Ciri lazim kisah khayalan sebagai salah satu jenis teks narasi;
- 1. Mengandung keajaiban/keanehan/kemisteriusan
Cerita khayalan mengungkapkan faktor-faktor supernatural/kemisteriusan, kegaiban yang tidak ditemui di dunia positif. Cerita khayalan berupa dongeng fiksi bergenre imajinasi (dunia imajinatif yang diciptakan penulis). Pada kisah imajinasi peristiwa atau keadaan tidak mungkin menjadi biasa atau mungkin.
- 2. Memiliki ide cerita
Ide cerita terbuka terhadap daya khayal penulis. Ide penulis tidak dibatasi oleh realitas atau realita. Ide dongeng juga berbentukirisan dunia aktual dan dunia khayal yang diciptakan pengarang. Ide kisah bersifat sederhana, tetapi mampu menciptakan pesan yang menawan. Tema kisah khayalan yakni mistik, supernatural, atau futuristik. Contoh dongeng imajinasi ialah Jungle Books.
- 3. Menggunakan latar lintas ruang dan waktu
Peristiwa yang dialami tokoh terjadi pada dua latar yaitu latar yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Alur dan latar kisah khayalan mempunyai kekhasan. Rangkaian insiden kisah imajinasi memakai aneka macam latar yang menerobos dimensi ruang dan waktu. Jalinan kejadian pada dongeng imajinasi berpindah-pindah dari aneka macam latar yang melintasi ruang dan waktu.
- 4. Tokoh unik atau memiliki keampuhan
Tokoh dalam kisah khayalan lazimnya unik dan tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh cerita mempunyai keampuhan tertentu. Tokoh mengalami insiden misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari. Tokoh mengalami insiden dalam berbagai ruang dan waktu.
- 5. Bersifat fiksi
Cerita imajinasi bersifat fiksi (bukan insiden faktual). Cerita imajinasi mampu diilhami oleh latar faktual atau objek dalam kehidupan sehari-hari, namun diberi unsur khayalan. Imajinasi yang digunakan penulis mesti sesuai dengan pengamatan yang sudah dilakukannya.
- 6. Bahasa
Penggunaan persamaan kata dengan emosi yang berpengaruh dan kombinasi kata cukup menonjol. Bahasa yang dipakai variatif, ekspresif, dan memakai ragam percakapan sehari-hari (bukan bahasa formal).