Pengertian Anecdote Text, Tujuan, Languange Feature, & Generic Structure – Apakah sobat – sobat pernah membaca suatu teks yang lucu atau mengandung cerita yang tidak lazimsehingga membuat kalian kagetatau mungkin tertawa? Jika pernah, artinya kalian pernah membaca Anecdote Text atau dalam Bahasa Indonesia disebut ‘teks anekdot’. Lalu apakah Anecdote Text tersebut? Berikut adalah klarifikasi lengkap perihal Anecdote Text.
Daftar Isi
Pengertian Anecdote Text
Kata ‘Anecdote’ bahwasanya berasal dari bahasa Yunani (Greek) adalah ‘Anekdota’ yang mempunyai arti ‘unpublished’ atau dalam Bahasa Indonesia memiliki arti ‘tidak diumumkan’ atau ‘tidak dipublikasikan’. Dalam Bahasa Inggris sendiri, kata ‘Anecdote’ dipakai sebagai ungkapan untuk sebuah cerita diam-membisu atau kisah langsung. Namun, kini kta ‘Anecdote’ sudah mengalami pergantian makna dan juga pemahaman istilah menjadi sebuah cerita lucu. Pengertian Anecdote Text yakni a text which deals with something unexpected or out of ordinary that usually contains some amusing or unusual incidents. Artinya, Anecdote Text merupakan sebuah teks yang berhubungan dengan sesuatu yang tidak disangka-sangka atau tidak lazimterjadi yang mengandung beberapa insiden yang menghibur atau bahkan peristiwa yang tidak lazim.
Tujuan Anecdote Text
Dari pengertian di atas, kita sudah mampu mengenali tujuan dari Anecdote Text yaitu to tell the past events in order to amuse the readers or listeners by telling the unusual and/or amusing incidents. Artinya, tujuan Anecdote Text yaitu untuk menceritakan kejadian yang terjadi di periode lampau untuk menghibur para pembaca atau para pendengar dengan menceritakan beberapa peristiwa yang tidak lazimdan/ atau kejadian yang menghibur.
Struktur Kebahasaan Anecdote Text (Generic Structure of Anecdote Text)
Sama halnya mirip jenis teks lain dalam Bahasa Inggris, Anecdote Text pun memiliki struktur kebahasaan (Generic Structure) sebagai berikut:
1. Abstract
Abstract ialah bab pertama dari Anecdote Text. Bagian ini berisi tabrakan pena singkat dari sang penulis perihal sesuatu yang unik atau tak umum sehingga menciptakan para pembaca atau pendengar penasaran dan tertarik untuk membaca atau menyimak kisah tersebut lebih lanjut. Biasanya, pada bab Abstract penulis akan mengawalinya dengan mengajukan suatu pertanyaan. Akan tetapi tidak semua bab Abstract terdapat pertanyaan untuk memulai teks tersebut. Adanya pertanyaan atau tidak itu tergantung oleh sang penulis dan gaya penulisannya.
2. Orientation
Bagian selanjutnya dari Anecdote Text merupakan Orientation. Pada bab ini, sesudah sukses membuat para pembaca atau pendengar penasaran dan terpesona untuk membaca atau mendengarkan lebih lanjut, penulis kemudian mengenalkan tokoh, waktu, serta setting tempat dari cerita tersebut. Bagian ini memiliki fungsi yang serupa mirip bab Orientation pada Narrative Text.
3. Crisis
Setelah Orientation, bab berikutnya yaitu Crisis. Bagian Crisis merupakan bagian dimana sang penulis mempertegas atau menerangkan lebih lanjut mengenai hal unik atau tak umum yang telah dia ceritakan secara singkat pada bab Abstract. Bagian Crisis mempunyai fungsi untuk mengembangkan curiosity graphic (grafik penasaran) dari para pembaca atau pendegar sehingga mereka akan membaca atau menyimak kisah lebih lanjut.
4. Incident atau Reaction
Setelah Abstract, Orientation, dan Crisis, bagian berikutnya yaitu Incident atau Reaction. Bagian Incident atau Reaction berisi pemecahan duduk perkara yang dijalankan oleh pelaku kisah tersebut dalam mengakhiri peristiwa ganjil dalam dongeng tersebut. Disinilah para pembaca atau pendengar akan menurunkan curiosity graphic (grafik penasaran) mereka karena yaitu mereka telah menemukan pemecahan problem dari bab Crisis. Selain itu, pada bab inilah para pembaca atau pendengar mendapatkan hal yang mempesona atau bab yang lucu dari pemecahan persoalan tersebut.
5. Coda
Coda ialah bab terakhir dari Anecdote Text. Bagian ini berisi kesimpulan yang mampu diambil dari cerita lucu tersebut dan biasanya mengundang tawa dari para pembaca atau pendengar. Namun, bagian ini tak selalu ada dalam Anecdote Text.
style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>
Ciri Kebahasaan Anecdote Text (Language Feature of Anecdote Text)
Anecdote Text memiliki beberapa ciri kebahasaan (Language Feature), yaitu:
1. Menggunakan Past Tense
Anecdote Text memakai aneka macam macam Past Tense, ibarat Simple Past Tense, Past Continous Tense, atau Past Perfect tense.
Contoh: When my family and I went to a zoo in my city, I saw a man dancing belly dance with a monkey.
2. Menggunakan Exclamation (Kata Seru)
Anecdote Text memakai beberapa kata seru.
Contoh: How weird that man is! (sangat sangat abnormal lelaki itu), what a very wonderful day! (sangat hari yang sangat indah).
3. Menggunakan Conjunction of Time (Kata Sambung Waktu)
Anecdote Text memakai kata sambung waktu untuk memberikan urutan peristiwa dalam dongeng tersebut.
Contoh: lately, firstly, after, before, finally, etc.
4. Menggunakan Rhetoric Question
Anecdote Text juga memakai Rhetoric Question. Rhetoric Question merupakan jenis pertanyaan yang tidak memerlukan tanggapan alasannya ialah sang penanya lebih mengetahui jawab dari pertanyaan tersebut. Biasanya, Rhetoric Question digunakan supaya adanya interaksi dengan para pembaca atau pendengar.
Contoh: Do you know what? (kau tahu apa?), do you know why? (kamu tahu kenapa?)
5. Menggunakan Intensity Word
Selain itu, Anecdote Text juga menggunakan Intensity Word, yaitu kata yang dipakai untuk menawarkan intensitas untuk membuat kisah lebih terdramatisir.
Contoh: really good, very, very much, pretty much, dan sebagainya.
Demikianlah pemahaman, tujuan, generic structure, dan ciri dari Anecdote Text. Semoga penjelasan di atas berguna dan mampu memperbesar ilmu teman – teman semua. Terima kasih.
Baca Juga:
2 Contoh Anecdote Text dan Artinya Terbaru
5 Iklan Bahasa Inggris Tentang Shampoo
4 Iklan Bahasa Inggris Tentang Sabun Terbaru
Sumber https://www.kakakpintar.id