√ Selesai Adanya Stratifikasi Dan Diferensiasi Sosial

Akibat Adanya Stratifikasi dan Diferensiasi Sosial – Dalam realita kehidupan bermasyarakat kadang kala kita dapatkan adanya gejala pelapisan sosial atau stratifikasi sosial dan perbedaan sosial atau diferensiasi sosial. Stratifikasi sosial adalah pengklasifikasian warga penduduk ke dalam segmentasi kelas secara vertikal, yang berupa tingkatan sosial penduduk yang paling tinggi hingga pada tingkatan yang terendah. Sedangkan diferensiasi sosial lebih cenderung terhadap penggolongan penduduk secara horizontal atau tidak bertingkat. Contohnya pengklasifikasian masyarakat yang didasarkan pada suku, ras, agama, dan jenis kelamin.

Sebagai acuan ilustrasi, dalam sebuah lingkungan masyarakat ada seorang cowok berjulukan Agus yang berusia 23 tahun. Agus memiliki seorang tetangga yang juga ialah adik tingkatnya di kampusnya yang berjulukan Sholeh yang berusia 20 tahun. Dalam tingkatan umur dua-duanya termasuk kategori dewasa, namun terlihat terang bahwa Agus mempunyai usia yang lebih renta 3 tahun dari Sholeh. Perbedaan tingkatan yang ada pada Agus dan Sholeh yakni perbedaan stratifikasi ialah usia. Agus beragama hindu bersuku bangsa Bali, sedangkan Sholeh beragama islam dan bersuku bangsa Padang. Diferensiasi sosial dari sisi ini memperlihatkan perbedaan dalam hal suku bangsa dan agama. Bukan dalam hal mana yang lebih tinggi kedudukannya jika hanya sebatas agama dan suku bangsa yang menjadi tolok ukurnya.

Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, kadang-kadang karena-alasannya stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial dijadikan suatu argumentasi untuk berkonflik. Meskipun ada pula sekelompok kelompok agama atau ras tertentu yang kadang-kadang mengklaim bahwa identitas kesukuan serta agamanya lah yang mempunyai keunggulan ketimbang suku dan agama diluar identitasnya. Peryataan tersebut yakni sebuah pengertian definitif dari suatu ungkapan yakni primodialisme, ialah menilai identitas kesukuan serta agamanya lah yang lebih unggul dari lainnya. Dampak selanjutnya ialah terjadinya pikiran bahwa individu atau kolektivitas mempunyai kebudayaan yang paling baik, unggul, dan berbobot dari pada kebudayaan miliki suku bangsa yang lainnya dan cenderung menganggap remeh kepada budaya lain tersebut. Inilah yang disebut dengan istilah ethnosentrisme.


style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>

Selanjutnya diferensiasi antar jenis kelamin, pikiran ini menyatakan bahwa seseorang yang bergender tertentu merasa lebih baik dan lebih tinggi derajatnya dari gender yang lain. Misalnya saja asumsi bahwa kaum pria jauh lebih baik dan lebih tinggi tingkatan derajat sosialnya ketimbang kaum perempuan. Anggapan seperti ini masih mengakar kuat dalam kultural banyak etnis di dunia.

Stratifikasi sosial juga berpengaruh pada konflik serta integrasi sosial. Hal tersebut dikarenakan stratifikasi sosial berpotensi menyebabkan adanya kesenjangan sosial dalam kehidupan bermasyarakat yang pada risikonya juga memiliki peluang menjadikan pertentangan serta sanggup menjadi sebuah ancaman bagi negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). Diferensiasi sosial juga bisa menimbulkan adanya suatu konflik dikarenakan terdapatnya perbedaan suku, ras, dan agama.

Kenyataan bahwa manusia mempunyai latar belakang yang berlainan-beda, apakah itu berlawanan dalam hal stratifikasi ataupun diferensiasi, kedua-duanya memiliki potensi pertentangan sosial yang cukup besar. Stratifikasi sosial ialah suatu gejala ilmiah yang tidak mungkin untuk ditiadakan. Hal ini merupakan suatu konsekuensi real dari beberapa faktor yang terdapat dalam kehidupan insan, diantaranya yaitu aspek keturunan, faktor, pendidikan, faktor, kekayaan, aspek kedudukan, dan masih banyak aspek yang lain yang termasuk ke dalam stratifikasi sosial.

Adanya stratifikasi sosial akrab kaitannya dengan nilai-nilai yang berguna dan terhormat. Status sosial yang ada pada seorang individu juga diiringi dengan konsekuensi kepada suatu peranan seorang individu dalam sebuah kehidupan bermasyarakat. Status tersebut terwujud dalam peranan yang tercermin dalam sebuah interaksi sosial. Pemahaman pada sebuah sistem sosial amat dibutuhkan biar mampu mengamati relasi antara status dan peranan sosial dalam sebuah interaksi sosial.

  √ 7 Aspek Yang Mensugesti Fotosintesis

Sumber :

http ://www.materisma.com/2015/01/dampak-diferensiasi-dan-stratifikasi.html?m=0


Sumber https://www.kakakpintar.id