Prinsip Kerja Rangkaian Pemancar Dan Akseptor Infra Merah

Gambar Rangkaian Pemancar dan Penerima Infra Merah Prinsip Kerja Rangkaian Pemancar dan Penerima Infra Merah

 

 

 

 

 

 

 

Gambar Rangkaian Pemancar dan Penerima Infra Merah

 

Untuk rangkaian pemancar dan akseptor infra merah diatas ialah rangkaian elektro yang sangat sederhana, dengan begitu kita bisa memahami dengan mudah prinsip kerja dari rangkaian infra merah. Pada dasarnya rangkaian infra merah diatas sama mirip rangkaian transistor pada umumnya, hanya saja pada foto transistor tidak terdapat terminal basis namun digantikan dengan sinar infra merah yang mengenainya.

Pada rangkaian pemancar infra merah diatas hanya memakai satu buah resistor dan led infra merah, resistor berkhasiat untuk menghalangi arus supaya arus yang lewat led tidak terlalu besar sehingga led tidak akan rusak atau dengan kata lain tegangan yang jatuh pada led tidak akan semuanya 9 volt tetapi mengembangkan dengan resistor 680 ohm. Prinsipnya peran dari rangkaian pemancar ini cuma untuk menyalakan led infra merah.

Kemudian pada rangkaian peserta memakai foto transistor sebagai sensor dan VR1 selaku pengatur kepekaan rangkaian tersebut. Pada saat foto transistor tidak mendapat pasokan cahaya infra merah, maka terminal kolektor dan emitor dari foto transistor seperti saklar terbuka. Kondisi ini sama dengan keadaan jikalau basis transistor tidak mendapatkan supply arus. Kemudian pada dikala led pemancar di arahkan ke foto transistor maka kolektor dan emitor dari foto transistor bagai saklar tertutup dan akan mengaktifkan transistor Q2. Dengan aktifnya transistor Q2 maka solenoid akan bergerak. VR1 dipakai untuk mengatur kepekaan dari rangkaian ini, makin kecil nilai VR1 maka kian berkurang kepekaan dikarenakan arus dari emitor foto transistor lebih banyak melewati VR1 dibanding basis Q2. Atau dengan kata lain tegangan yang jatuh pada VR1 akan semakin kecil dibanding tegangan Vce foto transistor Q1 dengan berkurangnya resistansi sesuai dengan hukum pembagi tegangan. Tetapi jikalau niali VR1 diperbesar maka tegangan yang hendak jatuh pada VR1 akan semakin besar pula. Kenaikan tegangan pda VR1 akan menciptakan arus basis Q2 kian besar alasannya adalah antara VR1 dan tahanan basis R1 terhubung parallel.