Abbas, Paman Kesayangan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam (Bagian 2)

Lanjutan dr Abbas, Paman Kesayangan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memuliakan pamannya, Abbas sebagaimana dia mencintainya. Beliau sering memuji & menyebutkan aneka macam kebaikan budinya, hingga beliau pernah berkata,

“Inilah Abbas bin Abdul Muththalib, orang yg paling senang memberi di Quraisy, & paling suka menyambung silaturahim di antara mereka.”

Abbas ialah orang yg suka berbuat baik pada kaumnya. Pikirannya cemerlang, akalnya luas, suka memerdekakan hamba sahaya, & tak menggemari perbudakan. Ia berperan dlm memberi minum jamaah haji & mempertahankan masjidil haram dgn tak membiarkan seorang pun menghujat di dlm masjid atau mengucapkan kata-kata yg jelek.

Abbas Radhiyallahu Anhu memiliki peran yg diakui pada insiden bai’at Aqabah yg kedua, tatkala delegasi Anshar tiba ke Mekah pada musim haji, yg terdiri dr tujuh puluh tiga laki-laki & dua orang perempuan.

Mereka tiba untuk menawarkan bai’at mereka pada Allah & Rasul-Nya, serta untuk membuat kesepakatan bareng Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam agar ia dapat berhijrah ke Madinah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberikan beita ihwal delegasi ini & pula ihwal bai’at yg akan mereka lakukan pada pamannya, sebab dia sangat mempercayai pamannya Abbas yg saat itu masih memeluk agama kaumnya.

Orang-orang Anshar berkumpul di luar kota Mekah dengan-cara sembunyi-sembunyi, kemudian datanglah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersama pamannya Abbas bin Abdul Muththalib Radhiyallahu Anhu yang sangat ingin menghadiri persoalan keponakannya & memastikannya untuk beliau.

Abbas ialah orang yg pertama kali berbicara ketika itu. Ia berbicara pada mereka untuk menjelaskan dgn terus terang tentang betapa besar tanggung jawab yg akan dipikul oleh mereka sebagai konsekuensi dr perjanjian itu, ia berkata,

  Ummu Salamah dan Kesabaran yang Mengangkat Derajatnya (Bagian 2)

“Wahai orang-orang Khazraj, bahu-membahu kedudukan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bagi kami ialah sebagaimana yg telah kalian pahami.

Kami sudah melindunginya dr kaum kami, dr orang-orang yg beropini sama dgn kami tentangnya, maka ia berada dlm proteksi dr kaumnya & jaminan keselamatan di negerinya.

Akan tetapi, ia lebih senang untuk bergabung dgn kalian & bareng -sama dgn kalian.

“Jika kalian yakin bahwa kalian mampu memenuhi apa yg kalian janjikan kepadanya, & melindunginya dr orang-orang yg menentangnya, maka kalian akan menanggung apa yg kalian janjikan.

Jika kalian merasa bahwa kalian akan menyerahkannya & mengkhianatinya sesudah membawanya bareng kalian kelak, maka tinggalkanlah ia dr kini.

Sesungguhnya ia berada dlm perlindungan dr kaumnya & jaminan keselamatan di negerinya sendiri.”

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Abbas, Paman Kesayangan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam (Bagian 3)