Tentukan Pola Irama Panjang Dan Pendeknya Bunyi Pada Lagu Berikut!

Tentukan pola irama panjang & pendeknya bunyi pada lagu berikut!
Cicak-cicak di dinding
Diam-diam merayap
Datang seekor nyamuk
Hap… kemudian ditangkap
HOTS​

Jawaban:

simbol panjang pendeknya på da sebuah æagu merupakan tanda yg memperlihatkan lagu tersebut dibunyikan panjang atu pendek

Jawab:
5. Perhatikan kutipan lirik lagu “Cicak di Dinding” berikut!
Datang seekor nyamuk
Tulislah kosakata yg hanya menampung bunyi pendek!
Jawab:

tolong bantu aku​

Jawab:<br />5. Perhatikan kutipan lirik lagu “Cicak di Dinding” berikut!<br />Datang seekor nyamuk<br />Tulislah kosakata yg hanya memuat bunyi pendek!<br />Jawab:</p>
<p></p>
<p>tolong bantu aku​” title=”Jawab:<br />5. Perhatikan kutipan lirik lagu “Cicak di Dinding” berikut!<br />Datang seekor nyamuk<br />Tulislah kosakata yg hanya memuat bunyi pendek!<br />Jawab:</p>
<p></p>
<p>tolong bantu saya​”/> </p>
<p></p>
<p><strong>Jawaban:</strong></p>
<p></p>
<p>NYAMUK </p>
<p></p>
<p></p>
<p>maff klo slhh </p>
<p></p>
<p>semoga mambantu</p>
<p></p>
<h2><span class=TULISLAH KOSAKATA YANG

HANYA MEMUAT BUNYI PENDEK

kosakatanya contohnya : plak… cring…

tuliskanlah kosakata yg hanya menampung bunyi pendek​

contohnya : plak… crying…

klarifikasi

biar berfaedah

maaf kalau salah

Perhatikan cuilan lagu “cicak di dinding” berikut!

Datang seekor nyamuk

Tulislah kosakata yg hanya menampung bunyi pendek!

Lagu “Cicak di Dinding” merupakan salah satu lagu-lagu anak yg cukup terkenal hingga saat ini. Lagu ini terutama populer di kalangan bawah umur yg lahir & tumbuh di sekitar tahun 1990-an atau yg sering pula disebut dgn angkatan 90-an.

Lagu ini cukup terkenal karena selain mempunyai lirik yg mudah diingat bahkan oleh anak kecil sekalipun, lagu ini pula sungguh menarik dengan-cara nada & iramanya.

Sekarang, mari kita kembali ke pertanyaan di atas. Salah satu lirik dlm lagu “Cicak di Dinding” ialah frase “datang seekor nyamuk.”
Sedangkan soal ini meminta kita untuk mencari tahu kosakata dlm frasa tersebut yg hanya memuat bunyi pendek.

Dalam bahasa Indonesia, bunyi pendek merupakan salah satu jenis bunyi bahasa.
Bunyi bahasa sendiri mampu diartikan selaku bunyi yg dihasilkan oleh pita suara selaku alat ucap insan. Para jago mengelompokkan bunyi bahasa menjadi 3 kelompok besar menurut pengucapannya, yakni:
1. Bunyi nasal & oral
Bunyi nasal & oral yakni kategori pertama bunyi bahasa. Kategori ini didasarkan pada keluarnya udara melalui rongga hidung manusia.

Bunyi nasal adalalh bunyi yg kita keluarkan melalui rongga hidung dgn cara menurunkan langit-langit lunak & ujung anak tekak.
Sementara itu, yg dimaksud dgn bunyi oral ialah bunyi yg keluar cuma melalui rongga mulut, sementara langit-langit lunak & ujung anak tekak naik.

2. Bunyi keras & lunak
Bunyi keras & lunak merupakan jenis bunyi bahasa yg didasarkan pada kekuatan arus udara yg kita keluarkan tatkala suatu bunyi kita ucapkan.

Suatu bunyi bahasa mampu digolongkan sebagai bunyi keras apabila pengucapannya diikuti dgn arus udara yg besar lengan berkuasa. Sedangkan bunyi bahasa tergolong bunyi yg lunak jika pengucapannya tak dibarengi arus udara yg berpengaruh.

Salah satu teladan dr bunyi bahasa keras & lunak mampu ditemukan pada kombinasi pengucapan aksara e. Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal 2 jenis pengucapan aksara e, yakni e taling & e pepet.
Contoh pengucapan aksara e dengan-cara keras dapat didapatkan pada kata berikut:
Esa, bejana, entok, lempar, lesehan, lele, lem

Sedangkan teladan pengucapan aksara e dengan-cara lunak mampu ditemukan pada kata-kata berikut:
Lesu, lemah, lentur, lemari, lembur, lembek, lemper dll.

3. Bunyi panjang & pendek
Kategori bunyi bahasa yg ketiga adalah bunyi panjang & pendek. Kategori ini didasarkan pada lamanya suatu bunyi diucapkan. Suatu bunyi dikatakan panjang jika bunyi tersebut diucapkan dgn vokal yg panjang. Sementara itu, bunyi bahasa tergolong pendek jika bunyi tersebut diucapkan dgn vokal pendek.

Berangkat dr penggolongan ini, maka kita dapat mengenali bahwa dr frase di bawah ini:
“Datang seekor nyamuk”

yang termasuk bunyi pendek yakni kata “datang” & “nyamuk”.

Kata “seekor” tak termasuk bunyi pendek karena diucapkan dgn vokal yg lebih banyak jikalau dibandingkan dgn kata ‘tiba’ & ‘nyamuk’.

Contoh lain perihal bunyi bahasa dapat ananda dapatkan pada halaman berikut ini:
https://Wargamasyarakatorg .co.id/peran/13819396

Kesimpulan:
Suatu bunyi dibilang panjang jikalau bunyi tersebut diucapkan dgn vokal yg panjang. Sementara itu, bunyi bahasa tergolong pendek bila bunyi tersebut diucapkan dgn vokal pendek.

Kelas: IX
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Kategori: Gaya Bahasa
Kata kunci: bunyi bahasa, fonem, bunyi panjang, pendek, keras, lunak, nasal, oral

  Passing Pendek Dalam Sepak Bola Dilakukan Menggunakan Kaki Bagian​