatu penelitian disebut dengan metodologi. Metode observasi atau yang bisa juga disebut dengan rancangan observasi yang dipakai dalam observasi ada beberapa jenis. 
Cara mengkatagorisasikan observasi mampu dilakukan dengan menyaksikan metode observasi ataupun dengan melihat riset desainnya atau ada juga yang membaginya menurut dikotonomi observasi dasar dan penelitian aplikatif. Metode penelitian dan metodologi observasi, keduanya berlawanan namun saling terkait satu sama yang lain. Pada bab sebelumnya telah disinggung bahwa tata cara penelitian merupakan sebuah teknik atau prosedur untuk menghimpun dan mengecek data. 
Terkadang sistem observasi ini disebut juga dengan desain penelitian. Apabila sistem penelitian tadi disusun menjadi suatu metodologi observasi maka ada langkah tertentu untuk mengumpulkan data dan mengolah data agar tidak terjadi kerancuan. Pengumpulan dan pembuatan data ini disebut juga dengan sistem penelitian. Kaprikornus bisa kita katakan bahwa metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang kita gunakan dalam melakukan suatu penelitian dan melaksanakan analisis kritikal dari tata cara observasi. 
Metodologi penelitian tersebut mampu berbentukhasil dari kerangka konseptual dan perkiraan yang dipakai dalam observasi dan mampu juga merupakan elaborasi dari aneka macam hasil observasi. Sebagai teladan dalam analisis dan perancangan tata cara info. Misalnya SDLC. Pada waktu melaksanakan rencana kita bisa memakai teknik wawancara untuk menangkap apa yang digunakan oleh klien, kita menggunakan brain chart untuk project plan. Mengguna template tertentu untuk menuliskan apa yang menjadi bisnisnya, constrain, pada tahapan analisis meng-capture functional requirement dan nonfunctional requirement. 
Berikut ini diberikan gambaran beberapa tipe sistem penelitian.
Gambar  Macam-macam Desain Penelitian

Metode penelitian atau rancangan observasi merupakan bagian dari metodologi. Metodologi penelitian mampu dipakai ke berbagai macam riset desain. Ada berbagai macam rancangan observasi yang bisa kita pilah sesuai dengan observasi yang ingin kita lakukan, antara lain tata cara correlational, metode, causal comperative, sistem experimental, sistem ethnographic yang biasanya digunakan dalam bidang sosial, tata cara historica research, sistem survey dan ada juga action research dimana penelitian ini para penelitinya terlibat langsung di dalamnya, observasi ini lazimnya digunakan dalam observasi bidang sosial. Dalam bidang ilmu teknologi gosip desain penelitian yang paling banyak dipakai yaitu desain eksperimental dan studi perkara (case study). Untuk lebih jelasnya, masing-masing dari metode observasi di atas akan diuraikan secara lebih rinci. 
4.2. Riset Eksperimental Riset eksperimental merupakan 
Research that allows for the causes of behavior to be determined. Untuk menggambarkan riset eksperimental bisa dilakukan pada dua golongan dimana kelompok satu disebut kontrol tanpa diberi perlakukan apapun sedangkan pada kalangan ke dua diberikan perlakuan (treatment). 
Diasumsikan kedua golongan ini sama. Ada beberapa aspek yang terkait dengan observasi eksperimental, antara lain: 
  1. Independent Variable (IV) ialah faktor yang bisa dimanipulasi. 
  2. Dependent Variable (DV) yaitu faktor yang tidak bisa dimanipulasi atau faktor tetap. 
  3. Experimental Condition (group) yakni grup atau golongan yang ialah manipulasi dari eksperimen. 
  4. Control condition (group) yang ialah kumpulan grup yang tidak termanipulasi 
  5. Confounding variable misalnya cuaca, hama, kesuburan lahan tapi tidak diukur namun harus disebutkan inilah yang disebut dengan batas-batas penelitian 
  6. An uncontrolled variable yang ialah variable yang dibarengi dengan indipendent variable. 

Misalnya observasi eksperimental yang dilakukan pada dua petak sawah. Pada petakan sawah pertama tidak diberikan pupuk dan pada petak sawah kedua diberikan pupuk. Contoh yang lain misalnya apakah ada efek kenaikan hasil berguru mahasiswa yang memakai e-learning dengan yang tidak menggunakan e-learning. Bila dengan adanya e-learning hasilnya lebih baik, maka benar adanya bahwa e-learning efektif mengembangkan proses pembelajaran. 

Eksperimen ialah salah satu mekanisme dimana terdapat satu atau lebih faktor yang mampu dimanipulasi dengan syarat semua aspek tesebut konstan. Pembanding atau kendali diantara kedua pola diatas disebut dengan experimental design. Dimana ada penyebab yang berkorelasi dengan dampak. Penyebab timbul sebelum imbas atau mampu juga disebabkan oleh adanya kemungkin faktor-faktor lain yang kuat. 
Contoh yang lain perlakuan yang diberikan pada dua petak tumbuhan jagung yang diberikan pupuk. Pada tumbuhan jagung tersebut ada hal yang diasumsikan sama tetapi ternyata kesannya tidak sama. Hal ini bisa diakibatkan oleh beberapa aspek yang besar lengan berkuasa, salah satunya ialah tingkat kesuburan tanah yang berlainan sehingga memberikan hasil yang berlawanan pula. Inilah yang kita sebut selaku kelemahan dari desain eksperimental. 
Terkadang perkiraan yang dipakai merupakan dari imbas. Asumsi yang dikenakan dari pengaruh semestinya diungkapkan dalam goresan pena. Misalnya walaupun letak geografisnya berlawanan tingkat kesuburan dan tingkat kemiringannya sama. Untuk membangun penelitian yang bersifat eksperimental usahakan agar ada pembanding antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam melakukan riset atau observasi tidak ada yang tepat, alasannya dalam observasi terdapat hambatan-hambatan maupun batas-batas-batas-batas. 
Namun yang perlu diingat bahwa batasan dan kendala yang dimaksud dalam observasi bukanlah kendala atau batasan yang terkait dengan diri eksklusif, namun lebih ke arah keterbatasan pada observasi itu sendiri. Misalnya karena penelitian ini cukup luas, maka observasi yang dilakukan hanya dibatasi pada skop tertentu saja dan bukan karena adanya keterbatasan waktu dan ongkos yang sering diungkapkan dalam penulisan skripsi dan tesis. 
Di bidang ilmu komputer banyak digunakan eksperimental riset baik berbentuksimulasi (dikontrol jumlahnya) ada pembanding dan jadinya berupa grafik. Misalnya grafik buatan dari beberapa kali panen dengan beberapa varietas yang berbeda. Metode yang ditemukan dengan eksperimental riset. Grafik buatan dari berulang kali panen disebut dengan hasil penelitian. Metode dengan menerima ini disebut dengan sistem eksperimental. 
Sedangkan pada observasi di bidang teknologi gosip juga sering digunakan penelitian eksperimental baik berupa case study maupun observasi survey. Dalam desain eksperimental juga terdapat hubungan karena balasan. Hubungan alasannya akhir ini terjadi bila dampaknya merupakan efek dari hubungan, dampaknya menyebabkan imbas dan juga kita bisa mencari penjelasan dari korelasi karena akhir. Misalnya untuk menyaksikan kekerabatan karena akhir antara tata cara pembelajaran yang menggunakan e-learning dengan yang tidak menggunakan e-learning. 
Dalam penelitian eksperimental ada yang disebut indipendent variable (faktor yang dimanipulasi) dan dependent variable (aspek yang diukur). Misalnya dua petak jagung, dimana perlakuan yang diberikan berbentukpemupukan sedangkan yang ingin diukur yaitu produksi jagung setelah panen. Pada aspek yang dimanipulasi (pemupukan) yang kita berikan 4 macam perlakuan contohnya tanpa pemupukan (0); pemupukan dengan 0.5 kg/ha; pemupukan dengan 1.0 kg/ha; dan pemupukan 1.5 kg/ha kg. Kita dapatkan hasil yang berlawanan-beda. Pada saat kita melaksanakan pemupukan sampai 1.5 kg/ha ternyata hasil produksinya menurun. Ini bermakna dalam grafik yang kita buat terdapat satu titik yang kita sebut dengan titik optimalisasi (titik maksimum). 
Berdasarkan data yang kita dapatkan mampu digambarkan grafik yang berlawanan-beda dimana setiap pertambahan satu satuan indipendent variable akan menciptakan grafik yang berbeda. Pada grafik ini yang menjadi indipendent variablenya yaitu pemupukan dan dependent variablenya adalah tingkat buatan yang dihasilkan. Karena pupuk yang diberikan berlainan-beda maka akan ditemukan hasil yang berbeda juga. Kondisi observasi eksperimental yang diberikan perlakuan inilah yang kita sebut sebagai batas-batas dari penelitian. 
4.3. Quasi Eksperimental Quasi 
Eksperimental juga termasuk dalam eksperimental riset namun tidak mempunyai kendali. Quasi eksperimental mampu diukur sesudah adanya perlakuan (treatment). Misalnya pemasaran (marketing). Kita tidak mampu mengukur bahwa pemasaran meningkat alasannya adalah adanya marketing alasannya semenjak dulupun orang sudah melakukan marketing. Kaprikornus sebelum adanya marketing walaupun kita punya data penjualan yang berkembangpada dikala itu belum kenaikan itu terjadi alasannya adalah adanya marketing. Artinya branch marknya tidak bisa di claim pada ketika ada marketing. 
Contoh lain pada investasi Information Technology (IT), untuk membandingkan bagaimana tingkat produktivitas sebelum adanya IT dengan setelah adanya IT. Berdasarkan data yang dikumpulkan dilihat bagaimana tingkat produktivitasnya, apakah sebelum ada IT tingkat produktivitasnya pernah mencapai titik maksimal atau tidak, kemudian juga dilihat bagaimana proses usahanya, dan lain sebagainya. Biasanya data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kualitatif atau disebut One-shot posttest, no control group Tidak ada control grup lazimnya data-datanya kualitatif. 
4.4. Causal – Comperative Research 
Causal – Comparative Research disebut juga dengan penelitian sebab akibat merupakan salah satu ide berpikir ilmiah untuk menyusun sebuah riset metodologi. Penelitian kausal bisa dimasukkan dalam observasi eksperiemn namun mampu juga dimasukkan dalam bentuk lain contohnya dalam bentuk komperatif riset. Indipendent variable pada penelitian komperatif tidak mampu dimanipulasi dan tidak bisa diberikan perlakuan (treatment). 
Penelitian komperatif lebih terfokus pada pengaruh atau efekl yang terjadi dengan cara mencari apa yang menjadi penyebab dari pengaruh tersebut serta melihat perbedaan yang yang terjadi diantara dua grup atau lebih dan berikan penjelasan terhadap perbedaan diantara kedua kelompok/grup. Misalnya kenapa perusahaan IT multinasional lebih kreatif ketimbang perusahaan IT lokal? Untuk memanipulasi data bisa dipakai aneka macam macam cara penghitungan atau uji statistik. 
Bila interest ingin melihat apakah pada grafik yang ditemukan terdapat perbedaan atau tidak umumnya dikerjakan uji powerfull dengan menggunakan uji statistik seperti uji t, uji z maupun uji covariance. Bila observasi yang dilakukan lebih ke arah observasi deskriptif, maka hasil yang ditemukan berbentukgrafik telah cukup untuk menunjukkan citra penelitian, namun jika kita ingin mengenali secara lebih jauh apakah grafik tersebut signifikan atau tidak, maka harus diuji dengan statistik. Contohnya untuk melihat hubungan antara faktor bikinan (indipendent variable) dengan tingkat bikinan yang dihasilkan (dipendent variable). 
Dari hasil data yang dikumpulkan dapat terlihat adanya penambahan bagi setiap satu satuan indipendent variable berapa pertambahan dependent variablel-nya. Berdasarkan grafik yang ditemukan cari rata-ratanya dan lihat balasannya. Bila berbeda tetapi tidak signifikan, mungkin perbedaan itu cuma bersifat kebetulan. 
Dalam memeriksa observasi kita tidak harus selalu memakai analisa statistik, namun juga bisa menggunakan evaluasi lainnya seperti evaluasi statistik deskriptif maupun analisa kualitatif dengan menggunakan data-data berbentuktabel, grafik, dan model-versi. Analisa statistik dan analisa secara kualitatif, keduanya saling melengkapi, dimana ada kaedah-kaedah ilmiah yang harus dipenuhi baik sistem, teknik, maupun tools. Misalnya kita tidak mampu menyampaikan bahwa perusahaan IT international lebih kreatif ketimbang perusahaan IT nasional tanpa disokong oleh data hasil observasi. Untuk mengungkapkan sesuatu yang bernilai ilmiah mesti didukung dengan data-data dan juga teori-teori yang mendukung. 
Penelitian yang dikerjakan dengan pendekatan kualitatif biasanya memiliki sampel yang terbatas, sedangkan untuk penelitian kuantitatif sampelnya cukup besar. Kombinasi dari kedua penelitian tersebut bersifat saling menguatkan. Penelitian yang bersifat kualitatif kualitas datanya mesti reliable, valid, dan designnya harus benar. Kualitatif bukan bermakna berkualitas.
Misalnya kita ingin menyaksikan bagaimana tingkat penjualan IT multinsional dalam tiga tahun terakhir. Bila rata-ratanya memberikan hasil yang tidak signifikan maka perlu diuji lanjut dengan menggunakan statistik, dimana uji z lebih powerull daripada uji t. Uji statistik ini dilaksanakan untuk mencari penyebab perbedaan menurut indipenden dan dependent variablenya. 
Misalnya Perusahaan IT international lebih inovatif dibandingkan dengan perusahaan IT nasional. Ukur dalam 3 tahun terakhir bagaimana produktivitas lihat polanya dengan unit yang sama kita bandingkan ini disebut komperatif riset. Bila rata-rata yang satu 5.4 dan 5.0 dengan sampel masing-masing 10, belum tentu yang 5.4 significan ketimbang 5.0 musti diuji dahulu dengan uji secara statistik. Pada eksperimental design kita mampu memanipulasi indipendent variablenya. Bila pada tabelnya tampakhasil yang berlawanan secara signifikan maka perlu diuji dengan statistik. Apa penyebab dari meningkatnya produktivitas dari perusahaan ini. 
Kesimpulan yang mesti diambil yakni bahwa kegagalan IT mungkin terjadi alasannya tidak adanya peran atau kesepakatan dari pihak top administrasi. Hal ini ialah kontribusi dari sebuah riset alasannya telah ialah suatu fenomena. Contoh lain, dalam sebuah penelitian ada yang menyampaikan bahwa 85 % proyek IT gagal. Porsi terbesar penyebab gagalnya produk IT ini ialah karena adanya kesalahan pada requirementnya. Kita tidak bisa mengontrol produk orang lain, karena bersifat komperatif. Tidak ada komponen objektivitas yang menyampaikan bahwa produk yang kita buat lebih baiak daripada produk pesaing, tanpa didukung oleh data-data dan hasil observasi. 
Ada nya robustnest dalam suatu observasi tidak menjadi dilema, asal diungkapkan rancangan yang digunakan. Data yang tidak valid diungkapkan kembali. Mendesain suatu riset berupa peluang dimana SI mampu direkomendasikan. Misalnya: SI untuk ketahanan pangan. Setiap lahan diukur produktivitasnya. Setiap ada pergantian fungsi lahan bisa dimasak. Sehingga data tahun lalu dengan data sekarang mampu dioverlade berapa pergantian yang terjadi. Misalnya berapa lahan persawahan yang berubah jadi lahan pemukiman. Hingga dibentuk kebijakan yang sempurna sasaran misalnya tidak ada lagi ijin untuk mendirikan bangunan alasannya mengancam ketahanan pangan nasional. 
4.5. Correlational Research 
♦ Pengukuran dua variabel 
o Metode observasi dan rata-rata grade point 
♦ Determine degree of relationship between them 
o Koefisien hubungan ( misl r = 0.50) 
♦ Deskripsi dan prediksi dari setiap kekerabatan 
♦ Unlike experiment, tidak ada varibel yang diatur 
Bentuk observasi lain yang sering disebut observasi kuantitatif ialah penelitian korelasional (ex post facto). Penelitian ini dialakukan untuk melihat kekerabatan diantara dua variable. Korelasi tidak menjamin adanya kausaliti (hubungan karena akhir), namun kausaliti menjamin adanya kekerabatan. Misalnya tingkat perkembangan bayi di jakarta dengan tingginya curah hujan di Bogor. Semakin tinggi curah hujan kian tinggi tingkat kelahiran bayi. Lihat korelasinya berarti atau tidak. Korelasi mampu diinterpretasikan walaupun geografisnya jauh. Kita harus kritis waktu menyaksikan relasi bermakna atau tidak, bila tidak maka relasi tersebut akan gugur. 
Contoh lainnya, kita ingin melihat tingkat Gross National Product (GNP) suatu negara dengan adanya keterlibatan IT. Maka hipotesis yang dibentuk adalah kian besar pembelanjaan IT sebuah negara makin tinggi GNP-nya. Hipotesis tersebut bisa benar dan bisa juga tidak. Untuk itu maka perlu dikaji apakah benar seni manajemen bisnis tertentu di negara tersebut terkait dengan peran IT. Walaupun mungkin ada faktor-faktor lain yang tidak kita perhatikan. Korelasi menjumlah derajat keterhitungan antara dua atau lebih variable. 
Bila kita melakukan hubungan maka kita melakukan forcasting atau peramalan. Misalnya ada relasi antara IT investment dengan meningkatnya kinerja suatu perusahaan. Apakah relasi tersebut bersifat kausaliti maka mesti dikaji dan diteliti lagi faktorfaktor apa saja yang berperan di dalamnya. 
Selain korelasi dan kausaliti juga perlu dibedakan antara asumsi dengan simulasi. Asumsi merupakan sesuatu yang take it for granted. Contoh, dua petak sawah diasumsikan tingkat kesuburannya sama, intensitas penerimaan cahaya mataharinya sama, kemiringan ketinggiannya dari permukaan lautnya juga sama. Contoh lain, simulasi untuk mengukur recall dan precision. 
Recall tidak mampu diukur. Bila kita mencari sebuah artikel di google maka dalam menerapkan perkiraan tadi kita tidak akan tahu berapa jumlah dokumen yang relevan untuk diambil. Untuk itu, maka perlu diasumsikan bahwa untuk mengukur precision maka jumlah dokumen yang berhubungan diambil dibagi dengan jumlah dokumen yang terambil. Recall ada berbentukjumlah dokumen yang berkaitan namun tidak terambil. Maka disimulasi, untuk menggambarkan presisinya. Asumsi bukan tidak mampu diterima. Bukan angka asumsi yang dipake. 
Cari katagorikal interval yang telah dibuat orang lain. Cari reverensinya. Bangun argumen, cari tumpuan interval yang telah dibuat oleh orang lain. Misalnya ada sebuah kasus yang mengukur kontaminasi udara dengan sebuah alat ukur. Diukur disel genser dengan disel. Datanya tidak representatif sebab data kontimasi udara yang dijalankan diukur disamping knalpot motor atau kendaraan beroda empat. Tidak bisa diasumsikan bahwa faktor-aspek lingkungan dianggap tetap. Pembulatan bedanya makin besar. Kemungkinan adanya kontribusi erorr dari pembulatan. Masalah teknis. 
Asumsi berupa sesuatu yang tidak kita teliti. Misl. Normal distribution. Bila menguji IQ harus diuji dulu normalitinya, ada ketidaknormalan dalam sampel/populasi misl ada 10 orang autis akan merusak normality. Tidak pernah diujikan normaliti tetapi hanya diasumsikan sampel yang representatif maka dia menyebar normal. Fungsi wajar , diuji dulu tetapi tidak dikerjakan bahwa IQ rate 100/120 jika dicacah/sensus menyebar normal. 
Dalam hubungan tidak ada yang kontrol satu sama lain sama aja kiprahnya. Penelitian yang menggunakan teknik korelasional yakni observasi yang memeriksa korelasi diantara beberapa variabel penelitian. Analisa data yang digunakan yaitu evaluasi statisyik dengan menggunakan uji regresi dan korelasi.
4.6. Survey Research 
 Penelitian survei termasuk ke dalam penelitian yang bersifat kuantitatif untuk meneliti sikap suatu individu atau kelompok. Pada umumnya observasi survei memakai kuesioner sebagai alat pengambil data. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. 
Dalam observasi survei diperlukan jumlah populasi yang cukup besar kalau penelitinya mengharapkan hasil yang merefleksikan keadaan nyata di lapangan. Metode survei ini sangat popular dan banyak digunakan dalam penelitian sosial dan bisnis sebab cepat dan mudah untuk dikerjakan. Salah satu instrumen pengumpul data dalam observasi ialah kuesioner. Kuesioner berisikan pertanyaan-pertanyaan berstruktur yang berhubungan dengan persoalan dalam observasi. 
Kuesioner ini nantinya akan disebarkan terhadap responden atau objek yang menjadi sentra penelitian. Sebelum kuesioner disebarkan terhadap responden, seharusnya kuesioner diujicobakan terlebih dahulu terhadap sejumlah kecil responden. Hal ini berkhasiat untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang dimaksud. Selain itu juga bisa digunakan untuk mengenali kemungkinan diterima atau ditolaknya hipotesis yang telah dirumuskan. Jika ternyata dalam uji coba kuesioner ini terdapat banyak kesalahan, maka peneliti mampu mengganti atau menyempurnakannya. 
Dalam melakuian observasi survei umumnya kuesionar yang mau disebarkan mesti diujicobakan dulu berulang kali untuk mengukur tingkat keakuratannya. Selama kuesioner tersebut menunjukkan hasil yang telah konvergen maka pengujian telah cukup dikerjakan dan kuesioner mampu disebarkan langsung pada objek peneliti. Representatif dari sampel sungguh penting alasannya tanggapan dalam kuesioner tidak bisa diekstrapolasi alasannya adalah sampling tekniknya berbentukdata representatif. 
Bila data tersebut dikumpulkan di daerah yang tidak benar atau tidak representatif maka sampling tekniknya bersifat acak atau random validity. Misalnya dalam pengambilan sampel sensus statistik. Contoh penggunaan Quick Count pada dikala pemilu beberapa waktu yang lalu. Pembentukan opini belum tentu samplingnya benar, hal tersebut tergantung pada sampling tekniknya representatif atau tidak. Bila sampling atau populasinya besar maka mampu digunakan statistik nonparametrik yang tidak mengikuti sebaran apapun. Dalam hal ini informasinya harus di standarisasi dengan mengajukan pertanyaannya yang bersifat tertutup dan terbuka. Misalnya kita ingi mengenali bagaimana kesepakatan top managemen terhadap IT manager. Untuk mejawab pertanyaan tersebut perlu adanya alur pikir untuk menyusun pertanyaan biar dapat menjawab problem. 
Dengan memakai alur tertentu kita akan mampu mengetahui apa yang menjadi opini responden tanpa mereka sadari. Dalam penelitian survei, teknik yang digunakan untuk menghimpun data yaitu teknik gabungan antara wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden. Analisa yang didapat dari penggunaan pendekatan survey ini bersifat deskriptif dan explanatory. Data yang diperoleh diharapkan diisi dengan sebenar-benarnya oleh responden biar dapat dideskripsikan bagaimana kondisi yang bekerjsama di lapangan. 
Penelitian survei dapat digunakan untuk maksud 
  1. penjajangan (eksploratif), 
  2. deskriptif, 
  3. klarifikasi (explanatory atau confirmatory), adalah untuk menerangkan relasi kausal dan pengujian hipotesa; 
  4. penilaian, 
  5. prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang mau datang, 
  6. observasi operasional, dan 
  7. pengembangan indikator-indikator sosial. 
  Teladan Makalah Bagian Iii Analisis Taktik Penemuan Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan
Kekuatan survei terletak pada data yang diambil pribadi dari objek yang diteliti dengan mengajukan pertanyaanya secara berstruktur. Kelemahan survei terletak pada apa yang dijawab oleh responden belum pasti sesuai dengan isi hati mungkin saja tanggapan yang diberikan cuma berupa refleksi sesaat dan bukan menurut apa yang dirasakan. Namun walaupun begitu, bukan berarti riset yang dilakukan sudah gagal, sebab riset yang dijalankan mengkonfirm apa yang kita hipotesiskan. Riset atau observasi dibilang gagal apabila tidak mengikuti kaedah-kaedah ilmiah yang sudah ditetapkan.
Menurut Singarimbun (1989), terdapat beberapa bagian dalam observasi antara lain 
  1. desain yang menggambarkan secara tepat fenomena yang mau diteliti yang umumnya dipakai untuk menggambarkan absurd: peristiwa, kondisi, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial; 
  2. proporsi yakni kekerabatan yang logis antara dua desain, dimana proporsi tidak memiliki format tertentu dan biasanya disuguhkan dalam bentuk kalimat peryataan yang menawarkan kekerabatan antara dua desain; 
  3. teori ialah serangkaian asumsi, rancangan, konstrak, defenisi, dan proporsi untuk menandakan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan korelasi antar konsep; 
  4. variable dipakai semoga mampu diteliti sacara empiris dengan mengambil dimensi tertentu, dalam observasi sosial terdapat dua macam bentuk variable yakni variabel katagorikal dan variabel bersambungan; 
  5. hipotesa dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih; 
  6. Defenisi operasional ialah rancangan-desain sosial yang diterjemahkan menjadi satuan yang lebih operasional. 
Kesemua komponen dalam penelitian tersebut saling terkait antara satu dengan yang yang lain. Yang paling penting dalam observasi survei yakni kita harus memperhatikan data yang kita kumpulkan karena data tersebut ialah data yang didapatkan secara pribadi dari objek observasi. Pengukuran data mampu dilaksanakan dengan derma angka-angka atau label kepada unit analisis untuk merepresentasikan atribut-atribut desain. 
Dalam proses pengukuran terdapat dua hal penting ialah konseptualisasi dan operasionalisasi. Konseptualisasi yakni bagaimana kita memproses formulasi yang ada dan menunjukkan penjelasaan atau pembagian terstruktur mengenai dari desain tersebut. Sebuah desain mampu mengacu pada katagori tunggal atau lebih, dimana nilai dari tiap katagori tersebut harus berlawanan. Namun walaupun begitu ada desain yang tidak bisa pribadi diamati misalnya dalam mengukur kebohongan. 
Pemilihan Sampel 
Research sampling atau study sampling memiliki kegunaan untuk mencari dan meneliti sebagian kecil dari obyek, suasana atau periswa. Sebagian individu yang diselidiki dalam observasi tersebut disebut sampel atau acuan, sedangkan semua individu yang diperoleh dari sampling tersebut disebut dengan populasi. 
Populasi yakni sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu. Anggota Populasi disebut unsur populasi. Penentuan populasi berlainan dengan unit analisis. Unit analisis bisa pada tingkat perorangan, golongan atau organisasi. Jika unit analisis adalah individual, maka populasi data akan memilih siapa dan berapa individu yang mau diteliti. Terdapat satu hal penting yang mesti diamati yaitu kondisi homogenitas populasi. 
Jika keadaan populasi homogen maka jumlah sampel tidak menjadi suatu urusan.akan tetapi jikalau kondisi populasi hetrogen, maka peneliti harus menilik katagori-katagori hetrogenitas dan seberapa besar populasi dalam setiap katagori yang ada. Peneliti mampu melakukan observasi kepada semua unsur populasi (observasi sensus), namun juga dapat meneliti sebagian dari komponen populasi (penelitian sampel). 
Alasan dilakukannya penelitian sampel: 
  • Jumlah komponen populasi relatif banyak. 
  • Kualitas data observasi sample sering lebih baik dibandingkan dengan penelitian sensus. 
  • Proses observasi dengan memakai sampel relatif lebih singkat daripada sensus. 
  • Penelitian sampel mampu menyingkir dari penelitian yang bersifat merusak. 
  Analisis Komunikasi Organisasi Vertikal Mengenai Masalah Kompensasi Insentif
Teknik-teknik Sampling 
a. Tenik random sampling (probability sampling) atau pengambilan sampling secara acak yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bantu-membantu memiliki potensi yang sama untuk diseleksi menjadi anggota sampel. 
b. Teknik non random sampling (non probability sampling) yaitu cara pengambilan sampel dimana tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang serupa untuk dipilih menjadi sampel penelitian. Penggunaan teknik non probability sampling ini sering kali dipakai dengan menimbang-nimbang faktorfaktor tertentu
Gambar  Teknik Pemilihan Sample  

Menurut Sutrisno (1995:71) ada beberapa isyarat dalam pengambilan sampel ialah; 
  1. tempat generalisasi; 
  2. penegasan sifat-sifat populasi; 
  3. sumber-sumber info tentang populasi; 
  4. besar kecilnya sample; dan 
  5. teknik sampling. 
Pencarian sample dengan cara sensus dijalankan alasannya komponen populasi relatif sedikit, variabilitas setiap elemen relatif tinggi (heterogen) dan untuk menjelaskan karakteristik setiap elemen dari sebuah populasi. Hubungan antara sample dengan populasi yaitu analisis data sampel menghasilkan statistik sampel yang digunakan untuk mengestimasi para meter populasinya. Selain itu, parameter yaitu ukuran depskripsi numeris yang dihitung dari pengukuran populasi. Statistik sampel digunakan untuk menciptakan inferensi tentang parameter populasinya. 
Gambar  Hubungan Antara Sampel Dengan Populasi
Prosedur pemilihan Sampel: 
1. Mengidentifikasi populasi sasaran 
2. Memilih kerangka pemilihan sample 
3. Menentukan sistem pemilihan sampel. 
4. Merencanakan mekanisme penentuan unit sampel.
 5. Menentukan unit sample 
Formula Pengukuran sample : 
n= Z2 σ2 / e 2 
Dimana: 
n = Sample size 
Z = indicates confidence level (95% = 1.96) 
σ = standard deviation of variable in population 
e = sampling error 
Kerangka sampel yaitu daftar bagian-komponen populasi yang dijadikan dasar untuk mengambil sampel. Unit sampel ialah suatu unsur atau sekelompok komponen yang menjadi dasar untuk diseleksi menjadi sampel. Pemilihan sampel dapat dilaksanakan satu tahap atau beberapa tahap. Elemen – unsur dalam unit sampel pada mekanisme penyeleksian sampel satu tahap yaitu sama dengan unsur-elemn dalam kerangka sampel. Rancangan penilaian yang bersifat teknis mengkhususkan unit atau unit analisis yang mau dijadikan kajian. 
Keputusan tentang sampel baik ukuran sampel dan taktik pengambilan sampel tergantung pada keputusan pokok ihwal ketepatan unit analisis untuk kajian yang mampu berupa perorangan, partisipan program, klien dan sebagainya yang ialah unit analisis. Terdapat dua macam cara teknik pengambilan sampel, adalah: 
1. Metode penyeleksian sampel probabilitas, adalah tata cara penyeleksian sampel secara acak. Setiap komponen populasi mempuyai probabilitas yang sama untuk dipilih menjadi sampel. 
Pemilihan sampel dengan tata cara ini bisa dikerjakan dari cara yang paling sederhana hingga yang kompleksitasnya tinggi. Yang tergolong dalam pemilihan sampel ini yaitu: 
a. Simple random sampling yaitu penyeleksian sampel dengan memakai angka random atau acak. Pengambilan sampel ini sering digunakan oleh peneliti apabila populasi yang diambil dari sampel merupakan populasi homogen yang hanya mengandung satu ciri.
Gambar Pengambilan Sampel dengan cara Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
 
Atau bisa juga dengan menggunakan tabel random, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
Gambar  Pemilihan Sampel Dengan Menggunakan Tabel Acak 
b. Sytematic sampling yakni pengambilan sampel secara sistematis
Gambar Pemilihan Sampel Secara Sistematis 
c. Stratified sampling yakni pengambilan sampel dengan cara bertingkat dan lazimnya dipakai oleh peneliti kalau di dalam populasi terdapat strata atau tingkatan antara satu kalangan dengan golongan lainnya. 
d. Cluster Sampling adalah pengambilan sampel dengan menentukan golongan tertentu secara acak dan biasanya digunakan oleh peneliti jika di dalam populasi terdapat kelompok yang memiliki ciri tersendiri.
Gambar Pemilihan Sampel Dengan Cara Cluster 
2. Metode penyeleksian sampel non-probabilitas ialah pengambilan sampel secara tidak acak atau sampel diambil tanpa melalui proses seleksi. Elemen-bagian populasinya tidak mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Yang tergolong dalam pemilihan sampel ini yakni: 
a. Convience sampling yaitu penyeleksian unit-unit evaluasi sesuai dengan observasi 
b. Purposive sampling umumnya dipakai oleh peneliti jikalau peneliti mempunyai pertimbangan-usulantertentu di dalam pengambilan sampelnya. 
c. Quota sampling 
d. Snowball sampling yaitu penyeleksian sampel berdasarkan karakteristik tertentu. 
Gambar  Tipe Pemilihan Sampel
4.7. Action Research 
Action research merupakan observasi yang berfokus langsung pada tindakan sosial. Empowering ada peneliti yang menggeluti pribadi ke kawasan penelitian alasannya adalah tidak mampu disurvei. Dengan mengerti dan mencatat pola-acuan yang ada. Secara metodologis tidak besar lengan berkuasa. Ada bentuk riset lain mungkin secara metodologi tidak besar lengan berkuasa tetapi ada knowladge yang mampu digali dari situ. 
Penelitian langkah-langkah (action research) adalah penelitian baik kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian tindakan yaitu cara melakukan dilema pada ketika yang serempak. Penelitian langkah-langkah ini merupakan tata cara yang didasarkan pada tindakan penduduk yang kerap kali diselenggarakan pada sebuah latar yang luas, seperti di rumah sakit, pabrik, sekolah, dan lain sebagainya.
4.9. Ethnographic Research 
Penelitian etnographi yaitu penelitian yang memfokuskan diri pada budaya dari sekelompok orang. Umumnya penelitian etnogarhi meneliti wacana budaya secara biasa . Penelitian ethographic nyaris sama dengan action riset. Penelitian ini lebih terkonsentrasi pada organisasi yang mendefenisikan grup of people. Misalnya kajian wacana pembagian irigasi di Bali (SUBAK). Masyarakatnya berkumpul untuk pembagian air ke sawah. 
4.10. Case Studies Research 
Studi kasus ialah observasi yang memusatkan perhatian pada sebuah perkara tertentu dengan memakai individu atau kelompok sebagai bahan studinya. Penggunaan penelitian studi perkara ini biasanya difokuskan untuk menggali dan mengumpulkan data yang lebih dalam kepada obyek yang diteliti untuk mampu menjawab urusan yang sedang terjadi. 
Sehingga mampu dibilang bahwa penelitian bersifat deskriptif dan eksploratif. Dalam penelitian studi masalah terdapat investigasi empiris perihal sesuatu fenomena yang ingin dipecahkan oleh peneliti. Apa yang dimaksud dengan fenomena dan semenjak kapan sesuatu itu disebut sebagai fenomena. Misalnya apa fenomena (kejadian, peristiwa) yang ada pada bidang IT. Bagaimana dan kenapa orang yang menggunakan IT ada yang gagal ada yang berhasil. Fenomena, bisa digali dengan melaksanakan penelitian studi kasus. Studi kasus yang diambil bisa berasal dari suatu organisasi, komunitas tertentu ataupun dengan cakupan yang lebih luas lagi. 
Penelitian case study (studi perkara) berbeda dengan observasi survei. Pada penelitian survei jumlah sampelnya cukup luas sedangkan pada case study jumlah sampel yang diambil sangat sedikit atau cuma beberapa orang saja. Namun persamaan diantara penelitian survei dan studi perkara yakni keduanya sama-sama menggali fenomena. 
Misalnya kita ingin menyaksikan bagaimana keadaan perusahaan bila kita ingin menerapkan atau memakai IRP. Untuk itu maka perlu dikaji contoh-acuan penerapannya diberbagai macam negara, di cari model dan polanya, setelah itu gres diujicobakan pada kasus yang mau kita teliti. Penelitian studi perkara datanya mesti berupa data primer. Data ini dapat dikumpulkan dalam bentuk dokumen-dokumen yang sudah divalidasi dan dijalankan verifikasi konfirmasi data ke primary source-nya. 
Dalam hal ini perlu dicari data primernya. Sumber data yang diambil dari tesis atau disertasi tidak bisa dipakai alasannya adalah data tersebut bukan data primer melainkan data tertier karena diambil dari data lain yang lalu dimasak. Kita bisa mencari pemecahan studi perkara tersebut dengan cara membangun polanya dari studi-studi yang sudah ada. Studi kasus ialah strategi observasi yang terkonsentrasi pada pengertian terhadap sesuatu yang dinamis dalam konteks tunggal. 
Studi kasus mampu melibatkan satu masalah atau lebih, dengan tingkat evaluasi yang berlainan-beda. Studi kasus dapat digunakan untuk menunjukkan gambaran kepada suatu persoalan, pengujian teori, atau pembentukan teori.